BE A GOOD READER ^_^
RCL PLEASE, atleast put one comment below
thankyou~ arigatou~ gomapta~ kkk *bows*
-This motion picture photos / cover are
protected pursuant to the provisions of the laws of the Republic of Indonesia and other countries.
Any authorized duplication and/or distribution of these photos / cover may
result in civil liability and criminal prosecution-
-This work of fiction, the characters,
incidents, and locations portrayed and the names herein are fictious, and any
similiarity to or identification with the location, name, characters or history
of any person, product, or entity is entirely coincidental and unintentional-
OneWord:
Everything i have been written here and in many other
pages or blog are pure and clearly and fresh came out of my brain. Totally my
idea, my characters i know and i have around my brain, i never tryna plagiarism
to another FF’s author so DON’T EVEN TRY TO COPY AND PASTE THIS MY FF WITHOUT MY
PERMISSON although it is just for you collection, or just reading or
any other reasons can’t be accepted. Be A good reader / appreciator, leave any
comments, Don’t be a Plagiarism,
Everyone may read and i never put NC inside. Enjoy and sorry for Typo everywhere J
~~~
-Maaf jika ada kesamaan jalan cerita maupun cast, tapi saya
membuat FF ini murni dari otak saya dan ide saya sendiri. Saya tidak pernah bermaksud
memplagiat atau mengcopy paste FF manapun. Jikalau saya terinspirasi dari suatu
FF, maka saya akan menyertakan link hidup original FF nya. Sekian-
Cast:
- ¶ Kim Jong Woon a.k.a Yesung as himself
- ¶ Author as Park Yoon Mi
- ¶ Other Cast hehe^^
Rating
: PG 17+
Lenght
: Oneshoot +10.000 [songfic]
Genre
: Blue, Romance, December Atmosphere, New Year, Your Own Feel ^^ ᄏᄏᄏ
Author
: Seon
Da Eun [Yekyung]
Disclaimer : They have their own world,
they have their own characters, i just write what wanna write. They are for
theirselves, they are not mine. OC and typo might be appears here and there. LEAVE
ANY COMMENT, thankyou. J
[[[
*Backsound: (Super Junior) ~ A Day
Bulan
Desember berada di sudut senja, tepat pukul 6 sore, saat matahari timur mulai
menutup jendela di barat dan bintang-bintang timur mulai bangkit dari peraduan.
Kala semua penghuni cakrawala 6 sore itu mulai lengah dan berjalan gontai ke
rumah, menemui keluarga yang sudah menunggu sejak pukul lima. Dari sudut jalan
sebuah bayangan langkah kaki yang tengah berjalan menuju arah Utara dari arah
Selatan tampak memenuhi pandangan mata seorang namja yang duduk termangu di
sudut jalan yang lain. Namja itu tambak bahagia dan segera berdiri, tak sabar
menanti langkah itu berdiri tepat di depannya. Namja itu tersenyum simpul
mengarah pada langkah itu.
Tap! Tap! Tap! Deru suara langkah itu
mendekat, bukan berlari, hanya saja berjalan sedikit lebih cepat. Sesaat
setelah sampai di depan namja itu, namja itu segera mengulurkan tangannya.
Disambutnya tangan itu dan mereka pun berjalan bersama memebelah jalanan
kompleks begitu bahagia.
“Mianhae~
Kau pasti sudah lama menunggu, geuraeyo?” tanya Yoon Mi sambil tersenyum
bahagia ke arah namja itu.
“Anio~ aku
baru sampai lalu kau datang,” respon namja itu. Namja itu juga tersenyum tak
kalah bahagianya dengan Yoon Mi. Ya, Park Yoon Mi adalah nama lengkapnya. Nama
yang begitu dielu-elukan namja yang kini menggandeng tangannya erat. Seorang
yeoja yang begitu dinantikan kehadirannya sejak pukul lima sore tadi.
“Yesung
oppa?”
“Ye?”
“K-Kau
tampak keren dengan setelan blazer hitam itu ᄏᄏᄏ” puji Yoon Mi. Dia terkekeh karena malu setelah
mengucapakan kalimat pujian itu.
“Geuraeyo?”
tanya namja itu tak percaya. Namja itu semakin tak karuan dan tampaklah pipinya
memerah karena malu. Namja itu tersenyum senang dan semakin mempererat
gandengannya pada Yoon Mi.
“Wanita
penjerat, ya?” goda namja itu melirik Yoon Mi nakal. Yoon Mi terkekeh lagi.
“Nde! Aku
tidak sedang bercanda...” elak Yoon Mi. Yoon Mi mendadak kikuk dan tak berani
menatap mata Yesung. Ya, Yesung. Nama namja yang sedari tadi bergeming untuk
menampakkan diri itu adalah Yesung.
“Assa!” pekik Yesung kegirangan karena
berhasil membuat Yoon Mi kikuk.
“Wae?” tanya Yoon Mi heran. Yesung hanya
menggelengkan kepala dan terus mengayunkan lengan Yoon Mi yang digandengnya.
“Yesungie,
ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan,” ucap Yoon Mi serius.
“Sesuatu?
Aaa... bukankah ulang tahunmu masih beberapa hari lagi?” Yesung semakin
penasaran dan menatap Yoon Mi dengan memasang wajah lugu. Yoon Mi yang mulai
merasa menang segera menarik lengan kiri Yesung mengikuti kemana arah kaki Yoon
Mi berlari. Yesung, dibalik derai rambut Yoon Mi yang berkibar karena angin
lembut Desember itu lantas tersenyum geli melihat tingkah Yoon Mi.
Tak lama
setelah mereka memotong jalanan salju yang turun menyemarakkan Seoul malam itu,
mereka pun sampai di sebuah bukit kecil yang tertutup salju. Bukit itu terletak
tak jauh dari rumah Yoon Mi. Bukit yang tak terlalu tinggi itu tampak indah
dibalik sebuah pohon beranting kering akibat musim dingin. Walau tampak landai,
jika berjalan mendekat dan melihat pemandangan dari atas bukit, tampaklah
sejuntai jurang yang tak begitu dalam dibaliknya. Tak semengerikan itu, jika
berdiri diatas bukit itu atau duduk di sebuah kursi panjang tepat di puncak
bukit itu, tampak pula Seoul yang gemerlap di malam hari.
“Whoaaaa!
Rutinitas kerjaku membuatku mual! Aku ingin sekali ke tempat ini sejak lama. Oppa!
Kau tahu? Ini tempat bermainku dengan teman-teman sewaktu kecil!” teriak Yoon
Mi bahagia. Yesung yang masih terpaku menatap Seoul dari atas bukit itu
tersadar dan segera mengumbar senyum ke arah Yoon Mi.
“Oh, nde?”
“Nde?”
Yoon Mi bertanya balik. “Aaa! Inilah yang aku bilang tadi, aku ingin
menunjukkan ini padamu, Oppa,” Yoon Mi lantas mengumbar senyum bahagia.
“Chagiya,
kau tahu ini tempat terindah yang pernah aku tahu,” respon Yesung senang. Yoon
Mi tertawa geli.
“Oppa?
Chagi? Yesungie....” panggil Yoon Mi bernada sedikit kesal. “Kau ini! sudah
berapa tahun hidup di Seoul? Bagaimana bisa tidak menemukan tempat sekeren ini?
ᄏᄏᄏ jangan
aneh-aneh ya?” Yoon Mi menatap Yesung bercanda. Tampak sekali keluguan Yesung
saat itu.
“Ada
ribuan tempat serupa dengan bukit masa kecilku ini mana mungkin kau tidak
menemukan satu pun?!” lanjut Yoon Mi.
Sementara
Yesung terperangah dengan kalimat Yoon Mi. Yoon Mi berputar-putar sambil merentangkan
kedua tangannya serta menatap langit yang menghujaninya dengan butiran salju. Yoon
Mi tampak begitu bahagia.
“Ya,
rutinitasku juga membuatku mual. Aku jadi tidak pernah tahu kalau ada tempat...
Ya! Berhentilah berputar-putar, nanti kau mabuk!” nasihat Yesung lembut.
*Backsound: (Super Junior) ~ Memories
Yoon Mi
segera menghentikan putarannya dan berjalan ke arah Yesung. Yoon Mi memeluk
Yesung untuk beberapa saat. Yesung sangat senang sekali. Setelah melepaskan
pelukannya, Yoon Mi segera menarik lengan Yesung dan mengajaknya duduk di
sebuah bangku panjang yang terletak di puncak bukit. Yesung tersenyum dan
mengangguk mengiyakan permintaan Yoon Mi. Mereka berdua duduk berdampingan di
bangku itu. Mereka bercanda dan saling tersenyum satu sama lain. Mereka begitu
menikmati minggu terakhir Desember
mereka dengan bahagia, seolah-olah merekalah pasangan paling bahagia di dunia.
Seolah mereka takkan pernah berpisah. Seolah tak ada rintangan apapun dalam
perjalanan mereka. Sejenak mereka bersitirahat dari panjangnya kisah kasih
mereka.
Suasana
semakin dingin, salju yang turun juga semakin banyak. Bahkan ranting-ranting
pohon yang tadinya belum tertutup salju kini perlahan mulai tertutup salju. Tak
terasa mereka telah menghabiskan waktu cukup lama. Mulai topik pekerjaan,
bercanda, topik kisah masa kecil, sampai kisah kasih mereka yang telah berjalan
lima tahun.
“Aku ingin
menghabiskan sisa hidupku dengan oppa,” gumam Yoon Mi lembut. Yesung tampak
memerhatikan Yoon Mi dengan ekspresi begitu khawatir.
“Apa kau
takut aku menghilang?” tanya Yesung membuyarkan lamunan Yoon Mi. Yoon Mi segera
mengelak dan tertawa lepas. Rasanya begitu aneh.
“Aaaa!
Kita kan sudah berjanji bersama sampai kapanpun. Kalau aku hidup lagi di
kehidupan selanjutnya, aku ingin tetap terlahir seperti i...” ucapan Yoon Mi
terhenti. Tersungging senyum yang dipaksakan. Yesung jelas sekali melihat itu.
Yesung pun mulai sedikit merasa ada yang salah dengan hari ini.
“Aku ingin
tetap terlahir sebagai yeoja yang dicintai oleh seorang Kim Jong Woon sampai
kapanpun!” ucap Yoon Mi tiba-tiba. “Selamanya!” lanjut Yoon Mi.
Ucapan itu
tentu saja langsung membuang kecurigaan Yesung. Yesung pun tersenyum lega dan
segera memeluk Yoon Mi erat. Yoon Mi hanya diam terpaku di balik dekapan Yesung
dan mulai menenggelamkan rasa dingin yang menyelimuti hatinya. Kehangatan kini
dirasakan oleh Yoon Mi, berbaur dengan aroma Yesung yang menyeruak dari balik
jaket blazer hitam yang dipakainya.
“Aku akan
tetap bersamamu~” bisik Yesung.
Yoon Mi
merasa tergetar. Tatapan matanya berkaca-kaca. Lama ia tak memberi respon dan
akhirnya Park Yoon Mi tak mampu lagi menahan air matanya. Dia menangis
sedalam-dalamnya di benaman dada Yesung. Yesung hanya bisa memeluk Yoon Mi
dengan penuh kasih seolah tak ingin melepaskannya.
“Jangan
takut... aku akan selalu bersamamu... aku takkan pernah meninggalkanmu...”
bisik Yesung lembut.
“Yaksok?”
tanya Yoon Mi dalam posisi tetap di pelukan Yesung.
“Tentu
saja, aku berjanji padamu. Apa pernah aku tidak menepati janji?” Yesung semakin
memeluk erat tubuh Yoon Mi. Begitu pula Yoon Mi.
“Selamanya
jangan pergi dariku...”
“Nde~ Aku akan
selalu berada disisimu, seperti bintang aku akan selalu menjadi penunjuk arah bagimu, seperti bulan yang
selalu menerangi malamu, seperti matahari kan selalu menyinari siangmu... aku
akan menjadi hantu di hidupmu!” ledek Yesung dalam kata-kata puitisnya.
