BE A GOOD READER ^_^
RCL PLEASE, atleast put ONE comment below
thankyou~ arigatou~ gomapta~ kkk *bows*
-This motion picture photos / cover are
protected pursuant to the provisions of the laws of the Republic of Indonesia and other countries.
Any authorized duplication and/or distribution of these photos / cover may
result in civil liability and criminal prosecution-
-This work of fiction, the characters,
incidents, and locations portrayed and the names herein are fictious, and any
similiarity to or identification with the location, name, characters or history
of any person, product, or entity is entirely coincidental and unintentional-
OneWord: Everything i have been written here and in many
other pages or blog are pure and clearly and fresh came out of my brain.
Totally my idea, my characters i know and i have around my brain, i never tryna
plagiarism to another FF’s author so DON’T EVEN TRY TO COPY AND PASTE THIS MY FF WITHOUT MY
PERMISSON although it is just for your collection, or just reading
or any other reason can’t be accepted. Be A good reader / appreciator, leave
any comments, Don’t be a Plagiarism,
Everyone may read and i never put NC inside. Enjoy J
-Maaf jika ada kesamaan jalan cerita maupun cast, tapi saya
membuat FF ini murni dari otak saya dan ide saya sendiri. Saya tidak pernah
bermaksud memplagiat atau mengcopy paste FF manapun. Jikalau saya terinspirasi
dari suatu FF, maka saya akan menyertakan link hidup original FF nya.
Sekian-
Star’s Song For A Night
Part 2
cast :
- Me a.k.a
Song Eun Kyung
- Lee Dong Hae as himself
- Kim Jong Woon as himself [Yesung]
- Park Swift Jung a.k.a Yoon Eun
Hye
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bugh! Sebuah
majalah sekolah yang memuat berita kompetisi Cinderella’s Chef mendarat tepat
di depan mereka. “Apa-apaan in…i..?” teriak Eun Hye menggantung.
Eun Hye menganga melihat siapa yang kini tengah berdiri dihadapan mereka.
“Oh God!” Eun
Hye dan Eun Kyung saling pandang. Seolah tak percaya.
“Kaulah The
Queen of Cinderella’s Chef itu, benar ‘kan?” namja itu menatap mereka
tajam.
Deg! Mereka
sungguh tak percaya dengan siapa mereka berahadapan..
“oh my God!~”
keluh Eun Kyung dalam hati.
Dia hanya
bisa menganga melihat siapa namja yang ada di depannya itu. “Dia tampak begitu...
marah...”, pikirnya. Oke, dia sungguh tidak tahu apa yang bisa dia lakukan saat
itu. Dia hanya diam walau sesekali melirik ke arah namja itu. Dia hanya bisa
bermain-main dengan jemarinya yang gemetaran sejak tadi.
Begitu pula dengan
Eun Hye, dia merasa sangat bersalah “Apa gara-gara aku ngomong tadi...”
pikirnya. Dia pun tak tahu apa yang harus dilakukan. Dia hanya diam sambil
memakan habis bekal milik Eun Kyung, walau dengan tempo yang sangat lambat
karena ketakutan.
“Yeorobun!
Coba lihat siapa gadis ini?! Tidak tahu diri sekali! Ish!” ledeknya dengan nada
sinis. Sesekali namja itu juga bergumam sendiri dengan beberapa kawanannya. Samar-samar
terdengarlah bisik-bisik dari yeojadeul yang saat itu berada di kantin.
“Lihatlah
namja itu! Dia sampai marah begitu! Dasar gadis pembuat ulah!”
“Aku takut
melihatnya~~ Kajja kita kembali ke kelas saja?” bisik yeoja yang lain.
“Aaaaa~ Dong
Hae oppa manis sekali kalau marah!” ucap seseorang yeoja dengan nada begitu
manja. Eun Kyung yang mendengarnya begitu sangat ingin muntah seketika.
“Bukankah
undangan pesta topeng murid unggulan itu hanya diperuntukan bagi murid unggulan
saja, ya? Hah, dia pikir dia siapa?!” ledek salah seorang namja yang sedari
tadi berdiri bersama kawanan namja itu. Setelah meledek, bukannya diam, dia
malah melangkah ke arah Eun Kyung duduk dan meraih salah satu penjepit rambut yang
menempel di poni pendeknya hingga poninya terlepas.
