Love Really Hurts

BE A GOOD READER ^_^ RCL PLEASE, atleast put one comment below thankyou~ arigatou~ gomapta~ kkk *bows*

-This motion picture photos / cover are protected pursuant to the provisions of the laws of the Republic of Indonesia and other countries. Any authorized duplication and/or distribution of these photos / cover may result in civil liability and criminal prosecution-

-This work of fiction, the characters, incidents, and locations portrayed and the names herein are fictious, and any similiarity to or identification with the location, name, characters or history of any person, product, or entity is entirely coincidental and unintentional-

OneWord: Everything i have been written here and in many other pages or blog are pure and clearly and fresh came out of my brain. Totally my idea, my characters i know and i have around my brain, i never tryna plagiarism to another FF’s author so DON’T EVEN TRY TO COPY AND PASTE THIS MY FF WITHOUT MY PERMISSON although it is just for you collection, or just reading or any other reasons can’t be accepted. Be A good reader / appreciator, leave any comments, Don’t be a Plagiarism, Everyone may read and i never put NC inside. Enjoy and sorry for Typo everywhere J
~~~
-Maaf jika ada kesamaan jalan cerita maupun cast, tapi saya membuat FF ini murni dari otak saya dan ide saya sendiri. Saya tidak pernah bermaksud memplagiat atau mengcopy paste FF manapun. Jikalau saya terinspirasi dari suatu FF, maka saya akan menyertakan link hidup original FF nya. Sekian-




Cast:
  •   Kim Jong Woon a.k.a Yesung as himself
  •   Author as Park Yoon Mi
  •   Other Cast hehe^^

Rating : PG 17+

Lenght : Oneshoot +10.000 [songfic]

Genre : Blue, Romance, December Atmosphere, New Year, Your Own Feel ^^ ᄏᄏᄏ

Author : Seon Da Eun [Yekyung]

Disclaimer : They have their own world, they have their own characters, i just write what wanna write. They are for theirselves, they are not mine. OC and typo might be appears here and there. LEAVE  ANY COMMENT, thankyou. J


[[[

            Bulan Desember berada di sudut senja, tepat pukul 6 sore, saat matahari timur mulai menutup jendela di barat dan bintang-bintang timur mulai bangkit dari peraduan. Kala semua penghuni cakrawala 6 sore itu mulai lengah dan berjalan gontai ke rumah, menemui keluarga yang sudah menunggu sejak pukul lima. Dari sudut jalan sebuah bayangan langkah kaki yang tengah berjalan menuju arah Utara dari arah Selatan tampak memenuhi pandangan mata seorang namja yang duduk termangu di sudut jalan yang lain. Namja itu tambak bahagia dan segera berdiri, tak sabar menanti langkah itu berdiri tepat di depannya. Namja itu tersenyum simpul mengarah pada langkah itu.
            Tap! Tap! Tap! Deru suara langkah itu mendekat, bukan berlari, hanya saja berjalan sedikit lebih cepat. Sesaat setelah sampai di depan namja itu, namja itu segera mengulurkan tangannya. Disambutnya tangan itu dan mereka pun berjalan bersama memebelah jalanan kompleks begitu bahagia.
“Mianhae~ Kau pasti sudah lama menunggu, geuraeyo?” tanya Yoon Mi sambil tersenyum bahagia ke arah namja itu.
“Anio~ aku baru sampai lalu kau datang,” respon namja itu. Namja itu juga tersenyum tak kalah bahagianya dengan Yoon Mi. Ya, Park Yoon Mi adalah nama lengkapnya. Nama yang begitu dielu-elukan namja yang kini menggandeng tangannya erat. Seorang yeoja yang begitu dinantikan kehadirannya sejak pukul lima sore tadi.
“Yesung oppa?”
“Ye?”
“K-Kau tampak keren dengan setelan blazer hitam itu ᄏᄏᄏ” puji Yoon Mi. Dia terkekeh karena malu setelah mengucapakan kalimat pujian itu.
“Geuraeyo?” tanya namja itu tak percaya. Namja itu semakin tak karuan dan tampaklah pipinya memerah karena malu. Namja itu tersenyum senang dan semakin mempererat gandengannya pada Yoon Mi.
“Wanita penjerat, ya?” goda namja itu melirik Yoon Mi nakal. Yoon Mi terkekeh lagi.
“Nde! Aku tidak sedang bercanda...” elak Yoon Mi. Yoon Mi mendadak kikuk dan tak berani menatap mata Yesung. Ya, Yesung. Nama namja yang sedari tadi bergeming untuk menampakkan diri itu adalah Yesung.
Assa!” pekik Yesung kegirangan karena berhasil membuat Yoon Mi kikuk.
Wae?” tanya Yoon Mi heran. Yesung hanya menggelengkan kepala dan terus mengayunkan lengan Yoon Mi yang digandengnya.
“Yesungie, ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan,” ucap Yoon Mi serius.
“Sesuatu? Aaa... bukankah ulang tahunmu masih beberapa hari lagi?” Yesung semakin penasaran dan menatap Yoon Mi dengan memasang wajah lugu. Yoon Mi yang mulai merasa menang segera menarik lengan kiri Yesung mengikuti kemana arah kaki Yoon Mi berlari. Yesung, dibalik derai rambut Yoon Mi yang berkibar karena angin lembut Desember itu lantas tersenyum geli melihat tingkah Yoon Mi.
Tak lama setelah mereka memotong jalanan salju yang turun menyemarakkan Seoul malam itu, mereka pun sampai di sebuah bukit kecil yang tertutup salju. Bukit itu terletak tak jauh dari rumah Yoon Mi. Bukit yang tak terlalu tinggi itu tampak indah dibalik sebuah pohon beranting kering akibat musim dingin. Walau tampak landai, jika berjalan mendekat dan melihat pemandangan dari atas bukit, tampaklah sejuntai jurang yang tak begitu dalam dibaliknya. Tak semengerikan itu, jika berdiri diatas bukit itu atau duduk di sebuah kursi panjang tepat di puncak bukit itu, tampak pula Seoul yang gemerlap di malam hari.
“Whoaaaa! Rutinitas kerjaku membuatku mual! Aku ingin sekali ke tempat ini sejak lama. Oppa! Kau tahu? Ini tempat bermainku dengan teman-teman sewaktu kecil!” teriak Yoon Mi bahagia. Yesung yang masih terpaku menatap Seoul dari atas bukit itu tersadar dan segera mengumbar senyum ke arah Yoon Mi.
“Oh, nde?”
“Nde?” Yoon Mi bertanya balik. “Aaa! Inilah yang aku bilang tadi, aku ingin menunjukkan ini padamu, Oppa,” Yoon Mi lantas mengumbar senyum bahagia.
“Chagiya, kau tahu ini tempat terindah yang pernah aku tahu,” respon Yesung senang. Yoon Mi tertawa geli.
“Oppa? Chagi? Yesungie....” panggil Yoon Mi bernada sedikit kesal. “Kau ini! sudah berapa tahun hidup di Seoul? Bagaimana bisa tidak menemukan tempat sekeren ini? ᄏᄏᄏ jangan aneh-aneh ya?” Yoon Mi menatap Yesung bercanda. Tampak sekali keluguan Yesung saat itu.
“Ada ribuan tempat serupa dengan bukit masa kecilku ini mana mungkin kau tidak menemukan satu pun?!” lanjut  Yoon Mi.
Sementara Yesung terperangah dengan kalimat Yoon Mi.  Yoon Mi berputar-putar sambil merentangkan kedua tangannya serta menatap langit yang menghujaninya dengan butiran salju. Yoon Mi tampak begitu bahagia.
“Ya, rutinitasku juga membuatku mual. Aku jadi tidak pernah tahu kalau ada tempat... Ya! Berhentilah berputar-putar, nanti kau mabuk!” nasihat Yesung lembut.
Yoon Mi segera menghentikan putarannya dan berjalan ke arah Yesung. Yoon Mi memeluk Yesung untuk beberapa saat. Yesung sangat senang sekali. Setelah melepaskan pelukannya, Yoon Mi segera menarik lengan Yesung dan mengajaknya duduk di sebuah bangku panjang yang terletak di puncak bukit. Yesung tersenyum dan mengangguk mengiyakan permintaan Yoon Mi. Mereka berdua duduk berdampingan di bangku itu. Mereka bercanda dan saling tersenyum satu sama lain. Mereka begitu menikmati minggu  terakhir Desember mereka dengan bahagia, seolah-olah merekalah pasangan paling bahagia di dunia. Seolah mereka takkan pernah berpisah. Seolah tak ada rintangan apapun dalam perjalanan mereka. Sejenak mereka bersitirahat dari panjangnya kisah kasih mereka.
Suasana semakin dingin, salju yang turun juga semakin banyak. Bahkan ranting-ranting pohon yang tadinya belum tertutup salju kini perlahan mulai tertutup salju. Tak terasa mereka telah menghabiskan waktu cukup lama. Mulai topik pekerjaan, bercanda, topik kisah masa kecil, sampai kisah kasih mereka yang telah berjalan lima tahun.
“Aku ingin menghabiskan sisa hidupku dengan oppa,” gumam Yoon Mi lembut. Yesung tampak memerhatikan Yoon Mi dengan ekspresi begitu khawatir.
“Apa kau takut aku menghilang?” tanya Yesung membuyarkan lamunan Yoon Mi. Yoon Mi segera mengelak dan tertawa lepas. Rasanya begitu aneh.
“Aaaa! Kita kan sudah berjanji bersama sampai kapanpun. Kalau aku hidup lagi di kehidupan selanjutnya, aku ingin tetap terlahir seperti i...” ucapan Yoon Mi terhenti. Tersungging senyum yang dipaksakan. Yesung jelas sekali melihat itu. Yesung pun mulai sedikit merasa ada yang salah dengan hari ini.
“Aku ingin tetap terlahir sebagai yeoja yang dicintai oleh seorang Kim Jong Woon sampai kapanpun!” ucap Yoon Mi tiba-tiba. “Selamanya!” lanjut Yoon Mi.
Ucapan itu tentu saja langsung membuang kecurigaan Yesung. Yesung pun tersenyum lega dan segera memeluk Yoon Mi erat. Yoon Mi hanya diam terpaku di balik dekapan Yesung dan mulai menenggelamkan rasa dingin yang menyelimuti hatinya. Kehangatan kini dirasakan oleh Yoon Mi, berbaur dengan aroma Yesung yang menyeruak dari balik jaket blazer hitam yang dipakainya.
“Aku akan tetap bersamamu~” bisik Yesung.
Yoon Mi merasa tergetar. Tatapan matanya berkaca-kaca. Lama ia tak memberi respon dan akhirnya Park Yoon Mi tak mampu lagi menahan air matanya. Dia menangis sedalam-dalamnya di benaman dada Yesung. Yesung hanya bisa memeluk Yoon Mi dengan penuh kasih seolah tak ingin melepaskannya.
“Jangan takut... aku akan selalu bersamamu... aku takkan pernah meninggalkanmu...” bisik Yesung lembut.
“Yaksok?” tanya Yoon Mi dalam posisi tetap di pelukan Yesung.
“Tentu saja, aku berjanji padamu. Apa pernah aku tidak menepati janji?” Yesung semakin memeluk erat tubuh Yoon Mi. Begitu pula Yoon Mi.
“Selamanya jangan pergi dariku...”
“Nde~ Aku akan selalu berada disisimu, seperti bintang aku akan selalu menjadi  penunjuk arah bagimu, seperti bulan yang selalu menerangi malamu, seperti matahari kan selalu menyinari siangmu... aku akan menjadi hantu di hidupmu!” ledek Yesung dalam kata-kata puitisnya.
