Star's Song For A Night



BE A GOOD READER ^_^ RCL PLEASE, atleast put ONE comment below thankyou~ arigatou~ gomapta~ kkk *bows*

-This motion picture photos / cover are protected pursuant to the provisions of the laws of the Republic of Indonesia and other countries. Any authorized duplication and/or distribution of these photos / cover may result in civil liability and criminal prosecution-
-This work of fiction, the characters, incidents, and locations portrayed and the names herein are fictious, and any similiarity to or identification with the location, name, characters or history of any person, product, or entity is entirely coincidental and unintentional-
OneWordEverything i have been written here and in many other pages or blog are pure and clearly and fresh came out of my brain. Totally my idea, my characters i know and i have around my brain, i never tryna plagiarism to another FF’s author so DON’T EVEN TRY TO COPY AND PASTE THIS MY FF WITHOUT MY PERMISSON although it is just for your collection, or just reading or any other reason can’t be accepted. Be A good reader / appreciator, leave any comments, Don’t be a Plagiarism, Everyone may read and i never put NC inside. Enjoy J
~~~
-Maaf jika ada kesamaan jalan cerita maupun cast, tapi saya membuat FF ini murni dari otak saya dan ide saya sendiri. Saya tidak pernah bermaksud memplagiat atau mengcopy paste FF manapun. Jikalau saya terinspirasi dari suatu FF, maka saya akan menyertakan link hidup original FF nya. Sekian-


Star’s Song For A Night
Part 4


cast :
·         Me a.k.a Song Eun Kyung 
·         Lee Dong Hae as himself
·         Kim Jong Woon as himself [Yesung]
·         Park Swift Jung a.k.a Yoon Eun Hye 
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dong Hae semakin memeluk yeoja itu erat, begitu pula Eun Kyung. Angin berhembus menerpa kedua insan itu melewati menit ke menit hingga akhirnya Eun Kyung tersadar dan menoleh ke  wajah namja yang sedang memeluknya itu.
“Oppa?” tanya Eun Kyung lembut. Begitu berbeda dengan cara dia berbicara pada teman-temannya yang lain saat di sekolah.
“Ne?” Dong Hae melepaskan pelukan itu dan memegangi kedua pundak Eun Kyung. Tatapan mereka saling bertemu. Dong Hae tersenyum dan berkata “Katakan... kajja~” pintanya.
“Kkkk aniya~~~  hanya saja, bagaimana bisa oppa tadi tahu kalu aku berjalan... eungggg jangan-jangan kau mengikutiku eo kau penguntit!” celetuknya sambil menyikut lengan kiri Dong Hae dengan begitu manisnya. Dong hae terkekeh.
“Ani~ Aku kebetulan lewat,” jawab namja itu singkat. Eun Kyung sangat mengetahui sekali kalau namja itu mengeles. Eun kyung hanya tersenyum dan melirik gemas ke arah Dong Hae.
“Dasar!” Eun Kyung memukul dada Dong Hae lembut. Namun Dong Hae segera meraih jemari Eun Kyung dan ditariknya lengan itu mengikuti langkah Dong Hae. Eun kyung diajaknya berjalan-jalan.
“eodi....?” belum sempat yeoja itu bertanya, Dong hae menjawabnya lebih dulu sambil mengayun-ayunkan genggaman mereka sambil berjalan begitu santainya.
“Kau mau kemana? Aku mengikuti langkahmu. Kemanapun kau pergi, aku akan menjadi teman yang selalu menuntunmu dan menemanimu. Entah siang atau malam, hujan atau cerah. Aku akan menjadi sebuah bayangan untukmu”
“Aissshh~ kau menakutiku!”
“Anio~~~”
“Aissh~ Kau pikir kau bodyguardku?” eun kyung mencoba bercanda. Dong hae terkekeh sejenak. Lalu dia berhenti dan begitu pula yeoja itu.
“Mwoya?” tanya yeoja itu polos.