“Hantu?
Mengerikan sekali!”
“Tidak
hanya hantu! Aku akan menjadi mimpi di tidurmu!” sahut Yesung.
“Kau
hantuku! kau mimpiku!” Yoon Mi pun tersenyum menang. Mereka tampak sangat
bahagia.
“Oppa?”
tanya Yoon Mi. Yesung melepaskan pelukannya dan menatap wajah Yoon Mi dengan
sedikit menunduk.
“Eo?”
“Ini kan minggu
terakhir Desember, dan sudah mau tahun baru...”
“Lalu?”
tanya Yesung.
“Aku sudah
memberitahumu kalau di acara tahun baru kamu harus datang kan?” tanya Yoon Mi
antusias.
“Oh nde
aku tidak akan lupa itu...” Yesung tersenyum sambil mengelus pelan poni Yoon
Mi.
“Beritahu
aku kado apa yang akan kau berikan???” tanya Yoon Mi manja dengan nada sedikit
memohon.
“Ani! Aku
tidak akan memberitahumu!”
“Aissh
kenapa kau jadi kakek pelit begini? Kajja beritahu aku~~~” pinta Yoon Mi sambil
memegangi tangan Yesung. Yesung tertawa geli.
“Kau ini
kapan dewasanya? Selalu saja childish~ ᄏᄏᄏ
aku tidak mau! Tetap saja tidak mau!”
“Wae???”
tanya Yoon Mi memelas. Jelas sekali dia sangat sebal, mulutnya yang manyun dan
matanya yang polos cukup menunjukkan betapa Yoon Mi sangat mengharap Yesung
memberitahunya.
“Kau ini
aisssh~ aku tidak akan mau memberitahumu, titik. Lagipula bukan surprise
namanya kalau kuberitahu sekarang~” elak Yesung sok romantis. Yoon Mi pun
mengulas senyum menang dan segera memeluk Yesung. Yesung terkejut.
“ᅘᅘ!! Yoon Mi-ku
yang childish...” gerutu Yesung.
“Mwo?!
Jangan panggil aku begitu!”
“Ani! Kau
pantas dipanggil begitu!”
“Aku tidak
mau, oppa~!!!”
“Harus
mau!”
“Andwae!”
“Ne!”
“Mwo??!!!”
Yoon Mi melotot dan segera mencubit lengan Yesung keras.
“Awww~~ apayo!”
erang Yesung. Yoon Mi bukannya merasa
bersalah, dia langsung kabur menghindari Yesung. Takut kalau-kalau Yesung
mencubitnya balik.
“Ya! Sini
kau! Aku akan menghajarmu, chagi!” teriak Yesung sambil berlari mengejar Yoon
Mi.
Sementara
langit mulai gelap, salju yang turun juga makin banyak. Mereka tetap dalam
kehangatan bersama sebagai sebuah pasangan paling bahagia. Bukan hanya di
Seoul, mungkin di seluruh dunia. Mengalahkan Romeo dan Juliet, begitu harapan
Yoon Mi.
“Jaljayo~!”
Yesung melambaikan tangan pada Yoon Mi. Yoon Mi pun tersenyum dan membalasnya
dengan senyum.
“Jaljayo,
oppa~” bisik Yoon Mi lembut. Yesung segera membalikkan tubuhnya dan melangkah
pergi menjauhi rumah Yoon Mi. Sementara Yoon Mi masih tetap berdiri memandangi
langkah Yesung yang mulai menjauh.
“Jaljayo...
oppa...” gumam Yoon Mi dalam kesendirian. Angin malam berhembus lembut, ia
menyadari bahwa malam semakin larut. Ia segera memasuki rumahnya dan beranjak
ke kamar mandi untuk cuci muka dan segera pergi tidur.
☃☃☃
“Yoon
Mi-ya?” teriak eomma dari balik pintu.
“Bolehkan
eomma masuk?” lanjut eomma.
Tak ada
respon. Eomma pun mulai membuka pintu kamar Yoon Mi dan mencari keberadaan Yoon
Mi, tapi tidak ada siapapun di kamarnya. Yang ada malah eomma menemukan sebuah
boneka besar yang sengaja ditempeli foto wajah Yesung, seorang penyanyi solo
terkenal di Seoul. Eomma tahu itu, setiap hari wajah Yesung memenuhi layar TV,
baik di dunia akting, variety show, sampai acara musik yang tentu saja
merupakan tempatnya. Tidak hanya itu, terpampang pula sebuah foto besar dan
poster besar bergambarkan Yesung pada wallpaper kamar putrinya. Eomma hanya
bisa menggeleng-geleng melihat tingkah putrinya.
“Dimana
bocah ini? perasaan dia sudah pulang...” gerutu eomma pada dirinya sendiri.
“Eomma?
Sejak kapan eomma masuk?” tanya Yoon Mi datar dari balik pintu kamar mandi.
Dengan wajah bermasker seperti itu jelas saja membuat eommanya terkejut.
“Hah!
Apa-apan kau ini! mengagetkan eomma saja!”
“Loh?
Eomma sedang apa disini? aku dari kamar mandi...” sahut Yoon Mi tenang dan
segera duduk di atas kasurnya. Dia meraih tas ranselnya dan mencari-cari
sesuatu.
“Kenapa
kau pulang larut sekali? Kau tidak langsung pulang~ hari ini kan hari Jumat
seharusnya kau pulang pukul lima sore tadi,” sergah eomma menyelidik. Eomma pun
ikut duduk di samping putrinya itu.
“Jeoseonghamnida
eomma~ aku tadi ada janji sebentar?” Yoon Mi pun mengulurkan sesuatu pada
eomma. “Ini kan yang eomma maksud?” tanya Yoon Mi tiba-tiba. Eomma memandangi
benda yang diberikan putrinya itu seksama.
“Oh
geurae! Kau memang putriku yang hebat, Yoon Mi! Bagaimana bisa kau
menemukannya? ᄏᄏᄏEomma sudah hampir gila gara-gara
kehilangan benda ini...” eomma menerima pemberian putrinya dan segera memeluk
Yoon Mi senang.
“Haaaa~
eomma benar-benar sudah tua!” ledek Yoon Mi.
“Mwo? Kau
ini dasar!”
“Nde yang
benar saja kan saat kita ke bank, eomma menitipkan buku tabungan itu pada Yoon
Mi. Eomma benar-benar lupa, sudah saatnya eomma pensiun~~~” ledek Yoon Mi lagi.
Eomma terkekeh dengan lelucon putrinya dan menyenggol lengan Yoon Mi.
“Assa! Mianhae
eo rupanya eomma sudah mulai pikun,” sahut eomma sabar. Yoon Mi meandangi
eommanya prihatin dan segera memeluk eommanya.
“Tak apa
eomma~ tapi eomma tetaplah eomma terbaik bagi Yoon Mi, tetap cantik, dan tetap
kuat. Bahkan kalau toh appa masih ada, eomma tetaplah yang paling kuat!!!”
“Geuraeyo?”
balas eomma. Yoon Mi pun melepas pelukan eommanya.
“Nde, mana
ada eomma yang masih mau berbicara dengan putrinya begini padahal eommanya
sudah kebingungan setengah mati gara-gara benda keramatnya hilang. Sementara
benda itu dibawa kesana kemari oleh putrinya, pulang lembur berhari-hari dan
saat benar pulang lebih awal, bukannya pulang malah bertemu teman.”
“Aisssh~
benar juga, seharusnya eomma marah padamu tapi mengetahui kau sudah ada
kemajuan jadi~” keluh eommanya.
“Tapi
eomma tidak marah~” bela Yoon Mi sedikit manja.
“Eo kenapa
eomma baru ingat! Undangan untuk acara ulang tahunmu sudah disebarkan bukan?
Jangan lupa besok dandanlah secantik mungkin, arra?”
“Arra~ Di
acara sekeren itu tentu saja aku harus dandan cantik eomma~~~” Yoon Mi menyikut
eommanya.
“Bukan
begitu, eomma sudah bilang kan akan segera mengenalkanmu pada salah satu murid
eomma? Itu yang anak seorang presdir di sebuah perusahaan besar. Dia akan
datang bersama appanya...”
Yoon Mi
terkejut dan langsung tak sanggup berbicara apa pun. Dia kira pembicaraan
dengan eommanya waktu itu hanyalah lelucon, tapi ternyata... Yoon Mi ingin
protes, tapi entah kenapa ia tak bisa protes. Seolah sebuah semangka raksasa
menyumpal tenggorokannya.
Andwae~! pikir Yoon Mi kalut.
“Ya? Kau
melamunkan apa? Cepat tidur, chagi! Besok akan jadi hari yang panjang bagimu~
Jaljayo~!” sang eomma mengecup ubun-ubun Yoon Mi dan mengelus pelan punggung
Yoon Mi. Setelah itu, eomma pun segera pergi meatikan lampu kamar, menghidupkan
lampu tidur dan menutup pintu kamar Yoon Mi pelan.
Tetap.
Yoon Mi dalam posisinya, tetap. Tidak tahu harus bilang apa. Besok, ya besok.
Jantungnya berdegub begitu keras, sangat keras. Bahkan ia dapat merasakan sakit
itu. Saking sakitnya, air mata itu tak tahan lagi untuk menggantung disana. Ia
menangis dalam diam. Bingung, kacau, tatapannya kosong.
Apa yang harus aku lakukan? bisik Yoon Mi.
Aku tidak
bisa menolak permintaan eomma~ aku selalu menjadi putri terbaik eomma, tapi
kenapa begini? Aku kira itu hanya lelucon! Eomma~!!! Teriak batin Yoon Mi kalut
dan memecah flashbacknya dalam sekejap.
“Bagaimana
dengan murid-murid eomma? Apa mereka senang mendnegar cerita eomma?” tanya Yoon
Mi yang sedang asyik dalam dunia laptopnya.
“Tentu
saja senang, mereka lebih suka mendengar cerita eomma ketimbang mendengar materi kuliah~”
“Eomma~?”
tanya Yoon Mi dalam posisi menatap laptopnya.
“Ye?”
“Eomma,
mereka itu ke kampus untuk belajar, bukan untuk mendengar cerita tentang masa
muda itu haaaa dasar eomma!” keluh Yoon Mi.
“Loh
bukankah itu bagus? Mereka bisa mengambil sisi positifnya?”
“Ah eomma~
terserah saja~” Yoon Mi masih dalam posisi tetap, menatap laptopnya
“Apa yang
kau lihat? Yesung lagi? Setiap hari kau melihat laptopmu mencari foto, membuka
sos med tentang Yesung, dan apa itu? Tumpukan benda-benda bergambar Yesung?”
cibir eomma.
“Aaaa
eomma~ inilah masa mudaku! Aku menyukainya! Inilah dunia fangirling~”
“Mwo?
Dunia apa? Penggiling?”
“Ah eomma
yang benar sajaaa~”
“Hah eomma
tidak bisa bahasa Perancis, kalau soal ilmu ekonomi eomma mengerti” Yoon Mi
menggeleng-gelengkan kepalanya.
“eomma itu
bahasa inggris~~”
“Aaaaa
entahlah apa itu. Kalau begini eomma jadi khawatir padamu, chagi. Kau hidup
begini, dalam dunia khayal yang yaaaah
entahlah! Kalau kau terus begini, eomma akan mengenalkanmu pada salah satu
murid eomma di kampus!”
“Eomma?
Eomma bercanda?” Yoon Mi terkejut dan menghentikan aktivitasnya.
“Tentu
saja bercanda, kalau kau terus begini aku akan menjodohkanmu!” sergah eomma dan
langsung berdiri mengambil buah apel di depannya.
“eomma~~~”
gerutu Yoon Mi.
“Hmmm???”
tanya eomma santai dan tetap mengunyah apelnya.
“Aku akan
segera menunjukkan pada eomma siapa kekasihku itu~!!!” pekik Yoon Mi tiba-tiba.