“Hantu? Mengerikan sekali!”
“Tidak hanya hantu! Aku akan menjadi mimpi di tidurmu!” sahut Yesung.
“Kau hantuku! kau mimpiku!” Yoon Mi pun tersenyum menang. Mereka tampak sangat bahagia.
“Oppa?” tanya Yoon Mi. Yesung melepaskan pelukannya dan menatap wajah Yoon Mi dengan sedikit menunduk.
“Eo?”
“Ini kan minggu terakhir Desember, dan sudah mau tahun baru...”
“Lalu?” tanya Yesung.
“Aku sudah memberitahumu kalau di acara tahun baru kamu harus datang kan?” tanya Yoon Mi antusias.
“Oh nde aku tidak akan lupa itu...” Yesung tersenyum sambil mengelus pelan poni Yoon Mi.
“Beritahu aku kado apa yang akan kau berikan???” tanya Yoon Mi manja dengan nada sedikit memohon.
“Ani! Aku tidak akan memberitahumu!”
“Aissh kenapa kau jadi kakek pelit begini? Kajja beritahu aku~~~” pinta Yoon Mi sambil memegangi tangan Yesung. Yesung tertawa geli.
“Kau ini kapan dewasanya? Selalu saja childish~ ᄏᄏᄏ aku tidak mau! Tetap saja tidak mau!”
“Wae???” tanya Yoon Mi memelas. Jelas sekali dia sangat sebal, mulutnya yang manyun dan matanya yang polos cukup menunjukkan betapa Yoon Mi sangat mengharap Yesung memberitahunya.
“Kau ini aisssh~ aku tidak akan mau memberitahumu, titik. Lagipula bukan surprise namanya kalau kuberitahu sekarang~” elak Yesung sok romantis. Yoon Mi pun mengulas senyum menang dan segera memeluk Yesung. Yesung terkejut.
ᅘᅘ!! Yoon Mi-ku yang childish...” gerutu Yesung.
“Mwo?! Jangan panggil aku begitu!”
“Ani! Kau pantas dipanggil begitu!”
“Aku tidak mau, oppa~!!!”
“Harus mau!”
“Andwae!”
“Ne!”
“Mwo??!!!” Yoon Mi melotot dan segera mencubit lengan Yesung keras.
“Awww~~ apayo!” erang Yesung. Yoon Mi  bukannya merasa bersalah, dia langsung kabur menghindari Yesung. Takut kalau-kalau Yesung mencubitnya balik.
“Ya! Sini kau! Aku akan menghajarmu, chagi!” teriak Yesung sambil berlari mengejar Yoon Mi.
Sementara langit mulai gelap, salju yang turun juga makin banyak. Mereka tetap dalam kehangatan bersama sebagai sebuah pasangan paling bahagia. Bukan hanya di Seoul, mungkin di seluruh dunia. Mengalahkan Romeo dan Juliet, begitu harapan Yoon Mi.
“Jaljayo~!” Yesung melambaikan tangan pada Yoon Mi. Yoon Mi pun tersenyum dan membalasnya dengan senyum.
“Jaljayo, oppa~” bisik Yoon Mi lembut. Yesung segera membalikkan tubuhnya dan melangkah pergi menjauhi rumah Yoon Mi. Sementara Yoon Mi masih tetap berdiri memandangi langkah Yesung yang mulai menjauh.
“Jaljayo... oppa...” gumam Yoon Mi dalam kesendirian. Angin malam berhembus lembut, ia menyadari bahwa malam semakin larut. Ia segera memasuki rumahnya dan beranjak ke kamar mandi untuk cuci muka dan segera pergi tidur.
☃☃☃
“Yoon Mi-ya?” teriak eomma dari balik pintu.
“Bolehkan eomma masuk?” lanjut eomma.
Tak ada respon. Eomma pun mulai membuka pintu kamar Yoon Mi dan mencari keberadaan Yoon Mi, tapi tidak ada siapapun di kamarnya. Yang ada malah eomma menemukan sebuah boneka besar yang sengaja ditempeli foto wajah Yesung, seorang penyanyi solo terkenal di Seoul. Eomma tahu itu, setiap hari wajah Yesung memenuhi layar TV, baik di dunia akting, variety show, sampai acara musik yang tentu saja merupakan tempatnya. Tidak hanya itu, terpampang pula sebuah foto besar dan poster besar bergambarkan Yesung pada wallpaper kamar putrinya. Eomma hanya bisa menggeleng-geleng melihat tingkah putrinya.
“Dimana bocah ini? perasaan dia sudah pulang...” gerutu eomma pada dirinya sendiri.
“Eomma? Sejak kapan eomma masuk?” tanya Yoon Mi datar dari balik pintu kamar mandi. Dengan wajah bermasker seperti itu jelas saja membuat eommanya terkejut.
“Hah! Apa-apan kau ini! mengagetkan eomma saja!”
“Loh? Eomma sedang apa disini? aku dari kamar mandi...” sahut Yoon Mi tenang dan segera duduk di atas kasurnya. Dia meraih tas ranselnya dan mencari-cari sesuatu.
“Kenapa kau pulang larut sekali? Kau tidak langsung pulang~ hari ini kan hari Jumat seharusnya kau pulang pukul lima sore tadi,” sergah eomma menyelidik. Eomma pun ikut duduk di samping putrinya itu.
“Jeoseonghamnida eomma~ aku tadi ada janji sebentar?” Yoon Mi pun mengulurkan sesuatu pada eomma. “Ini kan yang eomma maksud?” tanya Yoon Mi tiba-tiba. Eomma memandangi benda yang diberikan putrinya itu seksama.
“Oh geurae! Kau memang putriku yang hebat, Yoon Mi! Bagaimana bisa kau menemukannya? ᄏᄏᄏEomma sudah hampir gila gara-gara kehilangan benda ini...” eomma menerima pemberian putrinya dan segera memeluk Yoon Mi senang.
“Haaaa~ eomma benar-benar sudah tua!” ledek Yoon Mi.
“Mwo? Kau ini dasar!”
“Nde yang benar saja kan saat kita ke bank, eomma menitipkan buku tabungan itu pada Yoon Mi. Eomma benar-benar lupa, sudah saatnya eomma pensiun~~~” ledek Yoon Mi lagi. Eomma terkekeh dengan lelucon putrinya dan menyenggol lengan Yoon Mi.
“Assa! Mianhae eo rupanya eomma sudah mulai pikun,” sahut eomma sabar. Yoon Mi meandangi eommanya prihatin dan segera memeluk eommanya.
“Tak apa eomma~ tapi eomma tetaplah eomma terbaik bagi Yoon Mi, tetap cantik, dan tetap kuat. Bahkan kalau toh appa masih ada, eomma tetaplah yang paling kuat!!!”
“Geuraeyo?” balas eomma. Yoon Mi pun melepas pelukan eommanya.
“Nde, mana ada eomma yang masih mau berbicara dengan putrinya begini padahal eommanya sudah kebingungan setengah mati gara-gara benda keramatnya hilang. Sementara benda itu dibawa kesana kemari oleh putrinya, pulang lembur berhari-hari dan saat benar pulang lebih awal, bukannya pulang malah bertemu teman.”
“Aisssh~ benar juga, seharusnya eomma marah padamu tapi mengetahui kau sudah ada kemajuan jadi~” keluh eommanya.
“Tapi eomma tidak marah~” bela Yoon Mi sedikit manja.
“Eo kenapa eomma baru ingat! Undangan untuk acara ulang tahunmu sudah disebarkan bukan? Jangan lupa besok dandanlah secantik mungkin, arra?”
“Arra~ Di acara sekeren itu tentu saja aku harus dandan cantik eomma~~~” Yoon Mi menyikut eommanya.
“Bukan begitu, eomma sudah bilang kan akan segera mengenalkanmu pada salah satu murid eomma? Itu yang anak seorang presdir di sebuah perusahaan besar. Dia akan datang bersama appanya...”
Yoon Mi terkejut dan langsung tak sanggup berbicara apa pun. Dia kira pembicaraan dengan eommanya waktu itu hanyalah lelucon, tapi ternyata... Yoon Mi ingin protes, tapi entah kenapa ia tak bisa protes. Seolah sebuah semangka raksasa menyumpal tenggorokannya.
Andwae~! pikir Yoon Mi kalut.
“Ya? Kau melamunkan apa? Cepat tidur, chagi! Besok akan jadi hari yang panjang bagimu~ Jaljayo~!” sang eomma mengecup ubun-ubun Yoon Mi dan mengelus pelan punggung Yoon Mi. Setelah itu, eomma pun segera pergi meatikan lampu kamar, menghidupkan lampu tidur dan menutup pintu kamar Yoon Mi pelan.
Tetap. Yoon Mi dalam posisinya, tetap. Tidak tahu harus bilang apa. Besok, ya besok. Jantungnya berdegub begitu keras, sangat keras. Bahkan ia dapat merasakan sakit itu. Saking sakitnya, air mata itu tak tahan lagi untuk menggantung disana. Ia menangis dalam diam. Bingung, kacau, tatapannya kosong.
Apa yang harus aku lakukan? bisik Yoon Mi.
Aku tidak bisa menolak permintaan eomma~ aku selalu menjadi putri terbaik eomma, tapi kenapa begini? Aku kira itu hanya lelucon! Eomma~!!! Teriak batin Yoon Mi kalut dan memecah flashbacknya dalam sekejap.
“Bagaimana dengan murid-murid eomma? Apa mereka senang mendnegar cerita eomma?” tanya Yoon Mi yang sedang asyik dalam dunia laptopnya.
“Tentu saja senang, mereka lebih suka mendengar  cerita eomma ketimbang mendengar  materi kuliah~”
“Eomma~?” tanya Yoon Mi dalam posisi menatap laptopnya.
“Ye?”
“Eomma, mereka itu ke kampus untuk belajar, bukan untuk mendengar cerita tentang masa muda itu haaaa dasar eomma!” keluh Yoon Mi.
“Loh bukankah itu bagus? Mereka bisa mengambil sisi positifnya?”
“Ah eomma~ terserah saja~” Yoon Mi masih dalam posisi tetap, menatap laptopnya
“Apa yang kau lihat? Yesung lagi? Setiap hari kau melihat laptopmu mencari foto, membuka sos med tentang Yesung, dan apa itu? Tumpukan benda-benda bergambar Yesung?” cibir eomma.
“Aaaa eomma~ inilah masa mudaku! Aku menyukainya! Inilah dunia fangirling~”
“Mwo? Dunia apa? Penggiling?”
“Ah eomma yang benar sajaaa~”
“Hah eomma tidak bisa bahasa Perancis, kalau soal ilmu ekonomi eomma mengerti” Yoon Mi menggeleng-gelengkan kepalanya.
“eomma itu bahasa inggris~~”
“Aaaaa entahlah apa itu. Kalau begini eomma jadi khawatir padamu, chagi. Kau hidup begini, dalam  dunia khayal yang yaaaah entahlah! Kalau kau terus begini, eomma akan mengenalkanmu pada salah satu murid eomma di kampus!”
“Eomma? Eomma bercanda?” Yoon Mi terkejut dan menghentikan aktivitasnya.
“Tentu saja bercanda, kalau kau terus begini aku akan menjodohkanmu!” sergah eomma dan langsung berdiri mengambil buah apel di depannya.
“eomma~~~” gerutu Yoon Mi.
“Hmmm???” tanya eomma santai dan tetap mengunyah apelnya.
“Aku akan segera menunjukkan pada eomma siapa kekasihku itu~!!!” pekik Yoon Mi tiba-tiba.