“Aku serius! Nal Mideo, eo?” ucapnya sedikit berbisik. Namja itu tersenyum lugu pada Eun Kyung.
“Ah! Aku tidak percaya”
“Waeyo? Kau harusnya percaya padaku!”
“Ani, seharusnya saat itu kau menolongku...” jawab eun kyung dengan nada sedikit mencibir. Dong Hae terdiam sejenak. Mereka tetap berjalan begitu santainya sementara Dong Hae menerawang jauh ke ujung jalan dan sesekali menghembuskan nafas dalam hingga gumpalan asap menggumpal di sekitar wajahnya.
“Cheoeum...” Dong Hae membuka kalimat pertamanya. “Aku cemas sekali padamu” lanjutnya sendu.
“Jorida?” tanya Eun Kyung heran. “Apa maksud oppa? Bukankah oppa sendiri yang dulu bilang padaku akan selalu menjagaku, dimana janji itu sekarang? ” gerutu Eun Kyung memanyunkan bibir mungilnya.
“kekeke~ Ani...” namja itu berpikir sejenak. “Kau tahu? Menjadi ketua gangster itu.... ah! Aku menyesal masuk dalam gangster itu eo apalagi Heechul yang selalu memojokkanku,” jelasnya.
“Ashwipta?” eun kyung bertanya lagi dengan mimik yang begitu heran.
“Nde~ kau tahu sendiri, aku tidak bisa mengelak jika anggotaku ada yang merasa tidak nyaman dengan sesuatu di sekolah. Mianhae...” ucapnya dengan nada begitu menyesal. “Aku tidak bisa menjagamu layaknya namjachingu lainnya”
“Bukankah kita sudah sepakat untuk hal ini sebelumnya?”
“Aaaa! Aku saja lupa dengan janji itu saat aku bertemu denganmu! Yang aku ingat adalah..... eung~~~” Dong Hae mempraktekkan gaya berpikir ala Sherlock dan membuat Eun Kyung sedikit kesal. “Aku selalu bahagia saat bersamamu,” lanjutnya.
“Berbeda saat di sekolah. Aku selalu berusaha menjauhi teman-teman hanya agar mereka tidak terlalu masuk dalam kehidupanku, kecuali Yoon Eun Hye, sahabat paling baik yang pernah aku miliki”
“Kau melakukannya dengan begitu baik dan penuh kerja keras. Aku iri padamu,” dong hae sedikit menyesal atas apa yang dia perbuat selama ini. “Aku akan mengusahakan agar kau bisa masuk ke ruang Lee Sung Min dan mendapat apa yang kau mau. Yaksok~!” ungkapnya begitu percaya diri. Eun kyung tertawa kecil sembari merapikan rambutnya yang mulai ditumbuhi butiran-butiran salju. Eun kyung terdiam, tak ada respon.
“Waeyo?” tanya Dong Hae.
“Ani~~” Eun Kyung sedikit tersenyum penuh paksaan.
“Mianhaeyo~” gumam namja itu. Dong hae menghentikan langkahnya dan menerawang jauh ke atas langit. Tampak sekali dia begitu berpikir keras tentang sesuatu. Mungkin gara-gara perjanjian itu.
“Apa dengan mendapatkannya dari ruang Lee Sung Min dapat membuat semua peraturan sekolah berubah?”
“Mollayo~” Dong hae menggeleng tak pasti. Dia memandang Eun Kyung begitu cemas. “Tapi aku akan mengusahakannya untukmu. Agar tak ada lagi keraguan, tak ada lagi jarak, tak ada lagi pemojokan ketua gansgter agar tk bs mencintai seorang yeoja walau dia seorang dari kelas reguler sekali pun” jelasnya mantap. Eun kyung tersenyum ke arah namja itu. Kedua sepasang itu berjalan kembali menyusuri angin malam. Dengan ditemani langit malam yang begitu cerah, mereka menerawang jauh sambil meletakkan doa masing-masing agar bisa menemui jalan yang sesuai... Untuk menjadi satu.
