Star’s Song For A Night



BE A GOOD READER ^_^ RCL PLEASE, atleast put ONE comment below thankyou~ arigatou~ gomapta~ kkk *bows*

-This motion picture photos / cover are protected pursuant to the provisions of the laws of the Republic of Indonesia and other countries. Any authorized duplication and/or distribution of these photos / cover may result in civil liability and criminal prosecution-
-This work of fiction, the characters, incidents, and locations portrayed and the names herein are fictious, and any similiarity to or identification with the location, name, characters or history of any person, product, or entity is entirely coincidental and unintentional-
OneWord: Everything i have been written here and in many other pages or blog are pure and clearly and fresh came out of my brain. Totally my idea, my characters i know and i have around my brain, i never tryna plagiarism to another FF’s author so DON’T EVEN TRY TO COPY AND PASTE THIS MY FF WITHOUT MY PERMISSON although it is just for your collection, or just reading or any other reason can’t be accepted. Be A good reader / appreciator, leave any comments, Don’t be a Plagiarism, Everyone may read and i never put NC inside. Enjoy J
~~~
-Maaf jika ada kesamaan jalan cerita maupun cast, tapi saya membuat FF ini murni dari otak saya dan ide saya sendiri. Saya tidak pernah bermaksud memplagiat atau mengcopy paste FF manapun. Jikalau saya terinspirasi dari suatu FF, maka saya akan menyertakan link hidup original FF nya. Sekian-

Star’s Song For A Night
Part 3


 cast :
·         Me a.k.a Song Eun Kyung 
·         Lee Dong Hae as himself
·         Kim Jong Woon as himself [Yesung]
·         Park Swift Jung a.k.a Yoon Eun Hye 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Kriiiiing!!!! Bel sekolah mengalihkan perhatian para siswa kelas reguler itu pada jam dinding yang melekat di dinding di depan kelas mereka. Mereka yang mengantuk segera terbangun sedangkan mereka yang serius segera merapikan buku-buku mereka.
“Selamat belajar untuk menempuh Music Stage of The Year bulan depan, yeoreobun!” sepatah kalimat terucap mengakhiri pertemuan antara seosangnim dan murid di kelas itu. Para siswa yang berjumlah tak lebih dari 18 itu menyanggupinya enteng.
“Algetseumnida,” jawab mereka serentak.
Sesaat setelah bayangan seosangnim mereka menghilang dari kelas, salah satu siswi berambut ikal terkepang dua dengan gaya imut dan cool memasuki kelas reguler dengan sedikit mengendap-endap. Siswi itu berlari-lari kecil dan segera duduk jongkok bersembunyi di balik bangku seorang siswa kelas reguler yang duduk tepat di depan kelas nomer dua dari depan.
“Yak!” teriak namja itu.
“Ssssttt! Aish! Eun Kyung? Eodiyeyo?” bisik yeoja itu pada siswa kelas reguler tempat dia bersembunyi.
“Ka!” teriak siswa itu.
“Sssssst! Eun Kyung? Masa kau tidak kenal?”
Yeoja itu menoleh kesana kemari mencari-cari Eun Kyung berada. “Yoshiii!!!” gumamnya tiba tiba seraya mengepalkan kedua tangannya dan segera berlari ke arah Eun Kyung yang tengah duduk merapikan buku-bukunya di sudut kelas.
“Yaaa!!! Kenapa kau pindah tempat duduk disini? Bukankah kau selalu duduk di depan kelas?” ucap yeoja itu pada Eun Kyung, mengagetkan sesaat.
“Aiisssh! Kau ini!” gerutunya pelan dan sedikit cuek. Yeoja itu tahu alasannya pasti karena kejadian di UKS tempo hari. Yeoja itu pun angkat bicara.
“Eottokhaeyo???” tanya yeoja itu antusias.
“Mwo?” tanya Eun Kyung singkat.
“Ck!” keluhnya. Yeoja itu pun memegangi pipi kanan Eun Kyung yang masih tampak sedikit lebam, memerhatikan matanya yang sembab, dan memeriksa kaki Eun Kyung mengingat kejadian di UKS yang menimpanya dengan Yesung waktu itu.