“Nuguya? Aku belum pernah melihatmu pergi jalan dengan seorang namja atau seorang teman, kau mencurigakan...” eles eomma.
“Tapi ini sungguhan eomma~”
“Ah eomma tadi bercanda! Kecuali kalau kau....” ucap eomma tiba-tiba. Secercah tawa langsung menghampiri ekspresi yoon Mi. Belum sempat selesai kalimat eomma, Yoon Mi langsung merubah posisi duduknya.
“Aaaaaaaa~ eommma~~~!” Yoon Mi langsung meletakkan laptopnya yang tengah menyala dan memampangkan wajah Yesung. Yoon Mi memeluk erat eommanya sambil tertawa bahagia.
“Eommaaaaaaaaaaaa~!!!!”
Bruuuuuukkk!!!!
“awww~~” Yoon Mi mengerang kesakitan dan memegangi punggungnya. Dia melihat sekeliling dan ah ternyata ia terjatuh dari kasurnya dalam keadaan memeluk guling. Ia segera berdiri dan duduk di kasurnya.
“Apa ini? Cuma mimpi? Kenapa begitu mirip?” gerutu Yoon Mi dan mengacak-acak rambutnya.
Eotteokkhae? Semoga Oppa nanti datang ke acaraku, kalau tidak maka matilah aku~!!! Aku tidak mau dijodohkaaaaaaaaaannn!!! batin Yoon Mi kesal.
Klek! Pintu kamar Yoon Mi terbuka dan muncullah sosok eomma dari balik pintu.
“Chagi, kau sudah bangun? Hey, coba lihat! Eomma menemukan ini, sebuah karangan bunga!” eomma memberikan bunga itu. Yoon Mi membaca siapa pengirim bunga itu.
“Ye? Kim Ryeowook?” desah Yoon Mi kecewa. Ia sangat berharap sekali itu dari Yesung.
“Ah! Lihat, dia begitu romantis bukan? Pagi-pagi begini sudah mengirim bunga? Hem?” tanya eomma. Yoon Mi begitu geli dan langsung menaruh bunga itu ke atas kasurnya.
“Eomma aku mau mandi~” Yoon Mi melengos pergi ke dalam kamar mandi.
“Ya! Kau letakkan dulu bunga itu pada vas bunga!”
“Nanti saja!” teriak Yoon Mi dari balik pintu kamar mandi.
*Backsound: (Super Junior) ~ Walkin’
Pip pip! Pip Pip! Ponsel Yesung berbunyi. Dilihatnya dan sebuah pesan masuk. Yesung langsung mengumbar senyum setelah membacanya. Dia segera bangkit dari kasurnya dan pergi mandi.
Sementara dilain tempat, Park Yoon Mi tengah berharap-harap cemas menunggu seseorang di sudut kafe yang terletak tak jauh dari rumahnya. Sesekali ia melihat ponselnya. Ia tampak begitu gusar, menyentikan jarinya diatas meja, menoleh kesana kemari, tapi yang ditunggu belum juga datang.
“Nona, mau pesan apa?” tanya seorang pelayan yang tiba-tiba muncul dari belakang.
“Oh? Eee?” Yoon Mi tampak berpikir keras.
“Aaa! Strawberry shake satu dan satu juga untuk ice cream wafle rasa blueberry!”
“Nde, algetseumnida! Chamkamman gidarisimnida~” hormat pelayan itu dan pergi mengambil pesanan Yoon Mi. Hingga pelayan itu kembali dengan pesanan tersebut, dia masih saja gusar.
“Oh, nde. Gomapta~” terimakasih Yoon Mi pada pelayan itu.
“Yoon Mi-ya?” sapa Yesung dari belakang saat menepuk pundaknya.
Dengan jaket musim dingin berwarna coklat tua, syal hitam dan topi hitam, lengkap dengan masker putih ntuk menutupi identitasnya telah berhasil mengejutkan Yoon Mi yang sedang gundah akan kehadiran Yesung sejak tadi.
“Oppa?!” pekik Yoon Mi kaget. “Aku pikir kau tidak datang~~” keluh Yoon Mi.
“Apa aku terlalu lama?” tanya Yesung dan ia segera duduk di samping Yoon Mi.
“Lumayan~” jawan Yoon Mi singkat. “Aku memesan semangkuk wafle ice cream blueberry kesukaanmu! Kau harus makan!” perintah Yoon Mi.
“Ya! Ada apa ini? kau mentraktirku? Bukankah masih nanti malam acaranya?”
“Oppa?! Yang benar saja~ tentu saja kau yang bayar!”
“Mwo? Yang ulang tahun kan kau?!”
“ani! Pokoknya oppa!”
“hahaha nde chagiyaaaa~ aku mengalah!” ucap Yesung sambil mencubit pipi Yoon Mi gemas. Mereka pun mulai menikmati pesanan Yoon Mi untuk beberapa saat.
“Oppa, kenapa kau pakai masker lagi?” tanya Yoon Mi sambil menarik masker penutup Yesung.
“Andwae!” teriak Yesung. Yoon Mi pun segera menghentikan aksinya.
“Wae? Kau takut ketahuan fansmu? Apa kau masih belum saja siap memperkenalkanku pada fansmu itu?”
“Chagiya? Kau tahu sendiri, fansku semuanya fanatik! Aku takut kau kenapa-kenapa. Mereka bisa menyerangmu, aku tidak mau kau terluka gara-gara popularitasku,” jelas Yesung sabar.
“Kau ingin terus begini? Kau ingin hubungan kita terus begini? Kau suka begini?” tanya Yoon Mi dengan nada sedikit meninggi. Tampaklah kekecewaan Yoon Mi. Ya, memang itulah tujuan Yoon  Mi memanggil Yesung. Menanyakan kejelasan hubungan yang baginya terkesan tertutup.
“Anio~ Chagi, dengarkan...”
“Oppa?” Yoon Mi mulai melemas, matanya berair, dan tangannya sedikit gemetar.
“Chagiya? Waegeuraeyo?” tanya Yesung cemas dan langsung mengelus lembut rambut Yoon Mi.
“Wae?” tanya Yoon Mi.
Entah apa yang dipikirkan Yesung, Yesung langsung menarik lengan Yoon Mi keluar kafe. Tak lupa tas Yoon Mi juga ikut ditarik Yesung dari atas meja. Yesung membawa Yoon Mi menuju mobilnya dan mereka mulai mengendarai mobil, entah pergi kemana. Sesampainya di dalam mobil, Yesung melepas masker dan topinya. Yesung tampak serius saat menyetir mobil. Tak ada suara ataupun ekspresi yang meyakinkan.
“Oppa? Eodi...?”
Ssst!” Yesung memeberikan aba-aba agar ia tetap diam. Yoon Mi pun menurut dan hanya bisa diam menunduk ketakutan.
Ciiiiiiiiiiiitttttt!
Suara ban mobil Yesung yang mengerem begitu mendadak. Yoon Mi terkejut dan langsung menatap Yesung curiga. Yesung menatap Yoon Mi dan tersenyum bagitu manis sekali. Namun tiba-tiba Yesung keluar dan membawa Yoon Mi keluar mobil juga.
“Oppa? Eodi e kayo?” Bukannya menjawab, Yesung tetap saja menarik lengan Yoon Mi dan memasuki sebuah gedung. Bukan gedung sekedar gedung, rupanya itu sebuah salon sekaligus tempat sauna. Yoon Mi langsung diam dan menunduk malu karena banyak mengenali Yesung. Ya, tentu saja! Yesung tidak memakai topi dan maskernya!
“Ya! Bukankah itu Yesung?”
“Siapa yeoja itu? Ah tidak mungkin kalau yeojachingunya!”
“Siapa dia?”
“Itu Yesung!”
“Aaaaaargh! Yesung oppa!!!!”
“chagi, kau mengajakku kemana?” bisik Yoon Mi. Yesung sedikit mendengarnya, karena area mendadak begitu ramai oleh fans Yesung. Yesung hanya melirik Yoon Mi dan tersenyum menang.
“Mwo? Mwoya???!!!” tanya Yoon Mi kesal. Tapi Yesung tetap tak bergeming.
Sesampainya di sebuah ruangan yang agak luas, mereka masuk dan duduk di sebuah bangku sementara seorang pelayan menutup pintu ruangan itu. Persis sekali dugaan Yoon Mi, Yesung  pasti telah memesan tempat ini sebelumnya! Makanya di ruangan yang satu itu  hanya ada mereka dan beberapa staff salon. Yoon Mi heran dan melihat sekeliling.
“Oppa? Kenapa kita kemari dan kenapa hanya kita disini?” tanya Yoon Mi heran sambil melirik kesana kemari dengan takjub. Yesung tersenyum dingin dan langsung menarik lengan Yoon Mi. Yoon Mi didudukkannya di sebuah kursi salon, meminta seorang staff melayaninya, meminta staff salon lain untuk mengambilkan baju sementara Yesung sendiri yang memilihkannya.
♫ ♫ ♫ ♫
“Ahjussi?” panggil seorang staff. Yesung yang sedari tadi menunggu dan memandangi jendela keluar gedung segera membalikkan tubuhnya dan hwalllaaa!!! Dilihatnya sosok Park Yoon Mi yang selalu tampil sederhana dan cuek kini tampil begitu anggun dengan rambut sebahu dan polesan make up yang memerah semukan pipinya. Yoon Mi tersenyum sehingga semakin membuat sempurna sosok Yoon Mi dimata Yesung. Yesung, dengan tatapan mata berbinar dan seolah tak percaya, ia seegera melangkah ke arah Yoon Mi berdiri dan memeluknya lama. Para pelayan yang ada di ruangan itu hanya bisa tersenyum geli melihat mereka berdua.
“Oppa?” tanya Yoon Mi tiba-tiba.
“Hmmm?” Yesung tetap memeluk Yoon Mi.
“Oppa?????”
“Nde?”
“Lepaskan aku dulu~ aku malu, staff-staff itu melihati kita, oppa!” bisik Yoon Mi polos.
“Geurae?” tanya Yesung heran dan langsung kikuk. Ia segera melepas pelukannya.
“Kajja! Acaramu dimulai tiga jam lagi, kau harus memilih sepatu!” perintah Yesung.
“Oppa?” keluh Yoon Mi.
 “Anyeonghaseo, ahjumma~” sapa seorang pemuda dengan setelan jas hitam. Dia tersenyum ke arah nyonya Park dan memberinya sedikit pelukan hangat lalu mengulurkan sebuah karangan bunga yang tersusun cantik di dalmnya.
“Aaaa~ pemuda Kim, akhirnya kau datang juga!” pekik nyonya Park girang. Diterimanya karangan bunga dengan begitu antusisas.
“Apakah saya datang terlambat?” tanya pemuda itu basa-basi.
“Ah tentu saja tidak~ acaranya memang sedikit dimundurkan 15 menit karena putriku masih dalam perjalanan menuju kemari”
“Eo? Geurae? Pasti masih ke salon, ya?” tanya pemuda itu.
“Anyeonghaseo, nyonya Park Shi Yoon?” sapa seorang pria separuh baya dari balik punggung pemuda itu.
“Aaa~ nado anyeong~~” mereka berpelukan sejenak.
“Appa, kenapa baru datang? Kita kan tadi satu mobil? Appa darimana?” tanya pemuda itu. Ternyata pria itu adalah appanya.
“Hahaha aku tadi berbincang sebentar dengan teman lama disana sambil melihat seberapa akrab para calon menantu dan mertua iniᄏᄏᄏ” tawa tuan Kim, appa dari pemuda itu.