“Nuguya?
Aku belum pernah melihatmu pergi jalan dengan seorang namja atau seorang teman,
kau mencurigakan...” eles eomma.
“Tapi ini
sungguhan eomma~”
“Ah eomma
tadi bercanda! Kecuali kalau kau....” ucap eomma tiba-tiba. Secercah tawa
langsung menghampiri ekspresi yoon Mi. Belum sempat selesai kalimat eomma, Yoon
Mi langsung merubah posisi duduknya.
“Aaaaaaaa~
eommma~~~!” Yoon Mi langsung meletakkan laptopnya yang tengah menyala dan
memampangkan wajah Yesung. Yoon Mi memeluk erat eommanya sambil tertawa
bahagia.
“Eommaaaaaaaaaaaa~!!!!”
Bruuuuuukkk!!!!
“awww~~”
Yoon Mi mengerang kesakitan dan memegangi punggungnya. Dia melihat sekeliling
dan ah ternyata ia terjatuh dari kasurnya dalam keadaan memeluk guling. Ia
segera berdiri dan duduk di kasurnya.
“Apa ini?
Cuma mimpi? Kenapa begitu mirip?” gerutu Yoon Mi dan mengacak-acak rambutnya.
Eotteokkhae? Semoga Oppa nanti datang ke acaraku, kalau
tidak maka matilah aku~!!! Aku tidak mau dijodohkaaaaaaaaaannn!!! batin Yoon Mi kesal.
Klek!
Pintu kamar Yoon Mi terbuka dan muncullah sosok eomma dari balik pintu.
“Chagi,
kau sudah bangun? Hey, coba lihat! Eomma menemukan ini, sebuah karangan bunga!”
eomma memberikan bunga itu. Yoon Mi membaca siapa pengirim bunga itu.
“Ye? Kim
Ryeowook?” desah Yoon Mi kecewa. Ia sangat berharap sekali itu dari Yesung.
“Ah!
Lihat, dia begitu romantis bukan? Pagi-pagi begini sudah mengirim bunga? Hem?”
tanya eomma. Yoon Mi begitu geli dan langsung menaruh bunga itu ke atas
kasurnya.
“Eomma aku
mau mandi~” Yoon Mi melengos pergi ke dalam kamar mandi.
“Ya! Kau
letakkan dulu bunga itu pada vas bunga!”
“Nanti
saja!” teriak Yoon Mi dari balik pintu kamar mandi.
*Backsound: (Super Junior) ~ Walkin’
Pip pip! Pip Pip! Ponsel Yesung berbunyi. Dilihatnya dan sebuah pesan
masuk. Yesung langsung mengumbar senyum setelah membacanya. Dia segera bangkit
dari kasurnya dan pergi mandi.
Sementara
dilain tempat, Park Yoon Mi tengah berharap-harap cemas menunggu seseorang di
sudut kafe yang terletak tak jauh dari rumahnya. Sesekali ia melihat ponselnya.
Ia tampak begitu gusar, menyentikan jarinya diatas meja, menoleh kesana kemari,
tapi yang ditunggu belum juga datang.
“Nona, mau
pesan apa?” tanya seorang pelayan yang tiba-tiba muncul dari belakang.
“Oh? Eee?”
Yoon Mi tampak berpikir keras.
“Aaa!
Strawberry shake satu dan satu juga untuk ice cream wafle rasa blueberry!”
“Nde,
algetseumnida! Chamkamman gidarisimnida~” hormat pelayan itu dan pergi
mengambil pesanan Yoon Mi. Hingga pelayan itu kembali dengan pesanan tersebut,
dia masih saja gusar.
“Oh, nde.
Gomapta~” terimakasih Yoon Mi pada pelayan itu.
“Yoon
Mi-ya?” sapa Yesung dari belakang saat menepuk pundaknya.
Dengan
jaket musim dingin berwarna coklat tua, syal hitam dan topi hitam, lengkap
dengan masker putih ntuk menutupi identitasnya telah berhasil mengejutkan Yoon
Mi yang sedang gundah akan kehadiran Yesung sejak tadi.
“Oppa?!”
pekik Yoon Mi kaget. “Aku pikir kau tidak datang~~” keluh Yoon Mi.
“Apa aku
terlalu lama?” tanya Yesung dan ia segera duduk di samping Yoon Mi.
“Lumayan~”
jawan Yoon Mi singkat. “Aku memesan semangkuk wafle ice cream blueberry kesukaanmu!
Kau harus makan!” perintah Yoon Mi.
“Ya! Ada
apa ini? kau mentraktirku? Bukankah masih nanti malam acaranya?”
“Oppa?!
Yang benar saja~ tentu saja kau yang bayar!”
“Mwo? Yang
ulang tahun kan kau?!”
“ani!
Pokoknya oppa!”
“hahaha
nde chagiyaaaa~ aku mengalah!” ucap Yesung sambil mencubit pipi Yoon Mi gemas.
Mereka pun mulai menikmati pesanan Yoon Mi untuk beberapa saat.
“Oppa,
kenapa kau pakai masker lagi?” tanya Yoon Mi sambil menarik masker penutup
Yesung.
“Andwae!”
teriak Yesung. Yoon Mi pun segera menghentikan aksinya.
“Wae? Kau
takut ketahuan fansmu? Apa kau masih belum saja siap memperkenalkanku pada
fansmu itu?”
“Chagiya?
Kau tahu sendiri, fansku semuanya fanatik! Aku takut kau kenapa-kenapa. Mereka
bisa menyerangmu, aku tidak mau kau terluka gara-gara popularitasku,” jelas
Yesung sabar.
“Kau ingin
terus begini? Kau ingin hubungan kita terus begini? Kau suka begini?” tanya
Yoon Mi dengan nada sedikit meninggi. Tampaklah kekecewaan Yoon Mi. Ya, memang
itulah tujuan Yoon Mi memanggil Yesung.
Menanyakan kejelasan hubungan yang baginya terkesan tertutup.
“Anio~
Chagi, dengarkan...”
“Oppa?”
Yoon Mi mulai melemas, matanya berair, dan tangannya sedikit gemetar.
“Chagiya?
Waegeuraeyo?” tanya Yesung cemas dan langsung mengelus lembut rambut Yoon Mi.
“Wae?” tanya
Yoon Mi.
*Backsound: (Kang Ji Hwan) ~ Loving Ice Cream
Entah apa
yang dipikirkan Yesung, Yesung langsung menarik lengan Yoon Mi keluar kafe. Tak
lupa tas Yoon Mi juga ikut ditarik Yesung dari atas meja. Yesung membawa Yoon
Mi menuju mobilnya dan mereka mulai mengendarai mobil, entah pergi kemana.
Sesampainya di dalam mobil, Yesung melepas masker dan topinya. Yesung tampak
serius saat menyetir mobil. Tak ada suara ataupun ekspresi yang meyakinkan.
“Oppa?
Eodi...?”
“Ssst!” Yesung memeberikan aba-aba agar
ia tetap diam. Yoon Mi pun menurut dan hanya bisa diam menunduk ketakutan.
Ciiiiiiiiiiiitttttt!
Suara ban
mobil Yesung yang mengerem begitu mendadak. Yoon Mi terkejut dan langsung
menatap Yesung curiga. Yesung menatap Yoon Mi dan tersenyum bagitu manis
sekali. Namun tiba-tiba Yesung keluar dan membawa Yoon Mi keluar mobil juga.
“Oppa?
Eodi e kayo?” Bukannya menjawab, Yesung tetap saja menarik lengan Yoon Mi dan
memasuki sebuah gedung. Bukan gedung sekedar gedung, rupanya itu sebuah salon sekaligus
tempat sauna. Yoon Mi langsung diam dan menunduk malu karena banyak mengenali
Yesung. Ya, tentu saja! Yesung tidak memakai topi dan maskernya!
“Ya!
Bukankah itu Yesung?”
“Siapa
yeoja itu? Ah tidak mungkin kalau yeojachingunya!”
“Siapa
dia?”
“Itu
Yesung!”
“Aaaaaargh!
Yesung oppa!!!!”
“chagi,
kau mengajakku kemana?” bisik Yoon Mi. Yesung sedikit mendengarnya, karena area
mendadak begitu ramai oleh fans Yesung. Yesung hanya melirik Yoon Mi dan
tersenyum menang.
“Mwo?
Mwoya???!!!” tanya Yoon Mi kesal. Tapi Yesung tetap tak bergeming.
Sesampainya
di sebuah ruangan yang agak luas, mereka masuk dan duduk di sebuah bangku
sementara seorang pelayan menutup pintu ruangan itu. Persis sekali dugaan Yoon
Mi, Yesung pasti telah memesan tempat
ini sebelumnya! Makanya di ruangan yang satu itu hanya ada mereka dan beberapa staff salon. Yoon
Mi heran dan melihat sekeliling.
“Oppa?
Kenapa kita kemari dan kenapa hanya kita disini?” tanya Yoon Mi heran sambil
melirik kesana kemari dengan takjub. Yesung tersenyum dingin dan langsung
menarik lengan Yoon Mi. Yoon Mi didudukkannya di sebuah kursi salon, meminta
seorang staff melayaninya, meminta staff salon lain untuk mengambilkan baju
sementara Yesung sendiri yang memilihkannya.
♫ ♫ ♫ ♫
“Ahjussi?”
panggil seorang staff. Yesung yang sedari tadi menunggu dan memandangi jendela
keluar gedung segera membalikkan tubuhnya dan hwalllaaa!!! Dilihatnya sosok
Park Yoon Mi yang selalu tampil sederhana dan cuek kini tampil begitu anggun
dengan rambut sebahu dan polesan make up yang memerah semukan pipinya. Yoon Mi
tersenyum sehingga semakin membuat sempurna sosok Yoon Mi dimata Yesung.
Yesung, dengan tatapan mata berbinar dan seolah tak percaya, ia seegera
melangkah ke arah Yoon Mi berdiri dan memeluknya lama. Para pelayan yang ada di
ruangan itu hanya bisa tersenyum geli melihat mereka berdua.
“Oppa?”
tanya Yoon Mi tiba-tiba.
“Hmmm?”
Yesung tetap memeluk Yoon Mi.
“Oppa?????”
“Nde?”
“Lepaskan
aku dulu~ aku malu, staff-staff itu melihati kita, oppa!” bisik Yoon Mi polos.
“Geurae?”
tanya Yesung heran dan langsung kikuk. Ia segera melepas pelukannya.
“Kajja!
Acaramu dimulai tiga jam lagi, kau harus memilih sepatu!” perintah Yesung.
“Oppa?”
keluh Yoon Mi.
*Backsound: (Super Junior) ~ Marry U
“Anyeonghaseo, ahjumma~” sapa seorang pemuda dengan
setelan jas hitam. Dia tersenyum ke arah nyonya Park dan memberinya sedikit
pelukan hangat lalu mengulurkan sebuah karangan bunga yang tersusun cantik di
dalmnya.
“Aaaa~ pemuda
Kim, akhirnya kau datang juga!” pekik nyonya Park girang. Diterimanya karangan bunga
dengan begitu antusisas.
“Apakah saya
datang terlambat?” tanya pemuda itu basa-basi.
“Ah tentu
saja tidak~ acaranya memang sedikit dimundurkan 15 menit karena putriku masih
dalam perjalanan menuju kemari”
“Eo?
Geurae? Pasti masih ke salon, ya?” tanya pemuda itu.
“Anyeonghaseo,
nyonya Park Shi Yoon?” sapa seorang pria separuh baya dari balik punggung
pemuda itu.
“Aaa~ nado
anyeong~~” mereka berpelukan sejenak.
“Appa,
kenapa baru datang? Kita kan tadi satu mobil? Appa darimana?” tanya pemuda itu.
Ternyata pria itu adalah appanya.
“Hahaha aku
tadi berbincang sebentar dengan teman lama disana sambil melihat seberapa akrab
para calon menantu dan mertua iniᄏᄏᄏ” tawa tuan
Kim, appa dari pemuda itu.
