Star’s Song For A Night

BE A GOOD READER ^_^ RCL PLEASE, atleast put one comment below thankyou~ arigatou~ gomapta~ kkk *bows*


-This motion picture photos / cover are protected pursuant to the provisions of the laws of the Republic of Indonesia and other countries. Any authorized duplication and/or distribution of these photos / cover may result in civil liability and criminal prosecution-

-This work of fiction, the characters, incidents, and locations portrayed and the names herein are fictious, and any similiarity to or identification with the location, name, characters or history of any person, product, or entity is entirely coincidental and unintentional-

OneWord: Everything i have been written here and in many other pages or blog are pure and clearly and fresh came out of my brain. Totally my idea, my characters i know and i have around my brain, i never tryna plagiarism to another FF’s author so DON’T EVEN TRY TO COPY AND PASTE THIS MY FF WITHOUT MY PERMISSON although it is just for your collection, or just reading or any other reason can’t be accepted. Be A good reader / appreciator, leave any comments, Don’t be a Plagiarism, Everyone may read and i never put NC inside. Enjoy J
~~~
-Maaf jika ada kesamaan jalan cerita maupun cast, tapi saya membuat FF ini murni dari otak saya dan ide saya sendiri. Saya tidak pernah bermaksud memplagiat atau mengcopy paste FF manapun. Jikalau saya terinspirasi dari suatu FF, maka saya akan menyertakan link hidup original FF nya. Sekian-

Star’s Song For A Night
Part 7a



cast :
·         Me a.k.a Song Eun Kyung 
·         Lee Dong Hae as himself
·         Kim Jong Woon as himself [Yesung]
·         Park Swift Jung a.k.a Yoon Eun Hye 
·         Lee Sung Min as himself
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Kau ingat?” kalimat itu membuyarkan flashback Eun Kyung dan menatap Namja itu sinis.
“Tapi Heechul tampak marah, lagipula hal itu ternyata tidak membantuku masuk ke kelas unggulan. Walau Eun Hye juga banyak membantu, tapi Eun Hye tak tahu menahu masalah ini...” ucap yeoja itu dengan perasaan berdosa.
“Bagaimana bisa... Hah! Lagipula aku sudah tahu kebohonganmu! Kau benar putra Lee Sung min! Keronde... Waeyo? Eo? WAE??? Kau membohongiku... hiks, apa salahku?” tanya Eun Kyung lirih.
“Karena kau adalah jawabanku...” respon Donghae menghangatkan suasana.
“Ne?”
I’ll be your debut!” ucap Donghae mantap. Dia segera pergi meninggalkan Song Eun Kyung yang masih terdiam dengan tatapan sedih dan terkejutnya. Dibalik mendungnya kota Gyeonggi, Donghae dengan linangan air mata berjalan menjauhi Eun Kyung. Eun Kyung menatapnya heran.
“Jawaban apa?” bisiknya pelan.
***
Suasana begitu mencekam... Tapi dibalik tirai berwarna putih yang jatuh menjuntai dan meliuk di terbangkan angin itu, suasana mencekam berubah menjadi suasana dingin seketika. Dua orang dengan topik serius yang dibawanya, membawa mereka pada sebuah perang di tengah malam. Sekali lagi, tentang tuan Kim dan tuan Song.
“Appa sudah memenuhi semua keinginanmu. Kali ini penuhilah keinginan Appa, Donghae!” bentak tuan Lee Sung Min sampai menggema ke seluruh ruangan. Donghae menatap seseorang yang baginya appa dirinya itu dengan tatapan penuh benci.
“Aku tidak memiliki appa seorang pembunuh!”
Duaarrr! Suasana mendung yang menyelimuti Gyeonggi semakin memuncak. Petir menyambar memenuhi insiden di ruang kamar seorang namja dengan balutan pajama biru melekat di tubuhnya itu. Tuan Lee menatap Donghae terkejut.
“Kau?!”
“Aku tahu kemana kau malam itu, kau bilang kau menemui eomma tapi ternyata, hah! Kau membunuh tuan Kim dan ayah Song Eun Kyung! Kau pembunuh!”
“Donghae!!!!”
Plakkk!!! Sebuah tamparan menyayat suasana malam itu. Donghae memegangi pipinya yang mulai memerah. Donghae menatap wajah tuan Lee dengan begitu marah. Donghae berjalan menuju pintu dan membukanya.
Eodi e ka...?”
“biarkan aku sendiri!” potong Donghae sebelum mendengar pertanyaan tuan Lee. Tuan Lee memandangi putra tirinya itu menghilang dari balik pintu. Tuan Lee terjatuh dan duduk di atas ranjang kasur tepat di sampingnya. Tampak sekali kegundahan yang amat sangat membelah wajahnya.