“Hahaha kami begitu akrab tidak hanya di kampus, bahkan saat di kantor pun kami sering bercanda, bukan begitu, Kim Ryeowook?”
ᄏᄏᄏ nde, tentu saja~” respon pemuda itu yang ternyata adalah Kim Ryeowook. Pemuda yang akan dijodohkan dengan Park Yoon Mi, putri nyonya Park.
“Aku benar-benar mengharapkan kebahagiaan nyonya Park dan Yoon Mi tentunya”
“Nde, gamsahamnida tuan, saya juga berkarap atas kebahagiaan anda dan pemuda Kim”
“Saya harap nanti kita bisa jadi mertua yang baik. Anda bisa memenuhi sosok eomma dibalik mertua bagi Ryeowook ᄏᄏᄏ
“Ah tuan bisa saja, saya juga begitu tuan. Sejak appa Yoon Mi meninggal akibat kecelakaan 15 tahun lalu, Yoon Mi tampak begitu terpukul. Apalagi setiap melihat teman-temannya yang memilik appa, dia begitu sedih. Saya harap anda pun bisa memenuhi sosok appa dibalik mertua bagi Yoon Mi-ku aku begitu menyayangi Yoon Mi”
ᄏᄏᄏ saya akan berusaha sebaik mungkin, Nyonya”
“Apakah menjadi suami yang baik itu susah, appa?” tanya Ryeowook begitu polosnya hingga membuat tawa tuan Kim dan nyonya Park pecah seketika.
Swinggg pryaaaanggg!!!
Sebuah mangkuk kuningan terjatuh dari sebuah meja yang berada tak jauh dari tempat tuan Kim, nyonya Park, dan Kim Ryeowook berdiri. Mereka melihat apa yang sebenarnya terjadi. Bukanlah kerusuhan, hanya saja seseorang yang yang ditunggu-tunggu telah datang. Seseorang itu ternyata telah berdiri dan mendengar percakapan mereka. Hingga ia terkejut dan menumpahkan semangkok kue ke lantai. Untungnya tidak mengenai gaun yang dipakainya. Seorang pelayan pesta segera datang dan merapika meja serta lantainya.
“Putriku? Kau sudah datang sayang? Kenapa tidak bilang?” nyonya Park segera menarik lengan Park Yoon Mi ke arah tuan  Kim dan pemuda Kim Ryeowook berdiri.
Tuan Kim dan putranya begitu terkesima dengan keanggunan Yoon Mi. Dia berjalan santai dan memberi hormat pada mereka. Walau sebenarnya tampak Yoon Mi sangat terkejut dan kurang suka dengan keberadaan mereka. Yoon Mi berakting sangat apik seola-olah dia begitu bahagia menyambut tuan Kim dan putranya, Kim  Ryeowook.
“Anyeonghaseo, Park Yoon Mi imnida,” Yoon Mi sedikit membungkuk sebagai tanda hormat.
“Anyeonghaseo, Kim Guk Jae imnida, appa dari Ryeowook,” tuan Kim tersenyum mantap ke arah Yoon Mi.
“Anyeonghaseo, Kim Ryeowook imnida,” Ryeowook mencoba menjabat tangan Yoon Mi. Awalnya Yoon Mi kikuk dan tidak mau menjabat tangan Ryeowook. Tapi setelah eommanya menyenggol lengan Yoon Mi, akhirnya mereka berjabat tangan. Ryeowokk tampak begitu bahagia sekali dan senang sekali bisa menjabat tangan Yoon Mi. Sementara Yoon Mi yang kikuk segera melepaskan jabatan itu. Kedua orang tua mereka saling pandang dan tertawa satu sama lain.
“Aaa~ nyonya Park, kajja kita segera mulai saja acaranya! Saya sudah tidak sabar memberikan pengumuman ini!” celetuk tuan Kim. Ryeowook yang mengerti maksud appanya hanya bisa tertawa kecil, begitu bahagia, tampaknya. Sementara Yoon Mi, sebagai korban satu-satunya yang tidak mengerti apa yang terjadi.
“Ch-Chamkanman!”
Tuan Kim, nyonya Park, dan Ryeowook menoleh ke arah Yoon Mi heran.
“Wae?” tanya Ryeowook.
“A-Anio~ teman-temanku belum datang semua... aku ingin menunggu temanku berkumpul dulu...” Yoon Mi mencoba mengeles. Tampaknya tuan Kim sangat mengerti, hinga ia pun mengajak nyonya Park menjauh untuk berbincang sementara Yoon Mi dibiarkan berdiri sendiri bersama Ryewook. 
Apa yang harus lakukan? Oppa, cepatlah datang~! Selamatkan aku~ aku hanya ingin bersamamu! Bukan dengan dia! Oppa, kau bilang kau cuma ganti baju dan segera kemari, tapi kenapa begitu lama? Anio! Ini terlalu lama! Oppa, cepatlah! Hantuku, cepatlah datang! Selamatkan aku... batin Yoon Mi meringis ketakutan.
“Muot jhom mashipsida!” ajak Ryeowook. Yoon Mi hanya diam. Ryeowook tampak gusar dan segera menggenggam tangan Yoon Mi.
“Kajja, jangan takut!” pinta Ryeowook lembut.
Dengan sedikit mengulas senyum, akhirnya Yoon Mi pun mau di ajak Ryeowook untuk minum selagi pesta belum mulai.
“Lihatlah, mereka tampak begitu serasi bukan?” tanya nyonya Park. Tuan Kim tertawa kecil.
“Nde, seharusnya mereka punya banyak waktu untuk berkencan dulu agar lebih dekat. Tapi, aku rasa tidak perlu. Mungkin mereka akan benar-benar berjodoh ᄏᄏᄏ lihat saja cara mereka menatap satu sama lain, begitu polos dan menggemaskan! Ini mengingatkanku pada kencan pertamaku dengan eomma Ryeowook”
“Geuraeyo? Ah~ masa muda anda begitu menyenangkan!”
ᅘᅘbegitulah... mari kita bersulang!”
“Oh, tentu saja. Demi anak-anak kita, cheers!” mereka pun tertawa menang satu sama lain.
Sementara Ryeowook menuntun Yoon Mi untuk berdiri di sampingnya, mengambilkannya minuman, dan menyuapinya makanan, anehnya Yoon Mi tak mampu berbicara apapun. Entah apa yang sedang terjadi pada dirinya. Dia ingin protes, tapi ia terlalu lemah. Apalagi tingkah Ryeowook yang terlalu transparan itu, semakin membuat ia tak mampu bergerak untuk memegang ponsel sekalipun. Apalagi sang eomma, nyonya Park yang memandangi mereka dari jauh.
“Sillyehamnida~ aku mau ke kamar mandi sebentar”
“Oh nde, haseyo~” balas Ryeowook ramah.
Di kamar mandi Yoon Mi merasa bebas dari pandangan kedua orang itu, Yoon Mi segera membuka ponselnya dan mengirim pesan pada Yesung. Pip! Sebuah balasan. Sesumbar senyum mengembang di bibir Yoon Mi sesaat.
“Aku tahu kau hantuku, kau mimpiku! Cepatlah datang...” batin Yoon Mi sedikit gembira. Dengan perasaan dan mood yang membaik, dia segera kembali pada Ryewook.
“Apa aku terlalu lama?” tanya Yoon Mi ramah.
“Ah, anio~” respon Ryeowook sambil tersenyum bahagia.
“Chagi?” sapa nyonya Park dari jauh.
“Chagi, kita sudah mengundur acara hampir satu jam. Lebih baik segera kita mulai, karena masih ada acara lainnya! Kita masih harus memotong kue, meniup lilin, hiburan, penantian malam tahun baru bersama, serta pemberian kejutan untukmu”
“Eomma?” desak Yoon Mi tiba-tiba.
ᅘᅘbegitu acara mulai aku akan selalu berada disisimu!” ucap ryeowook malu-malu. Tak ayal membuat tuan Kim dan nyonya Park tertawa melihat kepolosan Ryeowook.
“Keronde~ eomma? Aku masih...”
“Kau mau menunggu siapa lagi? Semua temanmu sudah datang?”
“Eomma, aku...”
“Perhatian semuanya!” teriak tuan Kim pada seluruh undangan. Semua hadirin pun segera menoleh ke arah tuan Kim.
“Acara pesta ulang tahun dan perayaan tahun baru akan segera dimulai...” sahut nyonya Park dengan begitu bahagia.
*Backsound: (Super Junior) ~ What If [reff part only]
Bulb! Sebuah pintu mobil terbuka, sejuntai kaki kaki panjang melangkah keluar dari mobil dan menampakkan sinar dari pakaian yang dikenakannya. Sang satpam gedung yang berdiri membantu membukakan pintu sampai terksesima dengannya. Sesosok namja dengan setelan baju hitam karya perancang terkenal ‘Le Cauxee’ asal Seoul tampak menyilaukan setiap mata yang memandangnya. Namun sayangnya, namja itu mengenakan topeng Sdengan warna keemasan dan sedikit mencolok hingga membuatnya tak begitu dikenal. Santer bisik-bisik penghuni pesta pun menyeruak.
“Ya! Lihat namja itu! Omo~ dia keren sekali!”
“Hey siapa itu? Keren sekali~”
“Whoaaa aku mau menjadi kekasihnya!!!”
“Namja itu, siapa ya?”
“Wah hebat sekali si Yoon Mi bisa mengundang namja sekeren dia, tapi dia siapa ya?”
“Entahlah~”
Lantai dua, ya, lantai dua. Tiga langkah lagi dia menaiki tangga menuju lantai dua. Sebelum kakinya benar-benar menyentuh karpet pesta ulang tahun itu, namja itu begitu cemas dan nervous. Tak tahu apa yang akan terjadi nantinya, berharap-harap agar kadonya dapat diterima dengan baik oleh yeojachingu yang sudah dipacarinya diam-diam selama hampir lima tahun itu. Pacaran diam-diam yang terpaksa dilakukan karena risiko popularitas seorang selebnya yang tak mampu terhindarkan.
Tujuh anak tangga lagi. Namja itu merogoh sakunya, tangannya merogoh mencari-cari sesuatu. Bingo! Dapat! Benda itu dikeluarkannya dari dalam saku celana mewah rancangan sahabat baiknya yang bekerja di ‘Le Cauxee’. Benda itu tampak begitu berkilau diterpa lampu-lampu kecil yang bersandar di antara dinding tangga. Begitu indah... dibukanya benda berwujud balok itu, muncullah sepasang cincin perak indah di dalamnya.
Ryeowook?!” pekik Yesung kaget saat kakinya telah sampai tepat pada anak tangga terakhir. Karena keheranan akan siapa menggandeng siapa di depan matanya itu, namja itu segera memasukkan kembali kado cincin ke dalam saku celananya.
Dilihatnya sesosok Kim Ryeowook, sahabat yang telah merancangkannya pakaian mewah dan telah membantu pengaturan kostumnya selama show, sahabatnya yang bekerja di ‘Le Cauxee’ itu... Kim Ryeowook. Namja yang saat itu tengah menggenggam tangan seorang yeoja yang tak lain adalah Park Yoon Mi.
“Dengan ini ‘ehem’ saya, Kim Guk Jae, appa dari putra saya Kim Ryeowook. Serta  nyonya Park Shi Yoon, eomma dari putri Park Yoon Mi telah memutuskan suatu hal. Kami, sebagai orang tua tentu mengharap kebahgiaan putra putri kami...”