“Yak!” Eun
Kyung berteriak akibat ulah namja yang kurang sopan itu. Penjepit itu diberikannya
pada ketua gangsternya. “Eung...” dia memberikan penjepit itu sambil mengangguk
pelan.
“Lihat, dia
mirip sekali dengan Queen di pesta itu kalau begini! Aku ingat sekali dengan
poninya!” celetuk salah satu yeoja di sudut kantin. Eun Kyung hanya diam
pasrah.
“Apa ini milikmu,
Noona?” tanya namja itu. Sejenak Eun Kyung memerhatikan penjepitnya, dia juga
membanding-bandingkan dengan salah satu benda lain yang dibawa oleh namja itu.
Ya! Itu adalah pasangan penjepitnya! Eun kyung hanya terdiam panik. Keringat
dingin sebesar biji jagung keluar memenuhi wajahnya yang mulai memerah.
“Aigooo~~
masa iya penjepit itu terjatuh saat lomba masak pesta topeng itu dilaksanakan?
Ahhh~” batin Eun Hye risau. “Pabbo!” gerutu Eun Hye sambil menatap Eun Kyung
cemas.
“Kau ingat
dengan benda ini, Noona?” tanya namja itu datar. Diam. Eun Kyung hanya bisa
diam dan sesekali melirik ke arah Eun Hye. Eun Hye tampak pasrah.
“NDE!!!”
gertaknya tiba-tiba sampai seluruh penghuni kantin menoleh ke arah mereka.
“Waeyo? Apa masalahmu? Itu penjepit yeoja!
Bukan milik namja! Arachi?!” tanpa sepatah kata lagi Eun Kyung langsung berdiri
dan berjalan ke arah namja itu sambil mengepalkan kedua tangannya. Sedikit
gemetar, namun tidak dia rasakan saat ia benar-benar berdiri di depan namja
itu. Eun Kyung meraih sepasang penjepit
itu dan memperlihatkannya di depan namja itu. Tepat di depan mata namja itu.
Namja itu hanya bisa memandang geram ke arah yeoja yang baru saja dengan berani
mengakui apa yang seharusnya dia tutup rapat-rapat.
“Aish~”
dengus namja itu.
“Lee Dong
Hae, seorang pemuda dengan title yang begitu populer. Seorang anak pengusaha tersukses
di Seoul! Bagaimana bisa merebut sebuah penjepit yang jelas-jelas milik yeoja?
Atau jangan-jangan kau bukan namja tapi seorang...” belum sempat kemarahannya
itu selesai, tiba-tiba tangan Dong Hae meraih lengan Eun Kyung dan menatapnya
tajam.
“Mwoyaaaa?!”
tanya Eun Kyung gerang sekaligus bingung.
“Huh!” dengus
Dong Hae. Diam beberapa saat, dia menjatuhkan pandangannya pada tatapan mata
Eun Kyung yang mulai melotot. “Yeoja macam
apa kau ini! Terserah kau mau bilang aku apa, lagipula takkan ada yang percaya
padamu, Noona Pembohong,” lanjutnya.
Tangan Dong
Hae semakin mengeratkan genggamannya pada lengan Eun Kyung. Eun kyung berusaha
melepas tangan itu, tapi genggamannya terlalu kuat. Lagi pula, Dong Hae juga
tampak sangat murka. Semakin ia mengerang untuk lepas, Dong Hae bisa-bisa
mencakar lengan kirinya. Sekawanan namja yang berdiri di samping Dong Hae
berusaha melerai, takut kalau-kalau terjadi yang tidak-tidak.
“Ka!” bentak
Dong Hae pada kawan-kawannya. Kawanan itu pun menjauh setelah mendengar
bentakan sang ketua gangster. Kini tatapan Eun Kyung dan Dong Hae saling
bertemu. Tatapan penuh benci dan emosi tak terbendung. Perang dingin begitu
terasa hingga akhirnya sebuah tangan melerai mereka. Dong Hae terkejut melihat
siapa dia.
“Oppa?” ucap
Eun Kyung dengan nada berat. Dia berpikir sejenak. “KA!” suruhnya tiba-tiba. Tapi,
namja itu tetap tak bergeming.
