PENJARA


















Judul               : PENJARA (Kumpulan Cerpen)
Penulis            : Sori Siregar
Cetakan           : Jakarta, 2006 (Edisi Khusus)
Penerbit          : Kreatumin Sapta Manunggal
                          (Kreasi Media Utama)
Tebal Buku      : 156 hlm
Didigitalkan    : 22 Februari 2007

            Menggambarkan suasana hidup yang semestinya dijalani dalam setiap perkembangan zaman yang dituturkan secara tersirat dalam kumpulan karya-karyanya ini. Sori Siregar, ialah seorang mantan International Writing Programme di Universitas Iowa, Amerika (1970-1971). Ia menggarisbawahi secara transparan pada bagian-bagian yang merupakan faktor dan sebab-akibat suatu problematik, sehingga pembaca dapat mengenal jelas kesimpulan yang berbuntut di cerita itu.
            Dari beberapa karya-karya lain yang mampu mengorek habis setiap titik-titik kehidupan, seperti Wanita Itu adalah Ibu, Telepon, Awal Pendakian, Susan, Senja, Horison, Sentuhlah Aku, serta sederet karya-karya lainnya. Namun, hanya di dalam buku inilah pembaca akan di bukakan kembali wawasan dari sisi kehidupan di era globalisasi secara singkat namun terterapkan hal-hal positif lain yang masih mengacu pada problema kehidupan itu. Sehingga dalam hal ini sekumpulan rumor dan fakta mampu saling melengkapi dan saling unjuk gigi dalam kepekaan perbedaannya.
            Dari total 156 halaman dengan 18 bab kumpulan cerpen yang berbeda-beda setiap arus intrinsik dan ekstrinsik cerita ini sejumlah tema realita kehidupan yang menjadi pusat ketertarikan pembacaan saya adalah tentang perbedaan, keunggulan, dan kelemahan paham-paham peraturan dari segi aspek kenegaraan. Sehingga dari sini pembaca akan dapat terpacu untuk berolah pikir sudah sejauh manakah kemampuan  negaranya mengatur negaranya sendiri. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hidup adalah masalah yang tetap harus di temukan jawabnya dengan kunci keja keras dan keyakinan. Dan tanah air  merupakan tempat dimana kesejahteraan sesungguhnya ada.
            Sisi lain dari karya-karya yang menggambarkan detil aroma perbedaan setiap negara tertentu terlalu menekankan pada sisi gelap suatu problem yang menimpa aspek politik metropolitan. Bahwa tertera frase-frase khusus yang masih banyak anak-anak sederajat SD-SMP yang kurang mengenal jauh makna kata-kata sulit, seperti “atensi, “inuvik”, dan sederet kosakata Perancis dan Spanyol yang sedikit terselip diantaranya 18 cerpen tersebut.
            Bahkan banyak karya-karya lainnya yang menggambarkan betapa Indonesia baik dan buruk di mata Internasional. Mulai dari sisi kehidupan bisnis, politik, ideologi, peraturan-peraturan daerah, sampai kebiasaan-kebiasaan hidup lain pun tidak luput dari susdut pandang “Aku” di beberapa karyanya itu. Selain itu, penulisan cerpen-cerpen tersebut berdasarkan realita yang telah dialami penulis, baik di Indonesia maupun di luar negeri.
            Berawal dari perkenalannya dengan Hector, pokok perdebatan imigran gelap dalam pembicaraan dengannya membuat mual akan frase “komunis” yang jelas-jelas ditakuti di Indonesia. Perdebatan juga dialami oleh seorang pebisnis yang “atensi” dengan sekretaris pribadi setianya yang bermaksud menginvestasikan modal ke Indonesia. Sederet problematik status kewarganegaraan yang menjerat “David Carlton” pun telah membinasakan makna kasih sayang seorang ibu yang bangga pada prestasinya. Sisi kehidupan “Tracy” sebagai perempuan penggoda di call-sex toll free turut mendampingi roman perbedaan aturan pemerintahan di Amerika dan Indonesia yang turut juga dirasakan oleh “Parlin”. “Surat Lamaran Raul” yang menarik hati direktur perusahaan, kehadiran Talla “inuvik” yang mengusik pribadi seorang lelaki buta topik sosial, kebiasaan buruk Karundeng sang “Mr. Proffesional” yang terlempar dalam dunia predator mobilnya, kisah kasih sayang seorang ibu yang tak tertandingi dalam dunia “Zulkarnaen”, kantor kerja Andang yang menyerupai kawasan “PENJARA” bagi karyawan-karyawannya menjadi topik gagasan dari sekian cerpen di buku ini. tak luput juga perdebatan politik Islam akan paham ‘revolusi’ dan ‘jihad’ di pandangan Tuhan pada Jum’at siang, perjalanannya dengan “Amtrak” untuk melaksanakan wawancara singkat dengan pebisnis-pebisnis  sukses Eropa oleh karyawan Kathy, kisah suram Francis membungkus rapat-rapat kepribadiannya, sikap “Bonafit” masyarakat akan hadirnya sebuah “Bank” di tengah lingkunagn penduduk, lika-liku hidup Rudi sang blasteran Cina-Perancis sebagai  pembunuh yang tersilaukan kelemahan “Imannya” sendiri, hal-hal menarik kisah persahabatan Yazid, Ferrial, Danta, dan Podo pada acara cafe, serta ajakan “Bokar” padanya ke acara “Seminar” bisnis Eropa. Semua itu terangkum satu padu dalam kesetaraan kumpulan cerpen Sori Siregar.
            Selepas dari itu semua, hal-hal menarik itu yang secara keseluruhuan saya rasa buku kumpulan cerpen “PENJARA” ini sangat baik untuk dibaca, terutama untuk kalangan anak muda zaman sekarang yang mulai kurang bersikap secara nasionalisme dan buta akan konvensional hubungan antar negara dan ego individu. Karena dari buku ini kita banyak belajar dan banyak tahu akan sisi setiap segi-segi kehidupan di masyarakat umumnya, beserta solusi-solusi tak terduga yang mempu menopang problematik secara jeram. Dari buku ini kita akan mengerti makna hidup yang sesungguhnya, yaitu sadar atas angerah-Nya dan yakin untuk tetap bekerja keras atau berikhtiar tanpa putus asa dalam menjalani hidup dan kehidupan.

Oleh                       : Retno Kusuma Wardani
Sumber                 : Kreasi Media Utama, 2006



TAKE OUT FULL CREDIT!!!

Comments