Ryeowook tampak gugup sekali. Tapi kegugupannya segeralah sirna setelah sesumbar senyum menyembul di wajah polosnya. Sementara itu tampak sekali kekalutan di wajah Yoon Mi. Keringat dingin sebesar embun memoles keningnya. Di lain tempat, namja dengan setelan topeng yang masih berdiri tak kuasa di ujung atas tangga itu memerhatikan setiap kejadian saksama. Dia berjalan selangkah agar hanya bisa mendengar lebih jelas apa yang tengah di bicarakan oleh orang terhormat di undangan pesta itu. Tuan Kim Guk Jae, appa dari sahabat baiknya, Kim Ryeowook.
“Gwaenchanayo?” bisik Ryeowook sedikit cemas di telinga Yoon Mi.
“Ani, wae?” balas Yoon Mi dingin.
“Kau tampak pucat... kalau kau sakit katakan saja, biar aku minta appa untu memundurkan acaranya,” bisik Ryeowook sekali lagi. Ya, sekali lagi membuat namja bertopeng itu tak berdaya melihat Ryeowook menempelkan bibirnya saat berbisik di telinga Yoon Mi.
“Waegeuraeyo?” batin namja bertopeng itu kesal.
“Ya! Saya dan Ryeowook sepakat, memberikan hadiah terindah ini untuk ulang tahun Park Yoon Mi. Ryeowook dan Park Yoon Mi akan segera menikah. Mereka akan bertunangan tepat di  jam pergantian tahun sesaat lagi...” lanjut tuan Kim sembari tersenyum menatap Ryeowook dan Yoon Mi penuh arti. Nyonya Park hanya bisa bertepuk tangan kecil sambil tersenyum bahagia di samping putrinya. Diikuti sorakan bahagia dan tepuk tangan riuh para undangan.
MWO?!” pekik namja bertopeng itu kaget. Namun suara kagetnya itu tak cukup keras sehingga tak menganggu para undangan di sampingnya. Sejenak ia tergerak melangkah ke depan ingin menghadap mereka tapi....
*Backsound: (Yesung Super Junior) ~ Love Really Hurts [reff part only]
Swiiiiiinggg duuuaaaaaaaaarrrr!!!
Sebuah kembang api meluncur ke atas langit menandakan sudah saatnya pergantian tahun baru. Sebuah kembang api yang menandakan ...
“Silahkan pemuda Kim...” pinta nyonya park.
Swiiiiiinggg duuuaaaaaaaaarrrr!!! Seketika suara kembang api itu terasa seperti menyambar keras hati namja bertopeng itu. Hatinya hancur seketika, matanya berkaca-kaca, ia tak mampu berkata apa-apa. Langkahnya terhenti. Seketika kakinya lemas. Seolah ia ingin terjatuh dari tempat ia berdiri.
Sementara Kim Ryeowook tengah merogoh saku celananya dan dikeluarkannya sebuah kotak kecil berwarna putih keperakan. Mirip dengan kado yang dibawa namja bertopeng itu. Sejenak ia memandangi saku celananya. Namun perhatiannya kembali pada Ryeowook. Dibukalah kotak yang dibawa Ryeowook dan muncul dua buah cincin dengan wujud yang sama. Ryeowook segera mengambilnya satu dan menyelipkannya di jari manis Yoon Mi. Yoon Mi, dengan perasaan bersalah, kalut, kecewa, kacau dan sedih, semuanya berbaur dalam kepaksaannya mengambil cincin terakhir dalam kotak itu.
Kajja...” bisik Ryeowook lembut. Dia benar-benar tidak sabar ingin melihat bagaimana cincin indah itu mengikat keduanya. Awalnya Yoon Mi ragu, tapi saat melihat nyonya Park yang wajahnya mulai agak berubah Yoon Mi pun segera mempercepat tangannya untuk menyelipkan cincin itu di jari Ryeowook.
Swiiiiiinggg duuuaaaaaaaaarrrr!!!
Sebuah lemparan terakhir kembang api di awal tahun baru. Bukan, melainkan sebuah awal baru bagi sepasang yang baru saja bertunangan itu. Ryeowook segera memeluk erat tubuh Yoon Mi di depan para undangan. Yoon Mi tak membalas pelukan Ryeowook sama sekali. Bukan hanya itu, bahkan wajahnya pun sengaja tak ia benamkan dalam dada Ryeowook.
Dalam pelukan tunangannya itu, Yoon Mi melemparkan pandangannya ke arah barisan undangan, tepat di ujung tangga ia melihat seorang namja dengan pakaian aneh memandang ke arahnya. Namja dengan baju pesta berwarna hitam dan sebuah topeng emas menyemat di wajahnya. Keren, batin Yoon Mi. Sejenak Yoon Mi terkesima dan larut dalam pandangannya menatap keunikan pakaian namja itu. Bukan larut dalam pelukan tunangan yang memeluknya saat itu.
Waegeuraeyo? Kim Guk Jae-ssi... Kim Ryeowook... ah!” batin namja bertopeng itu.
Hatinya meringis sakit. Hidungnya mulai mendenguskan cairan, begitu jelas sekali kalau dibalik topengnya ia sedang menangis. Dengan tatapan kecewa dan kesedihan mendalam, dia memandangi yoejachingunya, Park Yoon Mi untuk terakhir kalinya. Memandangi Yoon Mi dengan kesan terakhir yang memilukan, di balik pelukan sahabatnya sendiri, Ryeowook.
Tap! Tap! Suara langkah kaki namja bertopeng itu yang tengah berusaha membalikkan tubuhnya karena rasa kecewa yang membumbung besar. Dan yap! Namja itu pun membelakangi Yoon Mi dan tunangannya. Yoon Mi memandangi namja bertopeng itu heran, siapa dia dan bagaimana bisa dia datang ke acaranya. Ryeowook pun melepas pelukan hangatnya. Yoon Mi menatap Ryeowook lugu.
“Chagiya... Saengil Chukkaeyo~” Ryeowook memegangi pundak Yoon Mi.
Yoon Mi memandang Ryeowook gemetar. “Wae?” tanya Yoon Mi heran. Tuan Kim dan nyonya Park saling tersenyum bangga.
“Kau telah berusia 25 tahun sekarang... dan kau... akan menjadi istriku... Ireoekae neol saranghae...” ucap Ryeowook manis. Yak! Yoon Mi bahkan lupa kalau dia sudah 25 tahun, gara-gara acara pertunangan yang begitu mendadak itu...
pabbo! batin Yoon Mi.
Ryeowook pun melepas tangannya dari kedua pundak Yoon Mi dan segera memegangi kedua telinga Yoon Mi. Wajahnya mendekat ke wajah Yoon Mi. Yoon Mi begitu gugup, tapi ia tak tahu harus bagaimana. Wajah Ryeowook semakin dekat dengan wajah Yoon Mi. Dan yaaakkk! Mereka pun menyematkan ciuman pertama mereka di awal tahun baru bersamaan dengan ulang tahun Park Yoon Mi. Yoon Mi membelalakkan matanya karena kaget luar biasa. Ciuman lembut Ryeowook yang membuka kembali lembaran hidup Yoon Mi, bukan sebagai fangirling. Tapi, sebagai kekasih Ryeowook yang sah. Awalnya Yoon Mi tak mau mebalas ciuman itu, entah dorongan apa yang memaksanya membalas ciuman itu. Cukup lama mereka beradu sehingga sedikit membuat iri para yeoja dan namja yang hadir di pesta.
Di depan para undangan dan orang tua mereka, RyeoMi melepaskan ciuman mesra pertama mereka. Ryeowook tampak begitu menikmati dan begitu senang, sementara di hati Yoon Mi seperti ada teriakan: “Kau Bodoh, Yoon Mi-ya! Kau bodoh!” Yoon Mi kembali pada pandangan herannya di ujung tangga.
Kemana perginya namja bertopeng itu? batin Yoon Mi sedikit kecewa. Karena memang dia sedikit penasaran siapa dia sebenarnya.
 “Gwansimga jyeojusyeo gamsahamnida~” ucap tuan Kim bahagia kepada para undangan.
“Chukaeyo, Kim!” tuan Kim segera memeluk Ryeowook yang tampak begitu bahagia dengan perjodohan itu.
“Saengil chukkae, Yoon Mi-ya~” ucap tuan Kim.
“Chukkaeyo, chagiya~ saengil chukkaeyo~” nyonya Park mengucapkan selamat pada putrinya, Yoon Mi, dengan memeluknya sambil mengecup pipinya lembut.
Dibalik lamunan kecilnya, di balik keramaian dan kegaduhan para undangan di acara itu, dibalik kebersamaannya dengan sang mertua dan tunangannya itu, dibalik kepalsuan senyum yang ia sematkan di awal usia 25 nya itu...
Dear diary...
Aku sungguh tak menyangka hal ini akan terjadi. Apa... neomu apayo... Aku berpikir untuk mengakhiri usiaku di 25 saja. Karena di awal usia itu pula aku resmi menghilang dari hidupnya. Dia... naega nan bogoshipeosimnida~ aku kira saat itu eomma bercanda akan menjodohkanku dengan murid eomma di universitas. Aku tak menyangka... semua berakhir di kenyataan. Tamat sudah dunia fangirlingku, hilang sudah harapan itu. Bahkan, seseorang yang kuharap membantuku dan menyelamatkan di acara resmi itu, ia tak muncul menyelamatkanku. Apakah saat itu dia sibuk dengan popularitasnya? Apa saat itu dia sengaja menomorduakan aku dan lebih menomorsatukan fans gilanya? Aku tak melihat hantuku... yang aku lihat saat itu adalah... Mimpi Burukku. Ya benar katanya, dia bukan menjadi hantuku saja, tapi juga mimpiku. Mimpi burukku, tentunya. Mimpi terburuk sepanjang aku tidur... aku mulai mengepaki barang-barang fangirling sebagai Clouds, tapi tidak untuk memori itu. Memori itu tetap terbuka di hatiku. Aku... Memendam benda-benda popularitas itu. Meletakkannya jauh dari kehidupan nyataku. Benar kata eomma, aku terlalu hidup dalam dunia khayal. Modeun Byeongyeong~ Sematan cincin ini, sadarkan aku... bukakan kembali lembaran baru itu... kehidupan yang sesungguhnya... akan tetapi, walau aku dulu hidup dalam dunia khayalan, satu hal yang aku ingat dan aku masih sangat menghargainya. Cintaku pada Yesung bukanlah khayalan... meski tangan ini kini melingkar di pundak Ryeowook, tapi duniaku, separuhnya, dunia khayalnya, tulus kuberikan pada Yesung seorang... Ya, cintaku pada Yesung bukanlah khayalan...
“Hyung? Apa yang sedang kau lakukan? Kajja kita pulang!” ajak seseorang.
“Eo? Kyuhyun-ah? Nde, arraseo!” Yesung segera menghentikan aktivitas membacanya dan segera memasukkan buku diary itu ke dalam ranselnya.
“Chamkanman!” teriak Yesung pada Kyuhyun. Yesung berlari kecil menghampiri Kyuhyun dan segera pulang ke dorm mereka.
“Ya! Hyung, aku lihat tadi kau serius membaca di belakang panggung. Kau membaca apa?” tanya Kyuhyun heran sambil menatap PSP kesayangannya penuh emosi.
ANDWAE! Kenapa game over??!!!” umpat kyuhyun kesal.
“Oh, tadi selesai acara aku jalan-jalan ke bangku penonton lalu aku menemukan sebuah buku diary terjatuh. Kurasa itu milik fans, aku memungutnya dan membacanya sebentar. Hanya bagian terakhir saja...” respon Yesung datar. Dia berbohong! Sebetulnya dia tahu benar siapa pemilik diary itu. “Rupanya dia Clouds,” lanjut Yesung.