“Hahaha
kami begitu akrab tidak hanya di kampus, bahkan saat di kantor pun kami sering
bercanda, bukan begitu, Kim Ryeowook?”
“ᄏᄏᄏ nde, tentu saja~” respon pemuda itu
yang ternyata adalah Kim Ryeowook. Pemuda yang akan dijodohkan dengan Park Yoon
Mi, putri nyonya Park.
“Aku
benar-benar mengharapkan kebahagiaan nyonya Park dan Yoon Mi tentunya”
“Nde,
gamsahamnida tuan, saya juga berkarap atas kebahagiaan anda dan pemuda Kim”
“Saya
harap nanti kita bisa jadi mertua yang baik. Anda bisa memenuhi sosok eomma
dibalik mertua bagi Ryeowook ᄏᄏᄏ”
“Ah tuan
bisa saja, saya juga begitu tuan. Sejak appa Yoon Mi meninggal akibat
kecelakaan 15 tahun lalu, Yoon Mi tampak begitu terpukul. Apalagi setiap
melihat teman-temannya yang memilik appa, dia begitu sedih. Saya harap anda pun
bisa memenuhi sosok appa dibalik mertua bagi Yoon Mi-ku aku begitu menyayangi
Yoon Mi”
“ᄏᄏᄏ saya akan berusaha sebaik mungkin,
Nyonya”
“Apakah
menjadi suami yang baik itu susah, appa?” tanya Ryeowook begitu polosnya hingga
membuat tawa tuan Kim dan nyonya Park pecah seketika.
Swinggg pryaaaanggg!!!
Sebuah
mangkuk kuningan terjatuh dari sebuah meja yang berada tak jauh dari tempat
tuan Kim, nyonya Park, dan Kim Ryeowook berdiri. Mereka melihat apa yang sebenarnya
terjadi. Bukanlah kerusuhan, hanya saja seseorang yang yang ditunggu-tunggu
telah datang. Seseorang itu ternyata telah berdiri dan mendengar percakapan
mereka. Hingga ia terkejut dan menumpahkan semangkok kue ke lantai. Untungnya
tidak mengenai gaun yang dipakainya. Seorang pelayan pesta segera datang dan
merapika meja serta lantainya.
“Putriku?
Kau sudah datang sayang? Kenapa tidak bilang?” nyonya Park segera menarik
lengan Park Yoon Mi ke arah tuan Kim dan
pemuda Kim Ryeowook berdiri.
Tuan Kim
dan putranya begitu terkesima dengan keanggunan Yoon Mi. Dia berjalan santai
dan memberi hormat pada mereka. Walau sebenarnya tampak Yoon Mi sangat terkejut
dan kurang suka dengan keberadaan mereka. Yoon Mi berakting sangat apik
seola-olah dia begitu bahagia menyambut tuan Kim dan putranya, Kim Ryeowook.
“Anyeonghaseo,
Park Yoon Mi imnida,” Yoon Mi sedikit membungkuk sebagai tanda hormat.
“Anyeonghaseo,
Kim Guk Jae imnida, appa dari Ryeowook,” tuan Kim tersenyum mantap ke arah Yoon
Mi.
“Anyeonghaseo,
Kim Ryeowook imnida,” Ryeowook mencoba menjabat tangan Yoon Mi. Awalnya Yoon Mi
kikuk dan tidak mau menjabat tangan Ryeowook. Tapi setelah eommanya menyenggol
lengan Yoon Mi, akhirnya mereka berjabat tangan. Ryeowokk tampak begitu bahagia
sekali dan senang sekali bisa menjabat tangan Yoon Mi. Sementara Yoon Mi yang
kikuk segera melepaskan jabatan itu. Kedua orang tua mereka saling pandang dan
tertawa satu sama lain.
“Aaa~
nyonya Park, kajja kita segera mulai saja acaranya! Saya sudah tidak sabar
memberikan pengumuman ini!” celetuk tuan Kim. Ryeowook yang mengerti maksud
appanya hanya bisa tertawa kecil, begitu bahagia, tampaknya. Sementara Yoon Mi,
sebagai korban satu-satunya yang tidak mengerti apa yang terjadi.
“Ch-Chamkanman!”
Tuan Kim,
nyonya Park, dan Ryeowook menoleh ke arah Yoon Mi heran.
“Wae?”
tanya Ryeowook.
“A-Anio~
teman-temanku belum datang semua... aku ingin menunggu temanku berkumpul
dulu...” Yoon Mi mencoba mengeles. Tampaknya tuan Kim sangat mengerti, hinga ia
pun mengajak nyonya Park menjauh untuk berbincang sementara Yoon Mi dibiarkan
berdiri sendiri bersama Ryewook.
Apa yang harus lakukan? Oppa,
cepatlah datang~! Selamatkan aku~ aku hanya ingin bersamamu! Bukan dengan dia!
Oppa, kau bilang kau cuma ganti baju dan segera kemari, tapi kenapa begitu
lama? Anio! Ini terlalu lama! Oppa, cepatlah! Hantuku, cepatlah datang!
Selamatkan aku... batin
Yoon Mi meringis ketakutan.
“Muot jhom
mashipsida!” ajak Ryeowook. Yoon Mi hanya diam. Ryeowook tampak gusar dan
segera menggenggam tangan Yoon Mi.
“Kajja,
jangan takut!” pinta Ryeowook lembut.
Dengan
sedikit mengulas senyum, akhirnya Yoon Mi pun mau di ajak Ryeowook untuk minum
selagi pesta belum mulai.
“Lihatlah,
mereka tampak begitu serasi bukan?” tanya nyonya Park. Tuan Kim tertawa kecil.
“Nde,
seharusnya mereka punya banyak waktu untuk berkencan dulu agar lebih dekat. Tapi,
aku rasa tidak perlu. Mungkin mereka akan benar-benar berjodoh ᄏᄏᄏ
lihat saja cara mereka menatap satu sama
lain, begitu polos dan menggemaskan! Ini mengingatkanku pada kencan pertamaku
dengan eomma Ryeowook”
“Geuraeyo? Ah~ masa muda anda begitu
menyenangkan!”
“ᅘᅘbegitulah... mari
kita bersulang!”
“Oh, tentu saja. Demi anak-anak kita, cheers!” mereka pun tertawa menang satu
sama lain.
Sementara Ryeowook
menuntun Yoon Mi untuk berdiri di sampingnya, mengambilkannya minuman, dan
menyuapinya makanan, anehnya Yoon Mi tak mampu berbicara apapun. Entah apa yang
sedang terjadi pada dirinya. Dia ingin protes, tapi ia terlalu lemah. Apalagi
tingkah Ryeowook yang terlalu transparan itu, semakin membuat ia tak mampu
bergerak untuk memegang ponsel sekalipun. Apalagi sang eomma, nyonya Park yang
memandangi mereka dari jauh.
“Sillyehamnida~
aku mau ke kamar mandi sebentar”
“Oh nde,
haseyo~” balas Ryeowook ramah.
Di kamar mandi Yoon Mi merasa bebas dari
pandangan kedua orang itu, Yoon Mi segera membuka ponselnya dan mengirim pesan
pada Yesung. Pip! Sebuah balasan.
Sesumbar senyum mengembang di bibir Yoon Mi sesaat.
“Aku tahu kau hantuku, kau mimpiku!
Cepatlah datang...” batin Yoon Mi sedikit gembira. Dengan perasaan dan mood
yang membaik, dia segera kembali pada Ryewook.
“Apa aku terlalu lama?” tanya Yoon Mi
ramah.
“Ah, anio~” respon Ryeowook sambil
tersenyum bahagia.
“Chagi?” sapa nyonya Park dari jauh.
“Chagi, kita sudah mengundur acara hampir
satu jam. Lebih baik segera kita mulai, karena masih ada acara lainnya! Kita
masih harus memotong kue, meniup lilin, hiburan, penantian malam tahun baru
bersama, serta pemberian kejutan untukmu”
“Eomma?” desak Yoon Mi tiba-tiba.
“ᅘᅘbegitu acara mulai
aku akan selalu berada disisimu!” ucap ryeowook malu-malu. Tak ayal membuat tuan
Kim dan nyonya Park tertawa melihat kepolosan Ryeowook.
“Keronde~ eomma? Aku masih...”
“Kau mau menunggu siapa lagi? Semua
temanmu sudah datang?”
“Eomma, aku...”
“Perhatian semuanya!” teriak tuan Kim pada
seluruh undangan. Semua hadirin pun segera menoleh ke arah tuan Kim.
“Acara pesta ulang tahun dan perayaan
tahun baru akan segera dimulai...” sahut nyonya Park dengan begitu bahagia.
*Backsound: (Super Junior) ~ What If [reff part only]
Bulb! Sebuah pintu mobil
terbuka, sejuntai kaki kaki panjang melangkah keluar dari mobil dan menampakkan
sinar dari pakaian yang dikenakannya. Sang satpam gedung yang berdiri membantu
membukakan pintu sampai terksesima dengannya. Sesosok namja dengan setelan baju
hitam karya perancang terkenal ‘Le Cauxee’ asal Seoul tampak
menyilaukan setiap mata yang memandangnya. Namun sayangnya, namja itu
mengenakan topeng Sdengan warna keemasan dan sedikit mencolok hingga membuatnya
tak begitu dikenal. Santer bisik-bisik penghuni pesta pun menyeruak.
“Ya! Lihat namja itu! Omo~ dia keren
sekali!”
“Hey siapa itu? Keren sekali~”
“Whoaaa aku mau menjadi kekasihnya!!!”
“Namja itu, siapa ya?”
“Wah hebat sekali si Yoon Mi bisa
mengundang namja sekeren dia, tapi dia siapa ya?”
“Entahlah~”
Lantai dua, ya, lantai dua. Tiga langkah
lagi dia menaiki tangga menuju lantai dua. Sebelum kakinya benar-benar
menyentuh karpet pesta ulang tahun itu, namja itu begitu cemas dan nervous. Tak
tahu apa yang akan terjadi nantinya, berharap-harap agar kadonya dapat diterima
dengan baik oleh yeojachingu yang sudah dipacarinya diam-diam selama hampir
lima tahun itu. Pacaran diam-diam yang terpaksa dilakukan karena risiko
popularitas seorang selebnya yang tak mampu terhindarkan.
Tujuh anak tangga lagi. Namja itu merogoh
sakunya, tangannya merogoh mencari-cari sesuatu. Bingo! Dapat! Benda itu dikeluarkannya dari dalam saku celana mewah
rancangan sahabat baiknya yang bekerja di ‘Le
Cauxee’. Benda itu tampak begitu berkilau diterpa lampu-lampu kecil yang
bersandar di antara dinding tangga. Begitu indah... dibukanya benda berwujud balok
itu, muncullah sepasang cincin perak indah di dalamnya.
“Ryeowook?!” pekik Yesung
kaget saat kakinya telah sampai tepat pada anak tangga terakhir. Karena
keheranan akan siapa menggandeng siapa di depan matanya itu, namja itu segera
memasukkan kembali kado cincin ke dalam saku celananya.
Dilihatnya sesosok Kim Ryeowook, sahabat
yang telah merancangkannya pakaian mewah dan telah membantu pengaturan kostumnya
selama show, sahabatnya yang bekerja di ‘Le
Cauxee’ itu... Kim Ryeowook. Namja yang saat itu tengah menggenggam tangan
seorang yeoja yang tak lain adalah Park Yoon Mi.
“Dengan ini ‘ehem’ saya, Kim Guk Jae, appa dari putra saya Kim Ryeowook.
Serta nyonya Park Shi Yoon, eomma dari
putri Park Yoon Mi telah memutuskan suatu hal. Kami, sebagai orang tua tentu
mengharap kebahgiaan putra putri kami...”