Kedua namja
itu kini saling pandang dengan sinisnya dan tak menghiraukan Song Eun Kyung
yang sedari tadi berdiri heran dan ketakutan disampingnya. Lengan namja itu
menggeser tubuh Eun Kyung sedikit menjauh. Eun Kyung hanya bisa mematuhi.
“Apa lagi
yang kau inginkan darinya? Bukankah sudah kuperingatkan untuk tidak
mengganggunya lagi, Dong Hae-ssi?” namja itu akhirnya angkat bicara.
“Hah! Mencoba
jadi pahlawan lagi rupanya...” celetuk Dong Hae. Sejenak mereka diam dan tetap
pada posisinya masing-masing. Sementara orang-orang disamping mereka memandangi
mereka begitu serius dan penuh antusias.
“Oppa, jangan
sakiti dia~~~” pinta Eun Kyung sambil menarik-narik lengan namja itu ketakutan.
Namja itu tampak begitu serius dan hampir tak menghiraukan Eun Kyung.
“Eun
Kyung-ah~ Kajja, kita pergi!” namja itu membalikkan badannya dan segera menarik
lengan Eun Kyung menjauhi kantin. Badan Eun Kyung terhuyung akibat tarikan itu
hingga akhirnya dia terpeleset dan tersungkur di lantai.
“Ah!!!”
teriaknya. Dong Hae yang sedari tadi hanya diam melihat kejadian itu, hatinya
beranjak sedikit dan bergeming untuk membantu. Entah tiba-tiba langkahnya
terhenti begitu saja. Dia hanya bisa bergumam dan memandang namja itu dengan
nanarnya.
“Gwaenchana?”
Eun Hye berlari kecil ke arah Eun Kyung dan segera membantu Eun Kyung untuk
duduk. Namja itu mengikutinya duduk sambil memeriksa kaki Eun Kyung.
“Gwaenchanayo?”
tanya namja itu. Eun Kyung hanya bisa menggeleng tak pasti sembari melirik ke
arah Dong Hae penuh iba.
“Apa ini?!”
batin Dong Hae sinis.
“Aissh!
Andwae! Jangan sampai kaki indah ini sakit! Acara Music Stage of the Year nanti
bisa gagal! Kajja! Kita ke UKS saja!” Eun Hye membopong tubuh Eun Kyung
menjauh. Namja yang tadi menariknya hingga terjatuh hanya bisa diam pasrah.
“Hah!” kata
seseorang. “Kalau aku jadi kau, aku sudah tidak punya muka untuk sekolah disini
lagi,” celetuk salah satu kawanan dari mereka. “menjadi the Queen of
Cinderella’s Chef di acara pesta topeng bersejarah kelas unggulan kami,
sementara tidak ada yang tahu kalau ternyata pemenangya adalah yeoja kampung
yang tidak bertalenta sama sekali! membuat acara kelas kita jadi rusuh saja,”
jelas Hee Chul. “Jadi, kau yang memasak makanan yang katanya paling enak di
pesta itu? Heh, yang benar saja,” tambahnya sinis.
“Heechul-ah!
Hentikan!” bentak Dong Hae pada kawannya. “Ppali, kita pergi saja! Aku muak!”
secepat kilat gerombolan namja gangster itu pun pergi. Beberapa siswa yang
menyaksikan adegan itu pun ikut bubar satu per satu. Begitu pula Eun Kyung, Eun
Hye, dan namja itu. Mereka bertiga berjalan menuju UKS melewati koridor
sekolah. Sesekali Eun Hye mengomel, tapi Eun Kyung hanya diam.
“Ah!
Berhentilah jadi gadis cuek... aku sudah berbicara panjang lebar tapi kau hanya
mengangguk-angguk saja. Kau tidak tahu perasaanku?”
“Ani... aku
hanya sedikit capek,” jawab Eun Kyung singkat.
“Kalian
berdua sama saja! Pasangan dingin, pasangan cuek, pasangan gelap, ah tapi itu
kata-kata yang terlalu ilegal rupanya... Eo pasangan suram, mungkin cocok!”
“Ye?” namja
itu berbalik tanya dengan heran. Eun Kyung hanya bisa terkikik dengan tingkah
Eun Hye dan namja itu.