“Ya! Kenapa begitu? Kenapa kau tidak menemukan diary seorang Sparkyu saja? Pasti diarynya akan banyak memuji ketampananku!” protes Kyuhyun sambil memencet-mencet PSPnya kekanakan. Yesung tertawa kecil dan langsung menjitak kepala Kyuhyun.
“Ya hyung, sakit!!!!” erang Kyuhyun.
“Siwon jauh lebih tampan darimu, pabbo!”
“Ani! Aku yang lebih tampan!”
“Yasudah, aku yang lebih tampan!”
“EO?! Aku!”
“Aku!”
“Aku!”
“Aku!”
Klek! Pintu dorm terbuka dan muncullah sosok namja bertubuh mungil dari balik pintu. YeKyu saling pandang.
“Ryeowook-ssi?!” teriak Kyuhyun girang dan langsung berlari memeluk Ryeowook.
“Tumben kemari?” tanya yesung datar. Rupanya Yesung masih sakit hati mengingat pesta itu. Parahnya Yesung tidak memberitahu Ryeowook kalau dia sudah tahu bahwa dia telah bertunangan dengan Yoon Mi dan datang di  pesta pergantian tahun baru.
“Ya hyung! Aku kesini mau memberikan ini!” Ryeowook mengulurkan sebuah kotak.
“Mwo?” tanya Kyuhyun dan segera menyergap kotak itu. Dibukanya dan...
Gyaaaaa! Makanan!” pekik Kyuhyun bangga.
“Makanan? untuk apa?” tanya Yesung heran. Yesung mendekati Kyu dan mengambil sedikit makanan dari kotak.
“masi johayo!” puji YeKyu bersamaan. Ryeowook tersenyum menang.
“Modeunge gomawo~” terimakasih Ryeowook manis. YeKyu mengangguk pelan.
“Itu adalah makanan kiriman untuk kalian, mianhamnida aku tidak mengundang kalian ke acara pertunangan dan pernikahanku dengan istriku...”
Uhuk! Uhuk! Yesung tersedak saat makan makanan Ryeowook. Dia segera berhenti makan dan segera menatap ryeowook tajam.
“Menikah?” tanya YeKyu terkejut dan panik.
“nde, aku sudah menikah sejak tiga hari lalu, mianhamnida pernikahanku benar-benar sangat privasi, hanya dihadiri 4 orang keluarga saja. Aku menikah dengan salah satu anak dari dosenku. Dia sungguh manis dan lucu, kadang cuek, tapi sesungguhnya dia cerdik. Kesederhanaanya itu... aku menyukainya,” jelas Ryeowook malu-malu.
“Nuguyaaaa eo??!” tanya kyu tidak santai sama sekali.
“Park Yoon Mi,” jawab Ryeowook mantap dengan ekspresi begitu bahagia.
“Yoon Mi?! Kenapa kau tidak mengenalkanku dulu?!” omel Kyu.
“Wae? Kenapa harus kau?” tanya Yesung tak mau kalah. Tampaknya Yesung cemburu berat dan ingin dikenalkan duluan dengan Park Yoon Mi ^^
“Nde! Yang benar saja! Kalau Yoon Mi dikenalkan dulu padaku, dia pasti maunya menikah denganku!” celetuk Kyu begitu percaya diri.
Buk! Ryeowook memukul kepala Kyu agak keras. Yesung terperangah melihat tingkah Ryeowook mulai agak tegas.
“Ya!!!!”
“Kau jangan mengada-ada! Dia hanya milikku, eo?!” protes Ryeowook.
Yesung hanya tertawa melihat momen KyuWook begitu. Bahkan mereka melanjutkan momen itu bersama dengan Pillow Fight di dalam dorm YeKyu. YeWookKyu pun saling tertawa. Walau sesungguhnya ada sesuatu dibalik reaksi Yesung yang sedikit dingin pada Ryeowook.
“Anggota baru?” tanya Kyu kaget.
“Nde, dia dari perusahaan ‘Le Cauxee’,” jelas tuan Sooman.
“Nugu?” tanya Yesung tak kalah heran.
“Nanti di acara konser tunggal kalian, kau Kyu dan juga yesung akan menyanyi bersama, lalu nanti disusul anggota baru masuk dari sisi panggung”
“Nde???? Aku tanya siapa? Oya, hyung bukankah itu perusahaan fashion yang mensponsori show mu tahun-tahun lalu ya?” Kyu melirik Yesung penuh curiga.
“Ya! Aku juga tidak tahu siapa dia! Jangan curiga padaku!” eles Yesung.
“Karena dia sudah menikah, kurasa di acara debut pertama kalian nanti akan dihadiri oleh orang tua anggota baru itu, jadi bersikaplah sopan!” titah tuan Sooman, presdir yang menaungi keartisan YeKyu selama ini.
“nde!” jawab Kyu singkat. Tuan sooman melangkah keluar ruangan. Disusul Yekyu yang juga akan kembali ke dorm untuk istirahat sebelum acara besok, Launching Album Ke-Enam YeKyu bersama satu anggota baru.
“Hyung, apa itu Ryeowook?”
“Bisa jadi! Tapi selama ini dia hanya bekerja sebagai perancang busana agensi kita, mana mungkin di rekrut jadi anggota kita? Agak aneh...”
“Wah nanti bisa jadi K.R.Y!”
“ye?!”
“Iya, lihat saja KRY singakatan Kyuhyun Ryeowook Yesung, jjang!”
“Nde, tapi siapa yang sudah menikah?”
“Sahabat kita Ryeowook juga sudah menikah, hyung!”
“Oh iya! Kenapa kau bisa lupa!”
“Ah hyung ini! pergi pensiun sanah!”
“Kau mau kuhajar?”
“Ayo, hajar aku dalam game starcraft!”
“Starcraft lagi????!!”
“Nde, waeyo????”
“Hah! Otakmu penuh dengan kotoran game!”
“Otakmu bahkan sangat penuh dengan kotoran Ddangkoma!”
Mwo?!”
“Hahahahaha!”
♪♪♪
“Yesung-ssi! Kyu-ssi! Apa kalian sudah siap?” tanya seorang crew dari balik pintu kamar rias.
“Nde!”
“Geurae! Sebentar lagi Kyu kau tampil solo duluan, setelah Kyu melakukan solo, kau siap-siap di sisi panggung, Yesung-ssi!” perintah crew tersebut dan langsung keluar dari kamar rias.
“Dia cerewet sekali!” gerutu Kyu.
“Tentu saja, dia kan pengatur acara!” cibir Yesung dan langsung diikuti kekehan Kyu yang membabi buta.
Sudah 15 menit berlalu, Kyu juga sudah hampir menyelesaikan solonya. Yesung yang akan tampil dengan setelan baju hitam rancangan ‘Le Cauxee’ yang pernah di pakainya di pesta pahit Yoon Mi, lengkap dengan topeng emas yang dikenakannya, dia mulai memasuki panggung dengan aura star yang sungguh membahana.
“Whoaaaaaaaaaaaaaaa!!!!” teriak para fans dari bawah panggung. Yesung sedikit tersenyum. Di hatinya ia berbicara, semoga acara solonya berlangsung lancar dan paling tidak Yoon Mi jadi lupa dengan wajahnya akibat topeng itu. Dia masih ingat betul ucapan tuan Sooman kalau oihak keluarga Ryeowook akan datang di acara itu.
Yesung mengangkat micnya.
“Anyeonghaseo~” sapa Yesung ramah pada seluruh fans. Fans pun bersorak sorai dengan gembira.
“Naneun Yesung imnida, mari bernyanyi besama!” teriak Yesung percaya diri.
Alunan melodi dimulai, fans yang tadinya ramai sekarang jadi memerhatikan Yesung. Semua terpana ke arahnya. Tak terkecuali seorang yeoja yang baru saja muncul dari pintu masuk di samping  stadion. Seorang yeoja dengan rambut yang sedikit di keriting dan diwarna pirang membuatnya tampak sedikit dewasa. Dengan setelan dress mini putih, dia berjalan diantara fans yang menonton berusaha agar bisa menonton di depan sendiri.
Drrrrrrttt! Sebuah pesan masuk! Yeoja itu membacanya dan segera membalasnya. Yeoja itu membatalkan keinginannya melihat sang penyanyi panggung.
Aku sudah sampai, kau dimana? Aku ada di tengah kerumunan fans-fans ini. appa dan eomma tidak bisa datang.
Pip pip! Pip pip! Sebuah balasan!
Aku masih di belakang panggung, Yoon Mi^^ sebentar lagi aku akan tampil solo untuk dua lagu, setelah itu aku baru tampil bertiga. Terus semangati aku!^^ Saranghaeyo, chagiya~^^*
Pip! Yeoja itu menutup ponselnya. Yeoja itu adalah Yoon Mi. Ya, Park Yoon Mi. Istri Ryeowook, atau lebih tepatnya mantan yang belum sempat mengucapkan perpisahan pada Yesung.
“Yeorobuuunnn~!!!!” teriak seorang penghuni panggung. Teriakan itu sontak mengagetkan Yoon Mi dan segera menoleh ke arah asal teriakan penyanyi itu.
“Namja bertopeng?” gumam Yoon Mi. Yoon Mi merasa pernah melihatnya. Dan yah! Dia ingat!  Acara pesta ultah sekaligus malam tahun baru! Ya, dia melihat namja itu di ujung tangga! Namja bertopeng!
“Nde!!!” teriak para fans.
“Apa kalian ingin mendengarkan ‘It Has To Be You’????”
“Nde!!!”
“Apa aku tidak salah dengar???”
“Aniiii!!!”
“Nde, music please!” perintah Yesung lembut.
Melodi ke dua pun dimulai. Yesung memainkan suara dan nadanya begitu apik. Yoon Mi beserta ribuan fans lainnya terenyuh dan bahkan ikut menyanyikan liriknya. Yoon Mi kini berdiri diantara fans gila itu. Yoon Mi benar-benar merasakan bagaimana fans gila yang sebenarnya. Fans yang tak hanya sekedar tahu info dari internet belaka.
Inikah fans gila itu? Inikah fangirling sebenarnya? batinnya kalut, hatinya terenyuh, dan...
Apa? Jadi namja itu... Kau! Hantuku! Mimpiku! Kenapa kau membuatku merasa bersalah... gumam Yoon Mi pada dirinya sendiri.
Yoon Mi tak kuasa. Ia memandangi bagaimana Yesung yang bernyanyi penuh arti bahkan sambil menangis terharu begitu, mengikuti Yesung melafalkan liriknya, sampai menggelengkan kepalanya. Bukan dengan senang, tapi dengan linangan airmata penuh dosa dan penyesalan. Bahkan di satu lagu, Yoon Mi benar-benar merasa tertampar akan kalimat Yesung.
“Untuk kali ini saya akan membawakan lagu ciptaan saya sendiri. Lagu ini saya khususkan untuk seorang Clouds yang pernah membawaku ke bukit indah di minggu akhir Desember tahun lalu, bagi yang sedang patah hati atau sedang jatuh cinta, dengarkan ini!”
Fans yang datang pun jadi terenyuh. Walau ada sedikit bisik-bisik mengenai siapa yang dimaksud Yesung.
“Kuciptakan ini dengan haru. Lagu ini... Love Really Hurts...” jelas Yesung lembut. Yesung pun membuka topengnya.
“Benar... itu kau...” bisik Yoon Mi tak karuan.
Lagi. Musik dimulai! Yoon Mi semakin lemah, ia ingin keluar! Tapi ia tak sanggup! Kaki dan tangannya gemetar. Melihat seseorang yang sangat dan masih dikasihinya itu menyanyikan lagu untuknya. Yoon Mi menangis dalam benaman nada lagu itu. Hingga penghujung akhir lagu, Yoon Mi tak sempat sekalipun mengusap air matanya.