Ryeowook tampak gugup sekali. Tapi
kegugupannya segeralah sirna setelah sesumbar senyum menyembul di wajah
polosnya. Sementara itu tampak sekali kekalutan di wajah Yoon Mi. Keringat
dingin sebesar embun memoles keningnya. Di lain tempat, namja dengan setelan
topeng yang masih berdiri tak kuasa di ujung atas tangga itu memerhatikan
setiap kejadian saksama. Dia berjalan selangkah agar hanya bisa mendengar lebih
jelas apa yang tengah di bicarakan oleh orang terhormat di undangan pesta itu.
Tuan Kim Guk Jae, appa dari sahabat baiknya, Kim Ryeowook.
“Gwaenchanayo?” bisik Ryeowook sedikit
cemas di telinga Yoon Mi.
“Ani, wae?” balas Yoon Mi dingin.
“Kau tampak pucat... kalau kau sakit
katakan saja, biar aku minta appa untu memundurkan acaranya,” bisik Ryeowook
sekali lagi. Ya, sekali lagi membuat namja bertopeng itu tak berdaya melihat
Ryeowook menempelkan bibirnya saat berbisik di telinga Yoon Mi.
“Waegeuraeyo?” batin namja bertopeng itu
kesal.
“Ya! Saya dan Ryeowook sepakat, memberikan
hadiah terindah ini untuk ulang tahun Park Yoon Mi. Ryeowook dan Park Yoon Mi
akan segera menikah. Mereka akan bertunangan tepat di jam pergantian tahun sesaat lagi...” lanjut
tuan Kim sembari tersenyum menatap Ryeowook dan Yoon Mi penuh arti. Nyonya Park
hanya bisa bertepuk tangan kecil sambil tersenyum bahagia di samping putrinya. Diikuti
sorakan bahagia dan tepuk tangan riuh para undangan.
“MWO?!” pekik namja
bertopeng itu kaget. Namun suara kagetnya itu tak cukup keras sehingga tak
menganggu para undangan di sampingnya. Sejenak ia tergerak melangkah ke depan
ingin menghadap mereka tapi....
*Backsound: (Yesung Super Junior) ~ Love Really Hurts [reff part only]
Swiiiiiinggg duuuaaaaaaaaarrrr!!!
Sebuah kembang api meluncur ke atas langit
menandakan sudah saatnya pergantian tahun baru. Sebuah kembang api yang
menandakan ...
“Silahkan pemuda Kim...” pinta nyonya
park.
Swiiiiiinggg duuuaaaaaaaaarrrr!!! Seketika suara
kembang api itu terasa seperti menyambar keras hati namja bertopeng itu.
Hatinya hancur seketika, matanya berkaca-kaca, ia tak mampu berkata apa-apa. Langkahnya
terhenti. Seketika kakinya lemas. Seolah ia ingin terjatuh dari tempat ia
berdiri.
Sementara Kim Ryeowook tengah merogoh saku
celananya dan dikeluarkannya sebuah kotak kecil berwarna putih keperakan. Mirip
dengan kado yang dibawa namja bertopeng itu. Sejenak ia memandangi saku
celananya. Namun perhatiannya kembali pada Ryeowook. Dibukalah kotak yang
dibawa Ryeowook dan muncul dua buah cincin dengan wujud yang sama. Ryeowook
segera mengambilnya satu dan menyelipkannya di jari manis Yoon Mi. Yoon Mi,
dengan perasaan bersalah, kalut, kecewa, kacau dan sedih, semuanya berbaur
dalam kepaksaannya mengambil cincin terakhir dalam kotak itu.
“Kajja...”
bisik Ryeowook lembut. Dia benar-benar tidak sabar ingin melihat bagaimana
cincin indah itu mengikat keduanya. Awalnya Yoon Mi ragu, tapi saat melihat
nyonya Park yang wajahnya mulai agak berubah Yoon Mi pun segera mempercepat
tangannya untuk menyelipkan cincin itu di jari Ryeowook.
Swiiiiiinggg duuuaaaaaaaaarrrr!!!
Sebuah lemparan terakhir kembang api di
awal tahun baru. Bukan, melainkan sebuah awal baru bagi sepasang yang baru saja
bertunangan itu. Ryeowook segera memeluk erat tubuh Yoon Mi di depan para
undangan. Yoon Mi tak membalas pelukan Ryeowook sama sekali. Bukan hanya itu,
bahkan wajahnya pun sengaja tak ia benamkan dalam dada Ryeowook.
Dalam pelukan tunangannya itu, Yoon Mi
melemparkan pandangannya ke arah barisan undangan, tepat di ujung tangga ia
melihat seorang namja dengan pakaian aneh memandang ke arahnya. Namja dengan
baju pesta berwarna hitam dan sebuah topeng emas menyemat di wajahnya. Keren, batin Yoon Mi. Sejenak Yoon Mi
terkesima dan larut dalam pandangannya menatap keunikan pakaian namja itu. Bukan
larut dalam pelukan tunangan yang memeluknya saat itu.
“Waegeuraeyo?
Kim Guk Jae-ssi... Kim Ryeowook... ah!”
batin namja bertopeng itu.
Hatinya meringis sakit. Hidungnya mulai mendenguskan
cairan, begitu jelas sekali kalau dibalik topengnya ia sedang menangis. Dengan
tatapan kecewa dan kesedihan mendalam, dia memandangi yoejachingunya, Park Yoon
Mi untuk terakhir kalinya. Memandangi Yoon Mi dengan kesan terakhir yang
memilukan, di balik pelukan sahabatnya sendiri, Ryeowook.
Tap! Tap! Suara langkah kaki namja bertopeng itu yang tengah berusaha
membalikkan tubuhnya karena rasa kecewa yang membumbung besar. Dan yap! Namja itu pun membelakangi Yoon Mi
dan tunangannya. Yoon Mi memandangi namja bertopeng itu heran, siapa dia dan
bagaimana bisa dia datang ke acaranya. Ryeowook pun melepas pelukan hangatnya.
Yoon Mi menatap Ryeowook lugu.
“Chagiya... Saengil Chukkaeyo~” Ryeowook
memegangi pundak Yoon Mi.
Yoon Mi memandang Ryeowook gemetar. “Wae?”
tanya Yoon Mi heran. Tuan Kim dan nyonya Park saling tersenyum bangga.
“Kau telah berusia 25 tahun sekarang...
dan kau... akan menjadi istriku... Ireoekae
neol saranghae...” ucap Ryeowook manis. Yak! Yoon Mi bahkan lupa kalau dia
sudah 25 tahun, gara-gara acara pertunangan yang begitu mendadak itu...
pabbo! batin Yoon Mi.
Ryeowook pun melepas tangannya dari kedua
pundak Yoon Mi dan segera memegangi kedua telinga Yoon Mi. Wajahnya mendekat ke
wajah Yoon Mi. Yoon Mi begitu gugup, tapi ia tak tahu harus bagaimana. Wajah
Ryeowook semakin dekat dengan wajah Yoon Mi. Dan yaaakkk! Mereka pun menyematkan ciuman pertama mereka di awal tahun
baru bersamaan dengan ulang tahun Park Yoon Mi. Yoon Mi membelalakkan matanya
karena kaget luar biasa. Ciuman lembut Ryeowook yang membuka kembali lembaran
hidup Yoon Mi, bukan sebagai fangirling. Tapi, sebagai kekasih Ryeowook yang
sah. Awalnya Yoon Mi tak mau mebalas ciuman itu, entah dorongan apa yang
memaksanya membalas ciuman itu. Cukup lama mereka beradu sehingga sedikit
membuat iri para yeoja dan namja yang hadir di pesta.
Di depan para undangan dan orang tua
mereka, RyeoMi melepaskan ciuman mesra pertama mereka. Ryeowook tampak begitu
menikmati dan begitu senang, sementara di hati Yoon Mi seperti ada teriakan: “Kau
Bodoh, Yoon Mi-ya! Kau bodoh!” Yoon Mi kembali pada pandangan herannya di ujung
tangga.
Kemana perginya namja bertopeng itu? batin Yoon Mi sedikit kecewa. Karena memang dia
sedikit penasaran siapa dia sebenarnya.
“Gwansimga
jyeojusyeo gamsahamnida~” ucap tuan Kim bahagia kepada para undangan.
“Chukaeyo, Kim!” tuan Kim segera memeluk
Ryeowook yang tampak begitu bahagia dengan perjodohan itu.
“Saengil chukkae, Yoon Mi-ya~” ucap tuan
Kim.
“Chukkaeyo, chagiya~ saengil chukkaeyo~”
nyonya Park mengucapkan selamat pada putrinya, Yoon Mi, dengan memeluknya
sambil mengecup pipinya lembut.
Dibalik lamunan kecilnya, di balik keramaian
dan kegaduhan para undangan di acara itu, dibalik kebersamaannya dengan sang
mertua dan tunangannya itu, dibalik kepalsuan senyum yang ia sematkan di awal
usia 25 nya itu...
Dear diary...
Aku sungguh tak menyangka hal ini akan terjadi. Apa... neomu apayo... Aku
berpikir untuk mengakhiri usiaku di 25 saja. Karena di awal usia itu pula aku resmi
menghilang dari hidupnya. Dia... naega nan bogoshipeosimnida~ aku kira saat itu eomma bercanda akan
menjodohkanku dengan murid eomma di universitas. Aku tak menyangka... semua
berakhir di kenyataan. Tamat sudah dunia fangirlingku, hilang sudah harapan
itu. Bahkan, seseorang yang kuharap membantuku dan menyelamatkan di acara resmi
itu, ia tak muncul menyelamatkanku. Apakah saat itu dia sibuk dengan
popularitasnya? Apa saat itu dia sengaja menomorduakan aku dan lebih
menomorsatukan fans gilanya? Aku tak melihat hantuku... yang aku lihat saat itu
adalah... Mimpi Burukku. Ya benar katanya, dia bukan menjadi hantuku saja, tapi
juga mimpiku. Mimpi burukku, tentunya. Mimpi terburuk sepanjang aku tidur...
aku mulai mengepaki barang-barang fangirling sebagai Clouds, tapi tidak untuk
memori itu. Memori itu tetap terbuka di hatiku. Aku... Memendam benda-benda
popularitas itu. Meletakkannya jauh dari kehidupan nyataku. Benar kata eomma,
aku terlalu hidup dalam dunia khayal. Modeun Byeongyeong~ Sematan cincin ini,
sadarkan aku... bukakan kembali lembaran baru itu... kehidupan yang
sesungguhnya... akan tetapi, walau aku dulu hidup dalam dunia khayalan, satu
hal yang aku ingat dan aku masih sangat menghargainya. Cintaku pada Yesung
bukanlah khayalan... meski tangan ini kini melingkar di pundak Ryeowook, tapi
duniaku, separuhnya, dunia khayalnya, tulus kuberikan pada Yesung seorang...
Ya, cintaku pada Yesung bukanlah khayalan...
“Hyung? Apa yang sedang kau lakukan? Kajja
kita pulang!” ajak seseorang.
“Eo? Kyuhyun-ah? Nde, arraseo!” Yesung
segera menghentikan aktivitas membacanya dan segera memasukkan buku diary itu
ke dalam ranselnya.
“Chamkanman!” teriak Yesung pada Kyuhyun.
Yesung berlari kecil menghampiri Kyuhyun dan segera pulang ke dorm mereka.
“Ya! Hyung, aku lihat tadi kau serius
membaca di belakang panggung. Kau membaca apa?” tanya Kyuhyun heran sambil
menatap PSP kesayangannya penuh emosi.
“ANDWAE!
Kenapa game over??!!!” umpat kyuhyun kesal.
“Oh, tadi selesai acara aku jalan-jalan ke
bangku penonton lalu aku menemukan sebuah buku diary terjatuh. Kurasa itu milik
fans, aku memungutnya dan membacanya sebentar. Hanya bagian terakhir saja...”
respon Yesung datar. Dia berbohong! Sebetulnya dia tahu benar siapa pemilik
diary itu. “Rupanya dia Clouds,” lanjut Yesung.