“Aaaa~ gwaenchanayo~” elaknya.
“aniya! Lihat, pipimu masih lebam!”
“Aissh! Kenapa kau bisa kemari? Kalau dewan sekolah tahu kau masuk kelas reguler, kau bisa kena sanksi, Pabbo!” gumamnya pelan seraya merapikan almamater sekolahnya dan bangkit dari duduknya. Kedua yeoja itu pun melangkah keluar kelas dan saling pandang sejenak.
“Ini  ‘kan jam pulang sekolah? Ya terserah ‘kan? Lagipula jadi siswa kelas unggulan itu membosankan!” celosnya enteng.
“Nde, terserah,” keluhnya singkat. “Kau jadi menginap ke rumahku? Rumahku masih berantakan”
“Hahaha gwaenchana~~~ aku sudah biasa ke rumahmu ‘kan? Oya nanti kita turun ke lantai dasar di ruang bawah tanah rumahmu, ya?” pinta yeoja itu.
“Ye? Buat apa?”
“Kita latihan menari dan bernyanyi untuk Music stage of the Year J hihihi”  statementnya begitu polos ehingga membuat Eun Kyung mengalihkan pandangannya dan berjalan ke depan meninggalkan yeoja itu sendiri.
“Yak!!! Chankanman!” teriak yeoja itu.
“Eun Hye, kau bersemangat sekali, huh?” gumamnya.
“Ani! Aku hanya melakukan yang terbaik agar kita bisa tampil bersama. Aku harap kita bisa duet! Eotteyo? Ide bagus kan?” jelasnya  cerewet.
“nde, nde...” jawabnya menggantung. Eun Hye hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya itu.
Ya, Eun Hye. Yeoja itu adalah Yoon Eun Hye gadis yang menolong Eun Kyung tempo hari saat di UKS. Tak ada yang bisa dipikirkan lagi. Eun Hye bahagia sekali saat itu karena akhirnya dia bisa menginap di rumah Eun Kyung yang padahal sebelum-sebelumnya Eun Kyung melarang keras untuk menginap. Alasannya karena rumahnya sempit dan tidak ada ruang untuk tidur. Sekian lama bersahabat, baru kali ini dia bisa menginap ke rumah Eun Kyung untuk yang ketiga kalinya. Terakhir setahun yang lalu, setelah itu Eun Hye tidak lagi menginap. Itupun karena jadwal Eun Hye di kelas unggulan yang sangat padat latihan untuk pre-debut dan membuat mereka jarang berkomunikasi.
Ya, sejak lama mereka bersahabat. Enam tahun sudah waktu berlalu. Namun entah, sejak Lila Art High School dialih pimpin oleh Kepala Sekolah Lee Sung Min yang super duper cerewet dan menyebalkan itu, terpaksa kedua sahabat itu terpisah pada saat pendaftaran. Terpisah kelas akibat peraturan yang membedakan antara kelas unggulan dan kelas reguler, tentu saja karena uang. Sekali lagi, bahkan persahabatan mereka juga teruji oleh kedatangan kawanan namjadeul pimpinan Lee Dong Hae yang mulai memeras otak Song Eun Kyung. Tanpa sepengetahuan Yoon Eun Hye, sahabatnya.
“Malam ini dingin sekali,” Eun Hye menguap karena kantuk yang begitu menyiksa.
“Kau tidur saja, aku mau keluar sebentar. Aku ingin membelikan sesuatu untuk eomma”
“Oh, nde. Silahkan,” respon Eun Hye ramah sambil merapikan tempat tidur yang akan digunakannya untuk tidur malam ini. Eun Hye menarik selimut dari dalam lemari dan memberikannya satu untuk Eun Kyung.
“Kalau sudah pulang, pakai ini dan segera tidur. Kau tadi berlatih sangat keras di bawah,” pintanya. Eun Kyung menerima selimut itu dan meletakkan di kasurnya.
“Arasseo~ aku pergi dulu,” pamit Eun Kyung sambil meraih jaket pink kecil miliknya. Dia melangkah keluar membuka pintu rumah dan memakai jaketnya. Dia mengusap-usapkan kedua tangannya untuk mengahangatkan tubuhnya sesaat. Sementara Eun Hye mulai tertidur mendekap selimut merah yang dipakainya. “Jaljayo” bisiknya dengan tersenyum.