“Gamsahamnida! Sekarang mari kita panggilkan pendatang baru kita, Kim Ryeowook!” teriak Yesung bersemangat dan langsung menghilang dari atas panggung. Entah apa yang sedang di pikirkan Yoon Mi. Dia berlari keluar dari kerumunan fans. Dia berlari kencang menuju pintu yang jelas-jelas tak boleh seorang pun masuk kecuali crew dan guest.
“Ruang Rias Kim Jong Woon? Oh itu dia! Pintu warna coklat tua”
“Oh, gomapta!” Yoon Mi membungkuk hormat.
“nde!”
Yoon Mi mempercepat langkahnya dan segera masuk ruang rias itu. Nihil! Yesung belum datang! Mungkin dia masih ke toilet atau ah entahlah! Tak tahu apa yang harus dilakukannya, Yoon Mi pun segera mengacaukan isi tasnya. Sebuah ide brilian muncul di benak Yoon Mi. Diambillah lipstick miliknya dan ia segera mengambil sebuah tablet milik Yesung yang sengaja ditinggal disana. Terpaksa ia memakai listick itu.
Aku menunggumu di atap gedung, sekarang!
-          Hantu -
“Selesai!” gumam Yoon Mi senang. Ia segera meletakkan tab itu tepat di samping tas Yesung. Ia keluar dengan mengendap-endap menuju atap gedung pertunjukkan show mereka.
Lama tak jumpa, membuat perasaan rindu itu semakin menjadi. Park Yoon Mi menunggunya tepat diatas gedung pertunjukkan itu. Ditemani angin malam, dengan dress putih mini selutu tanpa jaket atau syal, Yoon Mi menanti Yesung dengan penuh harap-harap cemas.
Tap! Tap! Tap! Deru langkah kaki yang semakin mendekat. Yoon Mi tak berani menoleh ke arah siapa pemilik langkah itu. Dia hanya diam sesekali melirik ke samping dengan cemas, akankah dia?
Tap! Tap! Tap! Semakin dekat! Yoon Mi benar-benar mabuk dan tak kuasa lagi. Kedua matanya berkaca-kaca. Dia ingin sekali membalikkan tubuhnya, tapi tiba-tiba sebuah jaket menyelimuti tubuh mungilnya.
 “Kau kedinginan. Kau pasti sudah menungu lama. Minahae~” ucap seorang namja. Yoon Mi mebalikkan tubuhnya.
“Oppa?” gumam Yoon Mi kacau. Yoon Mi segera mendekat dan memeluk seseorang yang saat itu tepat di depannya. Seseorang itu membalas pelukan Yoon Mi dengan lembut. Yoon Mi menangis dibalik pelukan indah itu.
“Kau sekarang tampil jauh lebih cantik...” puji Yesung dalam suara khasnya.
“Bogoshipeosimnida, Yesung Oppa!” kata Yoon Mi disela-sela tangisnya.
“Nado~” balas Yesung mantap. Yesung semakin mengeratkan pelukannya. Bahkan ia juga mencium kening Yoon Mi mesra. Yoon Mi  merasa sedikit lega.
“Oppa, jadi namja bertopeng di pesta itu adalah kau?” tanya Yoon Mi dalam posisi masih di pelukan Yesung. Yesung segera melepas pelukannya.
“Nde, tapi aku sangat lemah. Aku tak mampu mencegahnya...”
“Wae? Aku sampai berpikir kalau kau dan pesan singkat itu adalah kebohongan awalmu! Yang kutahu kau tak pernah mengingkari janji. Keronde...? aku pikir kau sudah melepasku dan memang tak serius sejak awal! Wae? Eo? Waeyeo?????”
“Keronde....”
“Saat itu aku benar sedih, aku sangat bingung. Tuan Kim sudah ada disana. Aku ingin bilang aku tidak bisa, tapi saat aku melihat eomma, semua terasa begitu berbeda. Aku kira saat itu eomma hanya bercanda mengenai perjodohan! Tapi karena aku takut, itulah kenapa di kafe aku marah padamu dan meminta kejelasan hubungan kita. Tapi apa....? terlambat...”
“Kado itu....”
“Kado?” tanya Yoon Mi heran. Yesung merogoh saku celananya dan mengambil sebuah kotak. Dibukanya kotak itu.
“Kadomu... mianhae, aku terlambat memberikan kado ini....”
“Mwo? Ini apa?”
“Saat itu, aku bermaksud ingin melamarmu di depan eommamu dan para undangan. Aku tak menyangka dengan kehadiran Ryeowook, awalnya kukira kau mengenalnya makanya mengundanganya. Ternyata...”
“Oppaaaa....”
“Tepat di awal malam tahun baru itu aku lihat dia memasangkan cincin itu padamu. Aku terlambat, mianhae~” ucap Yesung penuh penyesalan.
“Mi-Mianhae~” ucapnya sekali lagi. Mata yesung berkaca-kaca. Ketahuan sekali kalau dia ingin menangis.
“Geullido...” gumam Yesung. “Aku tahu saat di Mokpo kemarin kau datang ke konserku. Saat aku berjalan di bangku penonton, aku menemukan ini,” Yesung segera mengambil sesuatu dari dalam rompi yang dikenakannya.
Hap! Sebuah diary kecil muncul dari balik rompi. Yoon Mi menatap Yesung tajam seolah tak percaya. Bahkan Yoon Mi masih saja dalam dunia tangisnya. Yesung segera mngulurkan diary itu. Dengan berat hati Yoon Mi menerima diary itu.
“Wae? Sudah tahu aku dalam keadaan menderita, kenapa kau...........?”
“Ryeowook....” ucapan Yesung memotong kalimat Yoon Mi.
“Dia adalah sahabatku, dia juga sudah menjadi bagian dari agensiku. Appanya dan ‘Le Cauxee’, bekerja sama dengan labelku untuk mensponsori show ku selama ini,” jelas Yesung dengan nada sedikit menyesal. Yoon Mi hanya bisa terperangah. Ia sungguh tak percaya.  Sahabat???!!!! :O
Wae?????” tangis Yoon Mi pecah seketika. Air mata itu membasahi lagi pipi Yoon Mi. Yesung hanya bisa memandangi yeoja yang sangat disayanginya dengan sedih. Dia bisa apa? Semua sudah terjadi. Inilah takdir. Mau atau tidak, mereka harus menerimanya.
“Wae?????” bentak Yoon Mi kesal.
“Molla...” respon Yesung tiba-tiba dan semakin membuat Yoon Mi menangis sejadinya. Yesung benar-benar tak sanggup lagi.
“Inilah takdir...” ucap Yesung pasrah. Yesung juga tak kuasa menahan air matanya. Segeralah mereka berdua menangis menyelimuti sesi akhir pertunjukan Launching Album Ke-Enam Yekyu bersama anggota baru Ryeowook.
“Kau lihat Yesung hyung?”
“Molla...”
“Kalau kau lihat Yesung hyung tidak?”
“Mollayo~”
Yesung hyung, kau dimanaaaa? pikir Kyu kalut.
“Sudah saatnya KRY tampil!” teriak seorang crew.
“Chamkanman!” teriak Kyu. Kyu berlari kesana kemari mencari hyungnya. Sementara itu...
“Yeobo, kau dimana? Kenapa tidak datang kesini? Pesanku belum kau balas! Telponku pun tidak kau angkat!” gerutu Ryeowook di bangku riasnya. Ryeowook sama kalutnya dengan Kyu.
❄❄❄
“Wae?????” bentak Yoon Mi masih dengan kekesalannya. Yesung benar-benar tidak tahan lagi. Malihat yeoja kesayangannya itu menangis, atau bahkan menghadapi konflik batin dalam dirinya. Dia segera mendekap Yoon Mi dalam peluknya.
“Mianhae~” bisik Yesung. Yoon Mi tak bergeming. Semakin erat ia peluk, semakin sesak perasaannya. Akhirnya dia mendapat inisiatif. Ia melepas pelukan itu dan meraih kotak kado yang telah diberikannya pada Yoon Mi sebelumnya.
“Wae?” tanya Yoon Mi heran. Yesung segera berlutut di hadapan Yoon Mi. Ia membuka kotak itu dan muncullah sepasang cincin. Yesung mengambilnya satu dan mengulurkannya pada Yoon Mi. Yesung tersenyum dengan manisnya.
“Menikahlah denganku?” pinta Yesung tiba-tiba. Yoon Mi kaget bukan kepalang, mati kutu!
“hajiman~~” Yoon Mi mencoba mengeles.
“Kalau begitu, bertunanganlah denganku! Aku.... naega nan saranghae!” ucap yesung percaya diri.
Yesung segera meraih tangan Yoon Mi dan menyematkan cincin itu ke jari manis Yoon Mi. Yoon Mi tersenyum. Ia benar-benar aktor yang hebat! Dulu ia sempat berakting bahagia di depan orangtuanya, sekarang dibalik hatinya yang kacau dia berakting manis dan bahagia di depan Yesung.
“Jangan berpura-pura lagi! Menikahlah denganku!” pinta Yesung. Ia berdiri dan memberikan cincin terakhir di dalam kotak itu kepada Yoon Mi. “Kajja....”
Yoon Mi hanya diam. Dia begitu bingung.
“Wae?”
“Ani... a-aku... aku tidak bisa!” ucap Yoon Mi.
“Bukan begitu, cukup katakan : ya!”
“Aku tidak bi-bisaaaa”
“Yoon Mi-ya?” panggil Yesung. Yoon Mi menunduk sedih. “Lihat aku!”
“ani...”
“Yoon Mi-ya?” Yesung memegangi pipi Yoon Mi dan membuat Yoon Mi menatap wajahnya.
“Hmmm???” tanya Yesung meyakinkan. Tampak sekali kebingungan di mata Yoon Mi. Dengan menangis dan senyum terpaksa, Yoon Mi pun berkeputusan.
“Nde, aku menerima...”
Yesung segera memeluk yeoja itu erat. Semakin erat. Yoon Mi juga ikut membalas pelukan itu.
“Saengil Chukkaeyo, Hantuku~ Park Yoon Mi.... saranghamnida~” bisik Yesung penuh kepastian.  Yoon Mi semakin memeluk Yesung erat. Seerat rasa bersalahnya pada Ryeowook yang tiba-tiba muncul saat Yesung meminangnya.
❄❄❄
“Eottohkkhae? Yesung hyung dimana????” tanya Kyu sedikit membentak.
“Mollayo!” jawab seseorang.
“Eotte....”
“Kalau begitu suruh Ryeowook menyanyi saja! Suruh dia menyanyi apa saja yang dia bisa!” titah tuan Lee Sooman.
“Algetsumnida!” jawab seorang crew dan segera menghubungi crew lainnya yang ada disamping Ryeowook.
“Sekarang?”
“nde”
“Tapi lagu apa?”
“Insomnia!” celetuk Kyu dari balik pintu ruang rias kamar Ryeowook.
Ppali! Atau fans akan segera mengamuk!” perintah Kyu sambil mendorong tubuh Wook masuk ke lorong menuju panggung.
 “Yoon Mi-ya?” Yesung memegangi pipi Yoon Mi dan membuat Yoon Mi menatap wajahnya.
“Hmmm???” tanya Yesung meyakinkan. Tampak sekali kebingungan di mata Yoon Mi. Dengan menangis dan senyum terpaksa, Yoon Mi pun berkeputusan.
“Nde, aku menerima...”
Yesung segera memeluk yeoja itu erat. Semakin erat. Yoon Mi juga ikut membalas pelukan itu.