“Ya! Kenapa begitu? Kenapa kau tidak
menemukan diary seorang Sparkyu saja? Pasti diarynya akan banyak memuji
ketampananku!” protes Kyuhyun sambil memencet-mencet PSPnya kekanakan. Yesung
tertawa kecil dan langsung menjitak kepala Kyuhyun.
“Ya hyung, sakit!!!!” erang Kyuhyun.
“Siwon jauh lebih tampan darimu, pabbo!”
“Ani! Aku yang lebih tampan!”
“Yasudah, aku yang lebih tampan!”
“EO?! Aku!”
“Aku!”
“Aku!”
“Aku!”
Klek! Pintu dorm
terbuka dan muncullah sosok namja bertubuh mungil dari balik pintu. YeKyu
saling pandang.
“Ryeowook-ssi?!” teriak Kyuhyun girang dan
langsung berlari memeluk Ryeowook.
“Tumben kemari?” tanya yesung datar.
Rupanya Yesung masih sakit hati mengingat pesta itu. Parahnya Yesung tidak
memberitahu Ryeowook kalau dia sudah tahu bahwa dia telah bertunangan dengan
Yoon Mi dan datang di pesta pergantian
tahun baru.
“Ya hyung! Aku kesini mau memberikan ini!”
Ryeowook mengulurkan sebuah kotak.
“Mwo?” tanya Kyuhyun dan segera menyergap
kotak itu. Dibukanya dan...
“Gyaaaaa! Makanan!” pekik
Kyuhyun bangga.
“Makanan? untuk apa?” tanya Yesung heran.
Yesung mendekati Kyu dan mengambil sedikit makanan dari kotak.
“masi johayo!” puji YeKyu bersamaan.
Ryeowook tersenyum menang.
“Modeunge gomawo~” terimakasih Ryeowook
manis. YeKyu mengangguk pelan.
“Itu adalah makanan kiriman untuk kalian,
mianhamnida aku tidak mengundang kalian ke acara pertunangan dan pernikahanku
dengan istriku...”
Uhuk! Uhuk! Yesung tersedak saat makan makanan Ryeowook. Dia segera berhenti
makan dan segera menatap ryeowook tajam.
“Menikah?” tanya YeKyu terkejut dan panik.
“nde, aku sudah menikah sejak tiga hari
lalu, mianhamnida pernikahanku benar-benar sangat privasi, hanya dihadiri 4
orang keluarga saja. Aku menikah dengan salah satu anak dari dosenku. Dia
sungguh manis dan lucu, kadang cuek, tapi sesungguhnya dia cerdik.
Kesederhanaanya itu... aku menyukainya,” jelas Ryeowook malu-malu.
“Nuguyaaaa eo??!” tanya kyu tidak santai
sama sekali.
“Park Yoon Mi,” jawab Ryeowook mantap
dengan ekspresi begitu bahagia.
“Yoon Mi?! Kenapa kau tidak mengenalkanku
dulu?!” omel Kyu.
“Wae? Kenapa harus kau?” tanya Yesung tak
mau kalah. Tampaknya Yesung cemburu berat dan ingin dikenalkan duluan dengan
Park Yoon Mi ^^
“Nde! Yang benar saja! Kalau Yoon Mi
dikenalkan dulu padaku, dia pasti maunya menikah denganku!” celetuk Kyu begitu
percaya diri.
Buk! Ryeowook memukul
kepala Kyu agak keras. Yesung terperangah melihat tingkah Ryeowook mulai agak
tegas.
“Ya!!!!”
“Kau jangan mengada-ada! Dia hanya
milikku, eo?!” protes Ryeowook.
Yesung hanya tertawa melihat momen KyuWook
begitu. Bahkan mereka melanjutkan momen itu bersama dengan Pillow Fight di dalam dorm YeKyu. YeWookKyu pun saling tertawa.
Walau sesungguhnya ada sesuatu dibalik reaksi Yesung yang sedikit dingin pada
Ryeowook.
“Anggota baru?” tanya Kyu kaget.
“Nde, dia dari perusahaan ‘Le Cauxee’,” jelas tuan Sooman.
“Nugu?” tanya Yesung tak kalah heran.
“Nanti di acara konser tunggal kalian, kau
Kyu dan juga yesung akan menyanyi bersama, lalu nanti disusul anggota baru
masuk dari sisi panggung”
“Nde???? Aku tanya siapa? Oya, hyung
bukankah itu perusahaan fashion yang mensponsori show mu tahun-tahun lalu ya?”
Kyu melirik Yesung penuh curiga.
“Ya! Aku juga tidak tahu siapa dia! Jangan
curiga padaku!” eles Yesung.
“Karena dia sudah menikah, kurasa di acara
debut pertama kalian nanti akan dihadiri oleh orang tua anggota baru itu, jadi
bersikaplah sopan!” titah tuan Sooman, presdir yang menaungi keartisan YeKyu
selama ini.
“nde!” jawab Kyu singkat. Tuan sooman
melangkah keluar ruangan. Disusul Yekyu yang juga akan kembali ke dorm untuk
istirahat sebelum acara besok, Launching Album Ke-Enam YeKyu bersama satu
anggota baru.
“Hyung, apa itu Ryeowook?”
“Bisa jadi! Tapi selama ini dia hanya
bekerja sebagai perancang busana agensi kita, mana mungkin di rekrut jadi
anggota kita? Agak aneh...”
“Wah nanti bisa jadi K.R.Y!”
“ye?!”
“Iya, lihat saja KRY singakatan Kyuhyun
Ryeowook Yesung, jjang!”
“Nde, tapi siapa yang sudah menikah?”
“Sahabat kita Ryeowook juga sudah menikah,
hyung!”
“Oh iya! Kenapa kau bisa lupa!”
“Ah hyung ini! pergi pensiun sanah!”
“Kau mau kuhajar?”
“Ayo, hajar aku dalam game starcraft!”
“Starcraft lagi????!!”
“Nde, waeyo????”
“Hah! Otakmu penuh dengan kotoran game!”
“Otakmu bahkan sangat penuh dengan kotoran
Ddangkoma!”
“Mwo?!”
“Hahahahaha!”
♪♪♪
“Yesung-ssi! Kyu-ssi! Apa kalian sudah
siap?” tanya seorang crew dari balik pintu kamar rias.
“Nde!”
“Geurae! Sebentar lagi Kyu kau tampil solo
duluan, setelah Kyu melakukan solo, kau siap-siap di sisi panggung,
Yesung-ssi!” perintah crew tersebut dan langsung keluar dari kamar rias.
“Dia cerewet sekali!” gerutu Kyu.
“Tentu saja, dia kan pengatur acara!”
cibir Yesung dan langsung diikuti kekehan Kyu yang membabi buta.
Sudah 15 menit berlalu, Kyu juga sudah
hampir menyelesaikan solonya. Yesung yang akan tampil dengan setelan baju hitam
rancangan ‘Le Cauxee’ yang pernah di
pakainya di pesta pahit Yoon Mi, lengkap dengan topeng emas yang dikenakannya,
dia mulai memasuki panggung dengan aura star yang sungguh membahana.
“Whoaaaaaaaaaaaaaaa!!!!” teriak para fans
dari bawah panggung. Yesung sedikit tersenyum. Di hatinya ia berbicara, semoga
acara solonya berlangsung lancar dan paling tidak Yoon Mi jadi lupa dengan
wajahnya akibat topeng itu. Dia masih ingat betul ucapan tuan Sooman kalau
oihak keluarga Ryeowook akan datang di acara itu.
Yesung mengangkat micnya.
“Anyeonghaseo~” sapa Yesung ramah pada
seluruh fans. Fans pun bersorak sorai dengan gembira.
“Naneun Yesung imnida, mari bernyanyi
besama!” teriak Yesung percaya diri.
Alunan melodi dimulai, fans yang tadinya
ramai sekarang jadi memerhatikan Yesung. Semua terpana ke arahnya. Tak
terkecuali seorang yeoja yang baru saja muncul dari pintu masuk di samping stadion. Seorang yeoja dengan rambut yang
sedikit di keriting dan diwarna pirang membuatnya tampak sedikit dewasa. Dengan
setelan dress mini putih, dia berjalan diantara fans yang menonton berusaha
agar bisa menonton di depan sendiri.
Drrrrrrttt! Sebuah pesan masuk! Yeoja itu membacanya dan segera membalasnya.
Yeoja itu membatalkan keinginannya melihat sang penyanyi panggung.
Aku sudah sampai, kau
dimana? Aku ada di tengah kerumunan fans-fans ini. appa dan eomma tidak bisa
datang.
Pip pip! Pip pip! Sebuah balasan!
Aku masih di belakang panggung, Yoon Mi^^ sebentar lagi aku akan
tampil solo untuk dua lagu, setelah itu aku baru tampil bertiga. Terus semangati
aku!^^ Saranghaeyo, chagiya~^^*
Pip! Yeoja itu
menutup ponselnya. Yeoja itu adalah Yoon Mi. Ya, Park Yoon Mi. Istri Ryeowook,
atau lebih tepatnya mantan yang belum sempat mengucapkan perpisahan pada
Yesung.
“Yeorobuuunnn~!!!!” teriak seorang penghuni
panggung. Teriakan itu sontak mengagetkan Yoon Mi dan segera menoleh ke arah
asal teriakan penyanyi itu.
“Namja bertopeng?” gumam Yoon Mi. Yoon Mi
merasa pernah melihatnya. Dan yah! Dia ingat!
Acara pesta ultah sekaligus malam tahun baru! Ya, dia melihat namja itu
di ujung tangga! Namja bertopeng!
“Nde!!!” teriak para fans.
“Apa kalian ingin mendengarkan ‘It Has To Be You’????”
“Nde!!!”
“Apa aku tidak salah dengar???”
“Aniiii!!!”
“Nde, music please!” perintah Yesung
lembut.
Melodi ke dua pun dimulai. Yesung
memainkan suara dan nadanya begitu apik. Yoon Mi beserta ribuan fans lainnya
terenyuh dan bahkan ikut menyanyikan liriknya. Yoon Mi kini berdiri diantara
fans gila itu. Yoon Mi benar-benar merasakan bagaimana fans gila yang
sebenarnya. Fans yang tak hanya sekedar tahu info dari internet belaka.
Inikah fans gila itu? Inikah fangirling
sebenarnya? batinnya kalut,
hatinya terenyuh, dan...
Apa? Jadi namja itu... Kau! Hantuku! Mimpiku! Kenapa
kau membuatku merasa bersalah... gumam Yoon Mi
pada dirinya sendiri.
Yoon Mi tak kuasa. Ia memandangi bagaimana
Yesung yang bernyanyi penuh arti bahkan sambil menangis terharu begitu,
mengikuti Yesung melafalkan liriknya, sampai menggelengkan kepalanya. Bukan
dengan senang, tapi dengan linangan airmata penuh dosa dan penyesalan. Bahkan
di satu lagu, Yoon Mi benar-benar merasa tertampar akan kalimat Yesung.
“Untuk kali ini saya akan membawakan lagu ciptaan
saya sendiri. Lagu ini saya khususkan untuk seorang Clouds yang pernah
membawaku ke bukit indah di minggu akhir Desember tahun lalu, bagi yang sedang
patah hati atau sedang jatuh cinta, dengarkan ini!”
Fans yang datang pun jadi terenyuh. Walau
ada sedikit bisik-bisik mengenai siapa yang dimaksud Yesung.
“Kuciptakan ini dengan haru. Lagu ini... Love Really Hurts...” jelas Yesung
lembut. Yesung pun membuka topengnya.
“Benar... itu kau...” bisik Yoon Mi tak
karuan.
Lagi. Musik dimulai! Yoon Mi semakin
lemah, ia ingin keluar! Tapi ia tak sanggup! Kaki dan tangannya gemetar.
Melihat seseorang yang sangat dan masih dikasihinya itu menyanyikan lagu
untuknya. Yoon Mi menangis dalam benaman nada lagu itu. Hingga penghujung akhir
lagu, Yoon Mi tak sempat sekalipun mengusap air matanya.