“Kau mau kemana eo?” Dong Hae bertanya mencairkan suasana.
“Aku berencana ke supermarket untuk membeli sesuatu”
“Untuk siapa?” tanya Dong Hae heran. Dong hae pikir dia akan menjawab untuk bertemu dengannya. Bukankah biasanya setiap malam Eun Kyung berjalan keluar menuju tempat pertama kali mereka bertemu.
“Eomma~” jawab Eun Kyung sambil tersenyum.
“Ayo, aku akan mengantarmu. Ya! Chankaman!” Donghae langsung menggendong tubuh yeoja itu dan dibawanya berlari menerobos cahaya-cahaya lampu jalan.
“Yaaakk! Turunkan aku!!!” yeoja itu memukul-mukul dada Dong Hae dengan kesal.
“Andwae! Aku akan menggendongmu sampai di supermarket!”
“Aaaaa~ Ppali! Turunkan aku!!”
“Hahaha”
“Kau jangan tertawa menang! Turunkan aku!!!”
“Aniyaaa!”
***
Jam istirahat dimulai sejak lima menit yang lalu. Penghuni kelas tampak sibuk dengan urusannya masing-masing. Namun keseriusan mereka mendadak terusik saat seorang namja dari kelas unggulan tiba-tiba menerobos masuk kelas reguler. Ya, kelas reguler.
“Chagiya?” sapa Yesung dari balik pintu kelas dan langsung memasuki ruangan dengan santainya.
“Yesung-ah?” Eun Kyung terperanjat kaget. “Ba-bagaimana bisa kau kemari? Kalau ketahuan dewan sekolah bagaimana?”
“Aissh” gerutu namja itu. “Aku ingin mengajakmu ke taman sekolah dan makan bekal ini!” lanjut namja itu seraya menunjukkan sebuak kotak bekal dari tangan kanannya.
“Nde? Makan siang bersama?”
“Jebal~ jangan menolakku? Arasseo?”
“Tapi oppa, aku sedang sibuk mengerjakan tugas,” jawab Eun Kyung cuek. Eun Kyung selalu begitu. Setiap diajak Yesung keluar atau berkencan, selalu ada alasan yang membuat mereka paling tidak pikir Eun Kyung ‘ini bisa membuatmu jera dan tidak suka padaku’. 
“Daripada terus berkata-kata mungkin lebih baik kau langsung tarik saja dia keluar, dia pasti tidak bisa mengelak! Hahaha” teriak seorang namja yang merupakan teman sekelas Eun Kyung. Eun Kyung langsung mamandang ke arah namja itu sinis seolah menyuruhnya diam.
“Jebal?” pinta Yesung dengan wajah aegyo-nya selalu membuat Eun Kyung merasakan sesuatu yang berbeda.
“Hilangkan aegyomu itu. Aku tidak suka,” komentar Eun Kyung datar. Tapi tetap saja Yesung meomohon tak terkendali. Ditolak berkai-kali pun tetap tak ada gunanya.
“Eun Kyung-ah! Kau tega sekali~ Terima saja ajakannya! Lagian kapan lagi kalian bisa makan siang bersama?” celetuk Eun Hye dari balik sebuah buku lumayan besar yang sedari tadi menutupi wajahnya saat Eun Kyung mengerjakan tugas di samping tempat duduknya. Ya, Eun Hye sejak tadi sudah duduk disana sampai tertidur sebelum Yesung masuk ke kelas mereka.
“Sudah, kau tidur saja lagi!” bisik Eun Kyung pelan mengancam Eun Hye yang memandangnya heran.
“Aaa! Yesung-ah! Dia mau katanya!” teriak Eun Hye tiba-tiba.