“Dingin? Apa
aku sedingin itu?”
“Hei! Coba
lihat tadi siapa yang melerai pertengkaran di kantin? Tanpa kata-kata, bahkan
dengan dingin kau Cuma bilang ‘bukankah sudah kubilang jangan ganggu dia?’ hah
apa-apan itu?!” celetuk Eun Hye.
“Lalu aku
harus bagaimana?” tanya namja itu singkat.
“Kau ini
namjachingunya, masa Cuma mengancam! Kalau aku jadi namja, wush!!! Aku akan
meninju wajahnya hingga lebam, memukul dan menjotos perutnya, menendangnya,
menarik kerahnya, menonjok hidungnya sampai berdarah lalu berkata ‘Sekali lagi
kau mengganggunya, tanganku takkan segan-segan membunuhmu ‘ begitu,” jelasnya
panjang lebar sampai akhirnya mereka sampai di UKS. Dengan gaya bicara yang
begitu serius dan seolah-olah dia
benar-benar berada dalam situasi ucapannya.
Bugh! Tiba-tiba
sebuah pukulan mendarat tepat di kepala Eun Hye. Eun Hye mengerang kesakitan.
“Yak!”
“Miss
Dramaqueen? Berhentilah berbicara! Bantulah aku sebentar!” ucap Eun Kyung datar
seperti tanpa dosa. Eun Hye segera mendudukkan Eun Kyung sementara namja itu
mengambil kotak P3K dan segera membalut kaki Eun Kyung dengan perban. “Pukulanmu
sangat mantap Eonni Sup’yo!” celetuk Eun Hye. Tapi Eun Kyung hanya diam.
“Dasar yeoja
cuek! Sup’yo!” batin Eun Hye.
“Apa yang
sudah kau lakukan? Kakimu terkilir! Pabbo!” gerutu namja itu.
“Aku hanya
berlatih menari untuk acara itu,” jawabnya datar.
“Aisssh kau
ini! sudahlah jangan terlalu memaksa begini. Lihat, apa kau tidak kasihan pada
kakimu? Lagipula acara itu itu kan acara senior kita, bukan buat kita,”
jelasnya datar (juga).
“Aku
melakukan sebisaku”
“Diamlah,
kakimu bisa patah,” namja itu berbicara begitu dingin.
“....” Eun
Kyung hanya diam dan tak bergeming. Bahkan tampak tidak begitu sakit saat namja
itu membalut kakinya yang terkilir.
“Hey! Kalian
berdua ini sungguh terlalu!” Eun Hye merubah posisinya dan duduk disamping Eun
Kyung. “Seharusnya kau ini mengucapkan “Gomawo, chagi” kan dia sudah membalut
kakimu. Dan kau seharusnya berbicaralah dengan lembut, bukan berdatar-datar
begini?!”
“Eun Hye, kau
seperti haelmoni ku!” gerutu Eun Yung.
“Yeoja
cerewet!” gerutu namja itu.
“YAAAKKK!!!
Aku muak disini! Dasar pasangan aneh!” Eun Hye mengacak rambutnya dan segera
melangkah keluar UKS.
“Oppa?!”
pekik Eun Hye terkejut sesaat setelah membuka pintu UKS. Seorang namja
memerhatikan mereka dan segera pergi setelah tahu Eun Hye mengetahui
keberadaanya. “Eodikayo?” tanya eun hye pada namja itu. Tapi namja itu hanya
diam dan melengos pergi.
“Nuguya?”
tanya Eun Kyung heran.
“Donghae
oppa...” jawab Eun Hye menggantung seolah tak percaya.
“Aisssh...
dia lagi,” gerutu namja itu. Namja itu segera berdiri dan settt!!! Tangan Eun
Kyung meraih lengannya.
“Ye?!” tanya
namja itu.
“Eodikayo,
Yesung-ah?” tanya Eun Kyung. Ya, Yesung.
Nama namja dingin dan cuek itu adalah Yesung. Kekasih [namjachingu] Song Eun
Kyung sejak tiga bulan yang lalu. Mendengar pertanyaan itu Yesung hanya diam
dan berusaha pergi. Tapi kali ini genggaman Eun Kyung terlalu kuat.
“Lepaskan!