“Gamsahamnida! Sekarang mari kita
panggilkan pendatang baru kita, Kim Ryeowook!” teriak Yesung bersemangat dan
langsung menghilang dari atas panggung. Entah apa yang sedang di pikirkan Yoon
Mi. Dia berlari keluar dari kerumunan fans. Dia berlari kencang menuju pintu
yang jelas-jelas tak boleh seorang pun masuk kecuali crew dan guest.
“Ruang Rias Kim Jong Woon? Oh itu dia!
Pintu warna coklat tua”
“Oh, gomapta!” Yoon Mi membungkuk hormat.
“nde!”
Yoon Mi mempercepat langkahnya dan segera
masuk ruang rias itu. Nihil! Yesung belum datang! Mungkin dia masih ke toilet
atau ah entahlah! Tak tahu apa yang harus dilakukannya, Yoon Mi pun segera
mengacaukan isi tasnya. Sebuah ide brilian muncul di benak Yoon Mi. Diambillah
lipstick miliknya dan ia segera mengambil sebuah tablet milik Yesung yang
sengaja ditinggal disana. Terpaksa ia memakai listick itu.
Aku menunggumu di
atap gedung, sekarang!
-
Hantu -
“Selesai!” gumam Yoon Mi senang. Ia segera
meletakkan tab itu tepat di samping tas Yesung. Ia keluar dengan
mengendap-endap menuju atap gedung pertunjukkan show mereka.
*Backsound: ( Super Junior) ~ Let’s Not
Lama tak jumpa, membuat perasaan rindu itu
semakin menjadi. Park Yoon Mi menunggunya tepat diatas gedung pertunjukkan itu.
Ditemani angin malam, dengan dress putih mini selutu tanpa jaket atau syal,
Yoon Mi menanti Yesung dengan penuh harap-harap cemas.
Tap! Tap! Tap! Deru langkah kaki yang semakin mendekat. Yoon Mi tak berani menoleh
ke arah siapa pemilik langkah itu. Dia hanya diam sesekali melirik ke samping
dengan cemas, akankah dia?
Tap! Tap! Tap! Semakin dekat! Yoon Mi benar-benar mabuk dan tak kuasa lagi. Kedua
matanya berkaca-kaca. Dia ingin sekali membalikkan tubuhnya, tapi tiba-tiba
sebuah jaket menyelimuti tubuh mungilnya.
“Kau
kedinginan. Kau pasti sudah menungu lama. Minahae~” ucap seorang namja. Yoon Mi
mebalikkan tubuhnya.
“Oppa?” gumam Yoon Mi kacau. Yoon Mi
segera mendekat dan memeluk seseorang yang saat itu tepat di depannya.
Seseorang itu membalas pelukan Yoon Mi dengan lembut. Yoon Mi menangis dibalik
pelukan indah itu.
“Kau sekarang tampil jauh lebih cantik...”
puji Yesung dalam suara khasnya.
“Bogoshipeosimnida, Yesung Oppa!” kata
Yoon Mi disela-sela tangisnya.
“Nado~” balas Yesung mantap. Yesung
semakin mengeratkan pelukannya. Bahkan ia juga mencium kening Yoon Mi mesra.
Yoon Mi merasa sedikit lega.
“Oppa, jadi namja bertopeng di pesta itu
adalah kau?” tanya Yoon Mi dalam posisi masih di pelukan Yesung. Yesung segera
melepas pelukannya.
“Nde, tapi aku sangat lemah. Aku tak mampu
mencegahnya...”
“Wae? Aku sampai berpikir kalau kau dan
pesan singkat itu adalah kebohongan awalmu! Yang kutahu kau tak pernah
mengingkari janji. Keronde...? aku pikir kau sudah melepasku dan memang tak
serius sejak awal! Wae? Eo? Waeyeo?????”
“Keronde....”
“Saat itu aku benar sedih, aku sangat
bingung. Tuan Kim sudah ada disana. Aku ingin bilang aku tidak bisa, tapi saat
aku melihat eomma, semua terasa begitu berbeda. Aku kira saat itu eomma hanya
bercanda mengenai perjodohan! Tapi karena aku takut, itulah kenapa di kafe aku
marah padamu dan meminta kejelasan hubungan kita. Tapi apa....? terlambat...”
“Kado itu....”
“Kado?” tanya Yoon Mi heran. Yesung
merogoh saku celananya dan mengambil sebuah kotak. Dibukanya kotak itu.
“Kadomu... mianhae, aku terlambat
memberikan kado ini....”
“Mwo? Ini apa?”
“Saat itu, aku bermaksud ingin melamarmu
di depan eommamu dan para undangan. Aku tak menyangka dengan kehadiran
Ryeowook, awalnya kukira kau mengenalnya makanya mengundanganya. Ternyata...”
“Oppaaaa....”
“Tepat di awal malam tahun baru itu aku
lihat dia memasangkan cincin itu padamu. Aku terlambat, mianhae~” ucap Yesung
penuh penyesalan.
“Mi-Mianhae~” ucapnya sekali lagi. Mata
yesung berkaca-kaca. Ketahuan sekali kalau dia ingin menangis.
“Geullido...” gumam Yesung. “Aku tahu saat
di Mokpo kemarin kau datang ke konserku. Saat aku berjalan di bangku penonton,
aku menemukan ini,” Yesung segera mengambil sesuatu dari dalam rompi yang
dikenakannya.
Hap! Sebuah diary
kecil muncul dari balik rompi. Yoon Mi menatap Yesung tajam seolah tak percaya.
Bahkan Yoon Mi masih saja dalam dunia tangisnya. Yesung segera mngulurkan diary
itu. Dengan berat hati Yoon Mi menerima diary itu.
“Wae? Sudah tahu aku dalam keadaan
menderita, kenapa kau...........?”
“Ryeowook....” ucapan Yesung memotong
kalimat Yoon Mi.
“Dia adalah sahabatku, dia juga sudah
menjadi bagian dari agensiku. Appanya dan ‘Le
Cauxee’, bekerja sama dengan labelku untuk mensponsori show ku selama ini,”
jelas Yesung dengan nada sedikit menyesal. Yoon Mi hanya bisa terperangah. Ia
sungguh tak percaya. Sahabat???!!!! :O
“Wae?????” tangis Yoon Mi pecah seketika. Air mata itu
membasahi lagi pipi Yoon Mi. Yesung hanya bisa memandangi yeoja yang sangat
disayanginya dengan sedih. Dia bisa apa? Semua sudah terjadi. Inilah takdir.
Mau atau tidak, mereka harus menerimanya.
“Wae?????” bentak Yoon Mi
kesal.
“Molla...” respon Yesung tiba-tiba dan
semakin membuat Yoon Mi menangis sejadinya. Yesung benar-benar tak sanggup
lagi.
“Inilah takdir...” ucap Yesung pasrah.
Yesung juga tak kuasa menahan air matanya. Segeralah mereka berdua menangis
menyelimuti sesi akhir pertunjukan Launching Album Ke-Enam Yekyu bersama
anggota baru Ryeowook.
“Kau lihat Yesung hyung?”
“Molla...”
“Kalau kau lihat Yesung hyung tidak?”
“Mollayo~”
Yesung hyung, kau dimanaaaa? pikir Kyu kalut.
“Sudah saatnya KRY tampil!” teriak seorang
crew.
“Chamkanman!” teriak Kyu. Kyu berlari
kesana kemari mencari hyungnya. Sementara itu...
“Yeobo, kau dimana? Kenapa tidak datang
kesini? Pesanku belum kau balas! Telponku pun tidak kau angkat!” gerutu
Ryeowook di bangku riasnya. Ryeowook sama kalutnya dengan Kyu.
❄❄❄
“Wae?????” bentak Yoon Mi masih
dengan kekesalannya. Yesung benar-benar tidak tahan lagi. Malihat yeoja
kesayangannya itu menangis, atau bahkan menghadapi konflik batin dalam dirinya.
Dia segera mendekap Yoon Mi dalam peluknya.
“Mianhae~” bisik Yesung. Yoon Mi tak
bergeming. Semakin erat ia peluk, semakin sesak perasaannya. Akhirnya dia
mendapat inisiatif. Ia melepas pelukan itu dan meraih kotak kado yang telah
diberikannya pada Yoon Mi sebelumnya.
“Wae?” tanya Yoon Mi heran. Yesung segera
berlutut di hadapan Yoon Mi. Ia membuka kotak itu dan muncullah sepasang
cincin. Yesung mengambilnya satu dan mengulurkannya pada Yoon Mi. Yesung
tersenyum dengan manisnya.
“Menikahlah denganku?” pinta Yesung
tiba-tiba. Yoon Mi kaget bukan kepalang, mati kutu!
“hajiman~~” Yoon Mi mencoba mengeles.
“Kalau begitu, bertunanganlah denganku!
Aku.... naega nan saranghae!” ucap yesung percaya diri.
Yesung segera meraih tangan Yoon Mi dan
menyematkan cincin itu ke jari manis Yoon Mi. Yoon Mi tersenyum. Ia benar-benar
aktor yang hebat! Dulu ia sempat berakting bahagia di depan orangtuanya,
sekarang dibalik hatinya yang kacau dia berakting manis dan bahagia di depan
Yesung.
“Jangan berpura-pura lagi! Menikahlah
denganku!” pinta Yesung. Ia berdiri dan memberikan cincin terakhir di dalam
kotak itu kepada Yoon Mi. “Kajja....”
Yoon Mi hanya diam. Dia begitu bingung.
“Wae?”
“Ani... a-aku... aku tidak bisa!” ucap
Yoon Mi.
“Bukan begitu, cukup katakan : ya!”
“Aku tidak bi-bisaaaa”
“Yoon Mi-ya?” panggil Yesung. Yoon Mi
menunduk sedih. “Lihat aku!”
“ani...”
“Yoon Mi-ya?” Yesung memegangi pipi Yoon
Mi dan membuat Yoon Mi menatap wajahnya.
“Hmmm???” tanya Yesung meyakinkan. Tampak
sekali kebingungan di mata Yoon Mi. Dengan menangis dan senyum terpaksa, Yoon
Mi pun berkeputusan.
“Nde, aku menerima...”
Yesung segera memeluk yeoja itu erat.
Semakin erat. Yoon Mi juga ikut membalas pelukan itu.
“Saengil Chukkaeyo, Hantuku~ Park Yoon
Mi.... saranghamnida~” bisik Yesung penuh kepastian. Yoon Mi semakin memeluk Yesung erat. Seerat
rasa bersalahnya pada Ryeowook yang tiba-tiba muncul saat Yesung meminangnya.
❄❄❄
“Eottohkkhae? Yesung hyung dimana????”
tanya Kyu sedikit membentak.
“Mollayo!” jawab seseorang.
“Eotte....”
“Kalau begitu suruh Ryeowook menyanyi
saja! Suruh dia menyanyi apa saja yang dia bisa!” titah tuan Lee Sooman.
“Algetsumnida!” jawab seorang crew dan
segera menghubungi crew lainnya yang ada disamping Ryeowook.
“Sekarang?”
“nde”
“Tapi lagu apa?”
“Insomnia!” celetuk Kyu dari balik pintu
ruang rias kamar Ryeowook.
“Ppali!
Atau fans akan segera mengamuk!” perintah Kyu sambil mendorong tubuh Wook masuk
ke lorong menuju panggung.
*Backsound: ( M4M) ~ This is Really Goodbye [reff part only]
“Yoon
Mi-ya?” Yesung memegangi pipi Yoon Mi dan membuat Yoon Mi menatap wajahnya.
“Hmmm???” tanya Yesung meyakinkan. Tampak
sekali kebingungan di mata Yoon Mi. Dengan menangis dan senyum terpaksa, Yoon
Mi pun berkeputusan.
“Nde, aku menerima...”
Yesung segera memeluk yeoja itu erat.
Semakin erat. Yoon Mi juga ikut membalas pelukan itu.