“Cegiral!” batin Eun Kyung. Tiba-tiba eun Kyung teringat akan janjinya dengan Dong Hae kala itu. Eun Kyung tampak begitu cemas, tergambar begitu jelas sekali dari raut wajahnya dan caranya menggigit bibir bawahnya dengan gelisah. Eun Kyung menyikut lengan Eun Hye. “Kau ini!” gerutunya. Yesung yang sedari tadi memandanginya heran segera mendekati Eun Kyung. Tubuhnya sedikit membungkuk dan menatap mata Eun Kyung.
“W-wae?” tanya Eun Kyung gugup.
“Ani~” jawab Yesung enteng. Yesung langsung menarik lengan Eun Kyung bermaksud keluar kelas menuju taman. Namun tiba-tiba Eun Kyung melepaskan genggaman Yesung dan marah-marah di depan teman-teman sekelasnya.
“Kau ini kenapa? Jika sudah kubilang tidak mau, ya jangan memaksaku pergi!” bentaknya. “Kau selalu membuatku kesal!”  Eun Kyung membentak Yesung dengan begitu emosi dan membuat seluruh penghuni kelas menyaksikan aksi menegangkan mereka.
“Heh! Hey, kau ini yang kenapa? Aku ini namjachingumu ‘kan? Kenapa kau begitu marah?” jawab Yesung dengan nada sedikit emosi. “Kau selalu begitu! Aku hanya ingin memperlakukanmu layaknya yeojachinguku, tapi kenapa kau selalu menolaknya? Apa aku ini tak kau anggap sebagai namjachingumu?” ungkap Yesung. Tangan Yesung gemetaran, Eun Hye melihatnya begitu jelas. Yesung tampak begitu marah. Kali ini Eun Hye benar-benar berpihak pada Yesung. Alasan yang cukup kuat membuat Eun Hye sedikit menyadarkan Eun Kyung kalau kelakuannya berlebihan.
“Jika aku tahu sejak awal kau memang beri’tikad tidak baik atas hubunganmu dengan Yesung, aku tidak akan pernah membelamu. Seharusnya kau tidak perlu menjadi yeojachingunya!”
Eun Kyung tersentak atas kalimat Eun Hye. Entah karena merasa bersalah atau karena tak enak pada Eun Hye.  Eun Kyung sedikit memundurkan langkah kakinya. Menunduk, entah karena malu atau karena takut. Eun Hye mendekatinya dan berkata dia sungguh menyesal dan meminta maaf kali ini tak bisa membelanya. Karena cukup kuat bagianya alasan yang dilihatnya tadi, Eun Kyung tidak pernah menganggap keberadaan Yesung.
“Aku tidak mengerti kenapa kau begini?” tanya Yesung heran.
“Aku pikir kau cuek hanya karena itu watakmu saja yang selalu keras kepala dan susah diatur. Ternyata aku salah! Sudah lama ku mengenalmu, Eun Kyung. Sejak SMP kita bersama. Kecuekanmu pada Yesung sungguh tidak masuk akal”
“A-aku hanya...” ucap Eun Kyung dengan sedikit gelagapan karena ketakutan yang amat sangat. Dia melihat ke sisi pintu tepat di belakang Yesung dan Eun Hye berdiri, seorang namja dengan mata sendu memandanginya dengan gelisah. Tampak begitu jelas sekali namja itu memendam emosi. Namja itu mengepalkan tangan kanannya. “ani~ aniyaaa~” pikir Eun Kyung.
“Saat Heechul dan Dong Hae mengganggumu, saat itu Yesung selalu membelamu dan menyelematkanmu. Berkali-kali kau jatuh, Yesung yang menolongmu. Kau ini kenapa? Sadarlah!”
“rasakan itu! Dasar gadis cuek dan tidak tahu diri! Bagus-bagus Yesung dari kelas unggulan mau menjadi pacarnya!”
“Ne, gadis cuek dan angkuh pantas mendapat hukuman!”
“Kasihan sekali Yesung~”
“Gadis itu benar-benar di bentak oleh sahabatnya sendiri, kalau tidak sadar... tamatlah dia!”