“Saengil Chukkaeyo, Hantuku~ Park Yoon Mi.... saranghamnida~” bisik Yesung penuh kepastian.  Yoon Mi semakin memeluk Yesung erat. Seerat rasa bersalahnya pada Ryeowook yang tiba-tiba muncul saat Yesung meminangnya.
“Oppa?” ucap Yoon Mi memecah suasana.
“Ye?”
“Tapi aku adalah yeoja yang sudah menikah selama  4 hari?”
“Kalau begitu aku adalah seorang namja yang sudah bertunangan  selama 10 menit?” Yesung semakin memeluk erat Yoon Mi. Yoon Mi semakin khawatir.
“Oppa, aku serius. Bagaimana jadi begini?”
“Yoon Mi?” Yesung melepas pelukannya.
“Biarkan aku memberimu kenangan terakhir paling indah di hidupmu... aku tak bisa membuatmu menggantung  seperti di diary itu...” jelas Yesung. Yoon Mi pun mulai mengerti. Dia mengangguk pelan dan memeluk Yesung lagi. Tapi Yesung melarangnya.
“Oppa? Wae?” tanya Yoon Mi heran.
Bukannya menjawab, yesung malah mendekap kepala Yoon Mi dengan kedua tangannya. Yesung menatap kedua mata Yoon Mi dalam-dalam dan melarutkan Yoon Mi dalam buaian tatapannya. Yesung mendekati wajah Yoon Mi dengan pasti. Di balik hembusan angin yang mengibarkan rambut Yoon Mi itu... YoonSung berciuman hangat untuk yang terakhir kalinya. Bahkan mungkin berciuman untuk yang rekor paling lama sepanjang mereka pernah berciuman sebelumnya.
“Kau menangis?” tanya Yesung sesaat setelah melepas ciuman lama itu.
“Ne,” jawab Yoon Mi singkat. Yoon Mi mengurai senyum pahit. Yesung segera menghapus air mata Yoon Mi. Setelah itu yesung segera meraih lengan Yoon Mi dan mengambil kembali cincin itu. Tidak hanya milik Yoon Mi, cincin miliknya juga dilepas.
“Lihatlah!” Yesung berjalan ke tepi atap. Yoon Mi mengikutinya dengan heran. Tiba-tiba Yesung melempar kedua cincin itu bersamaan. Yoon Mi memandangnya heran.
“OPPA?!” pekik Yoon Mi.
“Kembalilah...” bisik Yesung.
“Eodi?”
“Pada Ryeowook...”
“Oppa....???” Yoon Mi memasang wajah memelas.
“Semuanya sudah berakhir...” ujar Yesung dengan ekspresi kecewa.
“Semuanya berakhir, semuanya berubah... tapi satu hal yang harus kau ingat... kau tidak boleh mengakhiri usia mu di 25 saja!” Yesung menggenggam tangan Yoon Mi.
“Saat semuanya berakhir, percayalah padaku. Aku akan baik-baik saja, kau juga akan baik-baik saja. Disini...” Yesung meletakkan telapak tangan Yoon Mi tepat ke arah jantung Yoon Mi.
“Disini masih ada sepasang sayap untuk terbang tinggi... terbanglah yang tinggi!” jelas Yesung mantap.
“Terbang?”
“Ne... Terbanglah dengan indah bersama Wookie. Terbanglah dengan jauh seperti cincin tadi, mereka terbang sangat jauh sekali...”
“Wae?”
“Karena hanya sayap itu yang bisa membuatmu mengembangkan pribadimu kembali”
“Oppa....”
“Nal mideo... percayalah padaku, hm?”
“Keronde...”
“Aku tahu itu... nado saranghae...”
“Oppa?”
“ne?”
“Kau benar-benar hantuku!” Yoon Mi memeluk Yesung untuk terakhir kalinya. Yesung membalas pelukan itu dengan suka cita.
♫♫♫
Tap! Tap! Tap! Suara langkah kaki dari ujung lorong mengalihkan perhatian Ryeowook yang sudah khawatir sejak tadi sambil memandangi ponselnya.
“Chagi?” sapa Ryeowook dengan tatapan berbinar. Ryeowook segera mendekati Yoon Mi dan memeluknya karena perasaan cemas yang begitu besar.
“Kau dari mana saja eo?” tanya Ryeowook cemas. Yoon Mi menarik nafas panjang.
“Oppa, tadi aku mau bertemu denganmu tapi aku malah berputar-putar dan tersesat. Lalu ponselku... lowbat...” Yoon Mi mengutarakan alasan yang sungguh berbeda dari kenyataannya.
“Bagaimana bisa? Aigoo, yeobo! Gwaenchanayo? eo? Gwaenchanayo? Lain kali biar aku saja yang menjemputmu...” tanya Ryeowook kalut sambil memegangi tubuh Yoon Mi. Ia bahkan memegangi kening Yoon Mi dan membetulkan penampilan Yoon Mi mulai dress sampai rambut. Untungnya jaket Yesung telah ia kembalikan.
“Gwaenchana...” jawan Yoon Mi.
“Gueraeyo?” Ryeowook benar-benar namja yang baik. Ia bahkan khawatir setengah mati karenanya. “nde...” jawan Yoon Mi singkat.
“Hyung?” sapa seseorang. Ryeowook menoleh. “Hyung, sebentar lagi KRY tampil, jangan kemana-mana ya?”
“Oh Kyu! Kebetulan sekali, kau punya minuman?”
“Nde, wae?” Kyu berbalik tanya heran.
“Aku minta satu, istriku baru saja tersesat...”
“Ah bagaimana bisa? Seharusnya menelpon saja...” protes Kyu sambil mengacak isi ranselnya.
“Ponselku lowbat,” jawab Yoon Mi judes.
“Jadi ini istrimu?” tanya Kyu sambil melemparkan sebotol air mineral pada Wook.
“Nde, inilah istriku yang aku ceritakan tempo hari...”
“Ne, je ireum eun Park Yoon Mi rago imnida~” sapa Yoon Mi dengan membungkuk hormat.
“Cho Kyu Hyun imnida~” balas Kyu sopan.
“Oh, noona kau benar-benar lebih cantik dari yang hyungku ceritakan! Oya, noona suka siapa? K? R? Atau Y?” tanya Kyu tiba-tiba. Tentu saja membuat Yoon Mi kaget dan langsung terkekeh.
“Kau ini kenapa?! Jelas saja memilih suaminya!” celetuk Wook.
“Wae? Aku yang paling tampan tahu! Ya ‘kan noona?” tanya Kyu manja. Yoon Mi hanya bisa tertawa kecil. Sementara di ujung lorong lainnya, tepat di balik sebuah tembok itu berdiri seorang namja yang memerhatikan mereka sejak tadi dengan senyum bahagia.
“Noona pasti lebih memilih aku!”
“Kau pikir siapa suaminya?” respon Wook tidak mau kalah.
“aku!”
“Aku!”
“dia memilih aku...” suara itu melerai perdebatan KyuWook.
“Hyung????!!!” teriak mereka bersamaan.
“Omo~ kau darimana saja? Acara hampir hancur gara-gara kau!” bentak Kyu.
“Mian... oh jadi ini istrimu itu? Yang katamu cuek dan manis?” tanya Yesung geli.
“Nde, yeobo, perkenalkan dirimu..”
“Ah, biar aku saja,” pinta Yesung. “Kim Jong Woon rago imnida,” Yesung membungkuk.
“Ne, Park Yoon Mi imnida!” balas Yoon Mi kikuk. Benar-benar sudah berubah dari yang tadi. Yoon Mi bahkan sempat tak percaya kalau ia berkenalan seperti saat pertama jumpa dengan Yesung di Dunkook University.  Oppaaaa.... batin Yoon Mi meringis pilu.
#Tepat di halaman terakhir diary Yoon Mi...
Dear diary...
Aku sungguh tak menyangka hal ini akan terjadi. Apa... neomu apayo... Aku berpikir untuk mengakhiri usiaku di 25 saja. Karena di awal usia itu pula aku resmi menghilang dari hidupnya. Dia... naega nan bogoshipeosimnida~ aku kira saat itu eomma bercanda akan menjodohkanku dengan murid eomma di universitas. Aku tak menyangka... semua berakhir di kenyataan. Tamat sudah dunia fangirlingku, hilang sudah harapan itu. Bahkan, seseorang yang kuharap membantuku dan menyelamatkan di acara resmi itu, ia tak muncul menyelamatkanku. Apakah saat itu dia sibuk dengan popularitasnya? Apa saat itu dia sengaja menomorduakan aku dan lebih menomorsatukan fans gilanya? Aku tak melihat hantuku... yang aku lihat saat itu adalah... Mimpi Burukku. Ya benar katanya, dia bukan menjadi hantuku saja, tapi juga mimpiku. Mimpi burukku, tentunya. Mimpi terburuk sepanjang aku tidur... aku mulai mengepaki barang-barang fangirling sebagai Clouds, tapi tidak untuk memori itu. Memori itu tetap terbuka di hatiku. Aku... Memendam benda-benda popularitas itu. Meletakkannya jauh dari kehidupan nyataku. Benar kata eomma, aku terlalu hidup dalam dunia khayal. Modeun Byeongyeong~ Sematan cincin ini, sadarkan aku... bukakan kembali lembaran baru itu... kehidupan yang sesungguhnya... akan tetapi, walau aku dulu hidup dalam dunia khayalan, satu hal yang aku ingat dan aku masih sangat menghargainya. Cintaku pada Yesung bukanlah khayalan... meski tangan ini kini melingkar di pundak Ryeowook, tapi duniaku, separuhnya, dunia khayalnya, tulus kuberikan pada Yesung seorang... Ya, cintaku pada Yesung bukanlah khayalan...
Balasan untukmu, Yoon Mi, hantuku...
Saengil Chukkaeyo, Hantuku~ Park Yoon Mi.... saranghamnida~ Biarkan aku memberimu kenangan terakhir paling indah di hidupmu... nado bogoshipeo, Yoon Mi-ya! Oya, kembalilah! kembali pada Ryeowook. Tak apa meski kau tak menjadi Clouds lagi, atau kau bukan lagi fangirlingku... Semuanya berakhir, semuanya berubah... tapi satu hal yang harus kau ingat. kau tidak boleh mengakhiri usia mu di 25 saja~! Saat semuanya berakhir, percayalah padaku. Aku akan baik-baik saja, kau juga akan baik-baik saja. Disini masih ada sepasang sayapmu untuk terbang tinggi... terbanglah yang tinggi! Terbanglah dengan indah bersamanya. Terbanglah dengan jauh seperti cincin itu, mereka terbang sangat jauh sekali. Karena hanya sayap itu yang bisa membuatmu mengembangkan pribadimu kembali. Nal mideo... percayalah padaku,  hm? Oya... Aku tahu itu... nado saranghae... Kau benar-benar hantuku. Aku tahu... cintamu bukanlah khayalan... sama seperti cintaku padamu... cintaku tidak akan pernah jadi khayalan... ireohkae neol saranghae, Yoon Mi... berbahagialah dengannya. Dia, namja yang terlalu baik dan lugu. Kau pantas memilikinya... dia adalah sahabatku yang bekerja di ‘Le cauxee’. Kami sahabat baik sejak SD. Aku mengerti betul kenapa ia sampai merahasiakan perjodohanmu dengannya. Kurasa tuan Kim berhasil mendidik putranya dengan begitu baik. Selamat atas pernikahanmu, Teman. Berbahgialah dalam hari-harimu^^* aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu... aku juga akan sering-sering menemui tempat yang serupa dengan bukit itu... ^^ hwaiting!!!
-END-
~~~ㅇ♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬ㅇ~~~   

Comments