“Saengil Chukkaeyo, Hantuku~ Park Yoon
Mi.... saranghamnida~” bisik Yesung penuh kepastian. Yoon Mi semakin memeluk Yesung erat. Seerat
rasa bersalahnya pada Ryeowook yang tiba-tiba muncul saat Yesung meminangnya.
“Oppa?” ucap Yoon Mi memecah suasana.
“Ye?”
“Tapi aku adalah yeoja yang sudah menikah
selama 4 hari?”
“Kalau begitu aku adalah seorang namja
yang sudah bertunangan selama 10 menit?”
Yesung semakin memeluk erat Yoon Mi. Yoon Mi semakin khawatir.
“Oppa, aku serius. Bagaimana jadi begini?”
“Yoon Mi?” Yesung melepas pelukannya.
“Biarkan aku memberimu kenangan terakhir
paling indah di hidupmu... aku tak bisa membuatmu menggantung seperti di diary itu...” jelas Yesung. Yoon
Mi pun mulai mengerti. Dia mengangguk pelan dan memeluk Yesung lagi. Tapi
Yesung melarangnya.
“Oppa? Wae?” tanya Yoon Mi heran.
Bukannya menjawab, yesung malah mendekap
kepala Yoon Mi dengan kedua tangannya. Yesung menatap kedua mata Yoon Mi dalam-dalam
dan melarutkan Yoon Mi dalam buaian tatapannya. Yesung mendekati wajah Yoon Mi
dengan pasti. Di balik hembusan angin yang mengibarkan rambut Yoon Mi itu...
YoonSung berciuman hangat untuk yang terakhir kalinya. Bahkan mungkin berciuman
untuk yang rekor paling lama sepanjang mereka pernah berciuman sebelumnya.
“Kau menangis?” tanya Yesung sesaat
setelah melepas ciuman lama itu.
“Ne,” jawab Yoon Mi singkat. Yoon Mi
mengurai senyum pahit. Yesung segera menghapus air mata Yoon Mi. Setelah itu
yesung segera meraih lengan Yoon Mi dan mengambil kembali cincin itu. Tidak hanya
milik Yoon Mi, cincin miliknya juga dilepas.
“Lihatlah!” Yesung berjalan ke tepi atap.
Yoon Mi mengikutinya dengan heran. Tiba-tiba Yesung melempar kedua cincin itu
bersamaan. Yoon Mi memandangnya heran.
“OPPA?!” pekik Yoon Mi.
“Kembalilah...” bisik Yesung.
“Eodi?”
“Pada Ryeowook...”
“Oppa....???” Yoon Mi memasang wajah
memelas.
“Semuanya sudah berakhir...” ujar Yesung
dengan ekspresi kecewa.
“Semuanya berakhir, semuanya berubah...
tapi satu hal yang harus kau ingat... kau tidak boleh mengakhiri usia mu di 25
saja!” Yesung menggenggam tangan Yoon Mi.
“Saat semuanya berakhir, percayalah
padaku. Aku akan baik-baik saja, kau juga akan baik-baik saja. Disini...”
Yesung meletakkan telapak tangan Yoon Mi tepat ke arah jantung Yoon Mi.
“Disini masih ada sepasang sayap untuk
terbang tinggi... terbanglah yang tinggi!” jelas Yesung mantap.
“Terbang?”
“Ne... Terbanglah dengan indah bersama
Wookie. Terbanglah dengan jauh seperti cincin tadi, mereka terbang sangat jauh
sekali...”
“Wae?”
“Karena hanya sayap itu yang bisa
membuatmu mengembangkan pribadimu kembali”
“Oppa....”
“Nal mideo... percayalah padaku, hm?”
“Keronde...”
“Aku tahu itu... nado saranghae...”
“Oppa?”
“ne?”
“Kau benar-benar hantuku!” Yoon Mi memeluk
Yesung untuk terakhir kalinya. Yesung membalas pelukan itu dengan suka cita.
♫♫♫
Tap! Tap! Tap! Suara langkah kaki dari ujung lorong mengalihkan perhatian Ryeowook
yang sudah khawatir sejak tadi sambil memandangi ponselnya.
“Chagi?” sapa Ryeowook dengan tatapan
berbinar. Ryeowook segera mendekati Yoon Mi dan memeluknya karena perasaan
cemas yang begitu besar.
“Kau dari mana saja eo?” tanya Ryeowook
cemas. Yoon Mi menarik nafas panjang.
“Oppa, tadi aku mau bertemu denganmu tapi
aku malah berputar-putar dan tersesat. Lalu ponselku... lowbat...” Yoon Mi
mengutarakan alasan yang sungguh berbeda dari kenyataannya.
“Bagaimana bisa? Aigoo, yeobo!
Gwaenchanayo? eo? Gwaenchanayo? Lain kali biar aku saja yang menjemputmu...”
tanya Ryeowook kalut sambil memegangi tubuh Yoon Mi. Ia bahkan memegangi kening
Yoon Mi dan membetulkan penampilan Yoon Mi mulai dress sampai rambut. Untungnya
jaket Yesung telah ia kembalikan.
“Gwaenchana...” jawan Yoon Mi.
“Gueraeyo?” Ryeowook benar-benar namja
yang baik. Ia bahkan khawatir setengah mati karenanya. “nde...” jawan Yoon Mi
singkat.
“Hyung?” sapa seseorang. Ryeowook menoleh.
“Hyung, sebentar lagi KRY tampil, jangan kemana-mana ya?”
“Oh Kyu! Kebetulan sekali, kau punya
minuman?”
“Nde, wae?” Kyu berbalik tanya heran.
“Aku minta satu, istriku baru saja
tersesat...”
“Ah bagaimana bisa? Seharusnya menelpon
saja...” protes Kyu sambil mengacak isi ranselnya.
“Ponselku lowbat,” jawab Yoon Mi judes.
“Jadi ini istrimu?” tanya Kyu sambil
melemparkan sebotol air mineral pada Wook.
“Nde, inilah istriku yang aku ceritakan
tempo hari...”
“Ne, je ireum eun Park Yoon Mi rago
imnida~” sapa Yoon Mi dengan membungkuk hormat.
“Cho Kyu Hyun imnida~” balas Kyu sopan.
“Oh, noona kau benar-benar lebih cantik
dari yang hyungku ceritakan! Oya, noona suka siapa? K? R? Atau Y?” tanya Kyu
tiba-tiba. Tentu saja membuat Yoon Mi kaget dan langsung terkekeh.
“Kau ini kenapa?! Jelas saja memilih
suaminya!” celetuk Wook.
“Wae? Aku yang paling tampan tahu! Ya ‘kan
noona?” tanya Kyu manja. Yoon Mi hanya bisa tertawa kecil. Sementara di ujung
lorong lainnya, tepat di balik sebuah tembok itu berdiri seorang namja yang
memerhatikan mereka sejak tadi dengan senyum bahagia.
“Noona pasti lebih memilih aku!”
“Kau pikir siapa suaminya?” respon Wook
tidak mau kalah.
“aku!”
“Aku!”
“dia memilih aku...” suara itu melerai
perdebatan KyuWook.
“Hyung????!!!” teriak mereka bersamaan.
“Omo~ kau darimana saja? Acara hampir
hancur gara-gara kau!” bentak Kyu.
“Mian... oh jadi ini istrimu itu? Yang
katamu cuek dan manis?” tanya Yesung geli.
“Nde, yeobo, perkenalkan dirimu..”
“Ah, biar aku saja,” pinta Yesung. “Kim
Jong Woon rago imnida,” Yesung membungkuk.
“Ne, Park Yoon Mi imnida!” balas Yoon Mi
kikuk. Benar-benar sudah berubah dari yang tadi. Yoon Mi bahkan sempat tak
percaya kalau ia berkenalan seperti saat pertama jumpa dengan Yesung di Dunkook
University. Oppaaaa.... batin Yoon Mi
meringis pilu.
#Tepat di halaman terakhir diary Yoon
Mi...
Dear diary...
Aku sungguh tak menyangka hal ini akan terjadi. Apa... neomu apayo... Aku
berpikir untuk mengakhiri usiaku di 25 saja. Karena di awal usia itu pula aku resmi
menghilang dari hidupnya. Dia... naega nan bogoshipeosimnida~ aku kira saat itu eomma bercanda akan
menjodohkanku dengan murid eomma di universitas. Aku tak menyangka... semua
berakhir di kenyataan. Tamat sudah dunia fangirlingku, hilang sudah harapan
itu. Bahkan, seseorang yang kuharap membantuku dan menyelamatkan di acara resmi
itu, ia tak muncul menyelamatkanku. Apakah saat itu dia sibuk dengan
popularitasnya? Apa saat itu dia sengaja menomorduakan aku dan lebih
menomorsatukan fans gilanya? Aku tak melihat hantuku... yang aku lihat saat itu
adalah... Mimpi Burukku. Ya benar katanya, dia bukan menjadi hantuku saja, tapi
juga mimpiku. Mimpi burukku, tentunya. Mimpi terburuk sepanjang aku tidur...
aku mulai mengepaki barang-barang fangirling sebagai Clouds, tapi tidak untuk
memori itu. Memori itu tetap terbuka di hatiku. Aku... Memendam benda-benda
popularitas itu. Meletakkannya jauh dari kehidupan nyataku. Benar kata eomma,
aku terlalu hidup dalam dunia khayal. Modeun Byeongyeong~ Sematan cincin ini,
sadarkan aku... bukakan kembali lembaran baru itu... kehidupan yang
sesungguhnya... akan tetapi, walau aku dulu hidup dalam dunia khayalan, satu
hal yang aku ingat dan aku masih sangat menghargainya. Cintaku pada Yesung
bukanlah khayalan... meski tangan ini kini melingkar di pundak Ryeowook, tapi
duniaku, separuhnya, dunia khayalnya, tulus kuberikan pada Yesung seorang...
Ya, cintaku pada Yesung bukanlah khayalan...
*Backsound: ( yesung SJ) ~ Love Really Hurts
Balasan untukmu, Yoon Mi, hantuku...
Saengil Chukkaeyo, Hantuku~ Park Yoon Mi....
saranghamnida~ Biarkan aku memberimu kenangan terakhir paling indah di
hidupmu... nado bogoshipeo, Yoon Mi-ya! Oya, kembalilah! kembali pada Ryeowook.
Tak apa meski kau tak menjadi Clouds lagi, atau kau bukan lagi fangirlingku... Semuanya
berakhir, semuanya berubah... tapi satu hal yang harus kau ingat. kau tidak
boleh mengakhiri usia mu di 25 saja~! Saat semuanya berakhir, percayalah
padaku. Aku akan baik-baik saja, kau juga akan baik-baik saja. Disini masih ada
sepasang sayapmu untuk terbang tinggi... terbanglah yang tinggi! Terbanglah
dengan indah bersamanya. Terbanglah dengan jauh seperti cincin itu, mereka
terbang sangat jauh sekali. Karena hanya sayap itu yang bisa membuatmu
mengembangkan pribadimu kembali. Nal mideo... percayalah padaku, hm? Oya... Aku tahu itu... nado saranghae...
Kau benar-benar hantuku. Aku tahu... cintamu bukanlah khayalan... sama
seperti cintaku padamu... cintaku tidak akan pernah jadi khayalan...
ireohkae neol saranghae, Yoon Mi... berbahagialah dengannya. Dia, namja yang
terlalu baik dan lugu. Kau pantas memilikinya... dia adalah sahabatku yang
bekerja di ‘Le cauxee’. Kami sahabat baik sejak SD. Aku mengerti betul kenapa
ia sampai merahasiakan perjodohanmu dengannya. Kurasa tuan Kim berhasil
mendidik putranya dengan begitu baik. Selamat atas pernikahanmu, Teman.
Berbahgialah dalam hari-harimu^^* aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu...
aku juga akan sering-sering menemui tempat yang serupa dengan bukit itu... ^^
hwaiting!!!
-END-
~~~ㅇ♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬♬ㅇ~~~
Comments
Post a Comment
Comment Here