Eun Kyung berjalan melewati sepanjang trotoar menuju tempat tujuannya melangkah. Dibawah lampu pinggiran jalan itu ekspresinya seketika berubah. Song Eun Kyung yang berwajah dingin dan datar yang saat itu berjalan meninggalkan Eun Hye tertidur duluan di kamarnya tak menyangka kalau langkah kakinya akan berhenti tepat setelah sebuah tangan meraih lengannya menjauh dari jalan raya. Kakinya itu mengayun mengikuti langkah siapa yang telah meraihnya. Hingga langkah mereka pun terhenti pada suatu taman dekat sekolah mereka.
Hari itu malam sangat dingin. Tak seperti biasanya, kota Gyeonggi membeku terselimuti salju.  Musim salju, musim yang sangat dirindukan oleh kedua pasang bola mata yang kini saling menatap satu sama lain dibawah  rerintikan butiran-butiran  salju. Bahkan desah nafas dua insan yang kini tengah termangu diantara kedua tiang lampu taman sekolah itu pun tampak begitu bersahutan mengalahkan langkah angin yang semerbak memecah keheningan diantara mereka.
“Ehmm.. Apa kau baik-baik saja?”, tanya Dong Hae membuka percakapan. Terasa sangat kaku dan datar. Tapi jika ditelisik mendalam dari arti pandangan itu, tampaklah kekhawatiran Dong Hae yang begitu besar kepada Eun Kyung.
                “Mmm.. lebih baik daripada tadi”,  jawab Eun Kyung menundukkan kepala. Eun Kyung mengibaskan rambut panjangnya yang tadinya tampak sangat mengganggunya. Tiba-tiba tangan Dong Hae mendekat dan meraih kepala Eun Kyung. Dipeluknya erat tubuh mungil gadis yang sedari tadi menunduk malu di hadapannya itu. Eun Kyung terkejut tapi dia tak tahu harus bagaimana. Dia hanya bisa diam mematung tak berkata apapun.            
                “Mianhae~~ Maafkan aku, maafkan aku yang bodoh. Tak seharusnya dia melakukan ini kepadamu. Maafkan aku yang tak bisa menjagamu dengan baik, aku memang lelaki bodoh,” bisiknya. Eun Kyung hanya terdiam mendengarnya. Diterawangnya jauh mengingat  apa yang sudah terjadi dengannya tadi pagi.
“Aisshh! Dasar Kim Jong Woon!”, gerutu Eun Kyung dalam hati.
Dong Hae semakin memeluk yeoja itu erat, begitu pula Eun Kyung. Angin berhembus menerpa kedua insan itu melewati menit ke menit hingga akhirnya Eun Kyung tersadar dan menoleh ke  wajah namja yang sedang memeluknya itu.
“Oppa?” tanya Eun Kyung lembut. Begitu berbeda dengan cara dia berbicara pada teman-temannya yang lain saat di sekolah.
“Ne?” Dong Hae melepaskan pelukan itu dan memegangi kedua pundak Eun Kyung. Tatapan mereka saling bertemu. Dong Hae tersenyum dan berkata “Katakan... kajja~” pintanya.
“Kkkk aniya~~~  hanya saja, bagaimana bisa oppa tadi tahu kalau aku berjalan... eungggg jangan-jangan kau mengikutiku eo kau penguntit!” celetuknya sambil menyikut lengan kiri Dong Hae dengan begitu manisnya. Dong hae terkekeh.
“Ani~ Aku kebetulan lewat,” jawab namja itu singkat. Eun Kyung sangat mengetahui sekali kalau namja itu mengeles. Eun kyung hanya tersenyum dan melirik gemas ke arah Dong Hae.
“Dasar!” Eun Kyung memukul dada Dong Hae lembut. Namun Dong Hae segera meraih jemari Eun Kyung dan ditariknya lengan itu mengikuti langkah Dong Hae. Eun kyung diajaknya berjalan-jalan.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Comments