Santer terdengarlah bisik-bisik yang sedikit menyayat hati Eun Kyung dan membuat mata Eun Kyung berkaca-kaca. Dia sungguh ingin menangis. Tapi airmatanya tertahan setelah ia melihat sesosok namja berdiri dari balik pintu kelas dan telah memerhatikannya sejak tadi itu.
“Apa kau senang diganggu oleh gangster itu?” tanya Yesung benar-benar out of topic.
“Ada apa ini?” pikir Eun Kyung. Otaknya serasa mati. Dia memerhatikan sisi pintu kelas, namja itu masih ada disana.
“A-aku...” Eun Kyung terbata-bata. Dia mencoba mengeluarkan suaranya, tapi tak bisa. Bibirnya hanya bisa menganga. Begitu takut.
Braakkkk!!
“Ah andawe! Jangan masuk! Nanti janji kita bisa terbongkar!” pikir Eun Kyung kalut. Dilihatnya siapa yang telah membuka pintu itu, benar saja. Namja yang sedari tadi berdiri dari sisi pintu.
“D-Dong-Donghae-ssi?” ucap Eun Kyung terkejut. Seluruh mata teralihkan pada sosok Dong Hae yang tiba-tiba muncul di tengah pertengkaran itu.
“Apa yang kau lakukan di kelas reguler, Yesung-ssi? Dan kau juga, Eun Hye-ssi?”  tanya Dong Hae dengan mimik sangat murka. “Bukankah, sebagai kelas unggulan kita tidak boleh selangkah pun masuk ke kelas reguler, HA???!!!” sejenak kelas hening. Mereka tahu dengan siapa mereka kini berhadapan. Seorang Lee Dong Hae, putra dari anak tersukses di Korea. Lee Dong Hae, seorang ketua gangsterd 4D kawakan Heechul dkk. Dialah Lee Dong Hae yang setiap kata-katanya tak bisa dielakkan.
“Apa kau mau kelas unggulan di coreng dengan title memalukan di mata dewan sekolah? Dimana otak KALIAN?!”
“Lalu, bagaimana bisa kau tahu kalau kami ada disini?” tanya Yesung heran “Tidak mungkin kalau kau berkeliaran di koridor kelas reguler,” celos Yesung sinis. Dia menatap Eun Kyung penuh curiga. Eun Kyung segera menundukkan kepalanya dan berusaha mengusik isi kepalanya. ‘jangan ketahuan! Jebal ~’ pikirnya.
“Kau lupa dengan gangster kami, huh?!” cibir Dong Hae kasar dan angkuh.
“Kau!” lanjutnya. “Ah~!! Kalian benar-benar telah melecehkan akreditas kelas unggulan!”
Yesung dan Eun Hye hanya saling pandang. Dia memnegrti sekarang kenapa Dong Hae begitu marah.
“Jika sampai dewan sekolah tahu tentang keberadaan kalian dan mencoreng nama kelas kita, jangan harap kau bisa menamatkan sekolah kalian disini!” bentak Dong Hae.
Braakkkk!!
Pintu tertutup dengan kerasnya. Dong Hae keluar kelas dengan emosi yang tak tertahankan lalu disusul Jong Woon mengikutinya dari belakang. Ya, Jong Woon. Kim Jong Woon. Nama panjang seorang Yesung yang kini keluar dengan emosi tak terbendung. 
“Aku akan keluar sebentar” kata Eun Kyung tiba-tiba memecah suasana.
“Kemana?!” teriak Eun Hye sambil membulatkan bibirnya. Dia tampak murka setelah kejadian yang baru saja terjadi. Sepertinya dia tidak rela melepas kepergian Eun Kyung.
“Mencari angin”, jawabnya cuek seraya keluar secepat kilat.
“Song Eun Kyung! Hey! Eun Kyung! Kembalilah!” teriak Yoon Eun Hye sampai suaranya menggema ke seluruh ruangan kelas. Tapi Eun Kyung malah tetap melengos pergi tak mengindahkannya.



~~~~~ooooooo0000000ooooooo~~~~~

Comments