Aku harus pergi!”
“Eodiyeyo?”
“Memberi
pelajaran Dong Hae-ssi”
“Oppa?”
“Lepaskan!!!”
“Andwae!”
“Eun Kyung
ah? Jebal~”
“Ani....”
“Eun Kyung!!!!”
yesung mulai geram tapi tangan Eun Kyung semakin menarik erat lengan Yesung
sementara Yesung berusaha lepas. Begitu sengit. Hingga akhirnya....
Plakkk!
Brakkk!!! Tiba-tiba lengan Yesung lepas kendali dan terlepas begitu saja hingga
menampar keras pipi Eun Kyung. Eun Kyung tertampar hinga ia terjatuh dari
kursinya.
“Oppa?” kini
suara Eun Kyung terdengar parau. Benar sekali dia kesakitan, dia merintih dan
meneteskan airmatanya. Dia memegangi pipinya dan memejamkan matanya. Ia sungguh
tak menyangka.
Yesung yang
kini gemetaran menyadari apa yang sudah dia lakukan, hanya bisa diam. Eun Hye
berlari ke arah Eun Kyung. “Kyung-ah~~~ gwaench.....?”
“Oppa? Wae?”
tanya Eun Kyung memaksa.
“Ani...
aku... sungguh, aku tidak sengaja,” Yesung mengucapkan kalimat pembelaannya.
“Mianhaeyo~”
“Kenapa
sampai menamparku?” tanya eun kyung sedikit menyudutkan Yesung yang sudah mulai
merasa amat sangat bersalah.
“Oppa,
oppa...” gerutu Eun Hye gemas. Yesung merasa dirinya semakin terpojok. Dia
hanya melirik kesana kemari tak beraturan, seperti takut akan sesuatu. Dia
mencoba berpikir, ya berpikir.
“Waeyo oppa?”
sekali pertanyaan itu menyudutkan Yesung. Yesung tertawa kecil dan kemudian
tertawa lepas. Dia melangkah mendekati Eun Kyung yang masih menangis. Yesung
meraih tangan Eun Kyung, mengecup lembut tangannya, lalu mengusap air matanya.
Tatapan matanya begitu sendu, tapi tampaknya tidak saat ia membentak-bentak Eun
Kyung.
“Waeyo?
Seharusnya... Akulah yang bertanya seperti itu!” gertaknya.
“Waeyo?!
Kenapa setiap kali aku ingin memberi pelajaran Dong hae kau selalu ada untuk
mencegahku, sebenarnya siapa dia? Siapa aku? Siapa namjachingumu? Kenapa kau
selalu membelanya? Aku merasa tertekan dan gila karena ini semua!” lanjutnya.
“Oppaaa???”
tanya Eun Kyung heran.
“Mwo?! Aku
sudah berulang kali menuruti semua keinginanmu ‘Oppa, jebal... jangan pernah
sakiti Dong Hae. Dia hanya seperti seorang anak kecil yang kehilangan mainannya,
ajari saja bagaimana bertingkah layaknya remaja. Jebal, jangan sakiti dia atau menyentuh
dia ‘ hah! Kalimat itu tak selayaknya kau ucapkan untuk seseorang yang selama
ini selalu menyiksamu, Eun Kyung! Aku lelah dengan sandiwaramu! Sebenarnya
siapa dia?” bentak Yesung. Sejenak sunyi...
Tap! Tap!
Tap! Langkah Yesung menggema ke seluruh ruangan. Dia berjalan mendekati Eun
Kyung, dia menatap Eun Kyung sendu, tapi tangan dinginnya dengan lembut
memegangi leher Eun Kyung.
“Anii!!!!”
teriak Eun Hye. “Apa yang kau lakukan???” teriak Eun Hye ketakutan.
“Hahaha! Kau
ini menyebalkan!” yesung tiba-tiba melepaskan tangannya dan segera melangkah
keluar UKS meninggalkan Eun Hye yang masih terdiam ketakutan bersama Eun Kyung
yang masih menangis sesenggukan.
Braaaakkkk!!!! Suara pintu UKS
menutup begitu angkuhnya meninggalkan bayangan Yesung yang tertingal dan
perlahan lenyap dari balik koridor sekolah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Comments
Post a Comment
Comment Here