***
“Ada pengumuman!!!!!” teriak salah seorang siswi Lila membuat kekacauan di sekitar kelas unggulan. Donghae mendengarnya dan langsung berjalan ke papan pengumuman. Dengan diikuti kawanan gangsternya, Heechul, Hyukjae, dan Kangin. Kerumunan siswa Lila segera menyingkir setelah mengetahui gangster itu lewat untuk membaca pengumuman.
“Eh ada Donghae Cs. Kajja kita minggir ....” bisik salah seorang yeoja.
“Aiss, wae? Mereka semua selalu bikin keributan!”  gumam seorang namja.
“Kajja kita pergi dulu!” bisik yeoja lainnya.
Donghae dkk hanya bisa melirik sinis saat melewati mereka dan segera membaca pengumuman itu. Tampaknya ini serius, Donghae yang baru saja berdiri membacanya, belum sampai 5 menit, Donghae berlari menjauhi kerumunan. Heechul menatap Donghae yang melengos pergi itu dengan heran, sementara Hyukjae dan Kangin yang masih tak percaya terus membaca pengumuman itu berulang-ulang.
“Andwae~~~” gumam Hyukjae.
“Ini lelucon apa?” gerutu Hyukjae kesal. Heechul penasaran dan berusaha membacanya.
“Hahaha! Mana mungkin?!” cibir Heechul dengan nada kasar. Heechul tertawa seolah ada yang lucu. Kangin dan Hyukjae memandangi Heechul dengan heran.
“Apanya yang lucu? Ini bukan lelucon?!” teriak Hyukjae kasar. Heechul tersenyum dan langsung pergi dari kerumunan. Hyukjae dan Kangin hanya saling pandang.
***
“Appa macam apa kau ini ah?! Kau mau menyiksa murid reguler?!” teriak Donghae memecah suasana. Tuan Lee yang tengah sibuk mengetik di depan laptopnya terpaksa berhenti dan melepas kacamatanya.
“Jangan marah dulu, duduklah sebentar...” saran tuan Lee pelan seolah ia benar-benar tak tahu apa yang telah terjadi. Donghae mendengus kesal. Tapi ia menurut juga dengan tuan Lee dan segera duduk berhadapan dengan tuan lee.
“WAEYO eo???!!” bentak Donghae tiba-tiba.
“Mwo?” tanya tuan Lee pelan.
Khe! Pengumuman macam apa itu?! Itu namanya penyiksaan! Kelas reguler sudah tersiksa dengan keberadaan kelas yang jauh dari jangkauan dewan guru, terpisah dengan kelas unggulan, diajar oleh guru dengan jumlah tak lebih dari 3, membayar pajak kelas, ruang seni tak dibolehkan untuk mereka, bahkan ruang latihan menyanyi dan alat musik, ini apa???? Dan kau bilang apa di pengumuman?! Siswa kelas reguler akan segera di D.O kalau tidak bisa menarik perhatian para juri di acara MSY nanti?! Kau bercanda?! Tega sekali!” jelas Donghae dengan emosi begitu meluap. Tuan Lee hanya memandanginya santai. Donghae tampak semakin sebal.
“Mereka semakin kurang pengetahuan sementara kau menabah beban mereka seperti ini, ini tidak adil!” lanjut Donghae. Tuan Lee hanya mengangguk seolah mendengar betul-betul apa yan dibicarakan Donghae. Tapi tetap tak ada respon. Mereka saling diam di suasana tegang.
“Apa yang kau inginkan?” tanya Donghae melepas ketegangan situasi. Tuan Lee terdiam.
“Jawablah! Apa yang kau inginkan?!” tanya Donghae dengan membentak. Tuan Lee berdiri dan berjalan ke sebuah rak. Mengambil sebuah file dan dijatuhkannya di meja. Donghae memandanginya heran.
“Cek dulu isinya apa, baca dan jangan menganggapnya remeh...” ucap tuan Lee santai. Donghae segera membukanya dan betapa terkejutnya ia.
“Apakah ini penyebabnya?”
“Kau pikir apa? Nak aku melakukan ini bukan hanya untuk Appa tapi juga untuk kamu, teman-temanmu dan Warga Lila”
Apa dia bilang?! Appa? batin Donghae kesal. Donghae tidak menjawab statement tuan Lee. Dia berdiri dan segera meninggalkan ruangan itu tanpa kata-kata. Tuan Lee hanya bisa tersenyum kecut melihat tingkah Donghae karena tak mampu menghentikannya.
***
            Pengumuman itu akhirnya sampai di kelas reguler, walau sedikit terlambat. Mereka semua langsung kalut, kelas jadi ramai, dan mereka semua seperti berduka.
“Ini tidak mungkin, kita tidak punya pilihan. Kita harus apa?”
“Ne, ini seperti menyekik kita semua”
“Eottohkhae?” bisik yeoja yang lain.
“Eun Kyung-ah, apa yang harus kita lakukan?” tanya salah seorang yeoja yang berdiri tak jauh darinya. Eun Kyung hanya memandangi yeoja itu kosong, lalu pergi kembali ke kelas. Teman-temannya memandanginya heran. Tergambar sudah kekecawaan Song Eun Kyung.
“Ini lelucon ‘kan?” batin Eun Kyung kesal.
“Sudah jam pelajaran dibatasi, tidak boleh masuk ruang latihan seni, guru pengajar Cuma 3, ilmu apa yang sudah kami serap? Kalau tidak masuk perusahaan rekaman, kita di D.O?! hah! Yang benar saja!” gerutu Eun Kyung. Dia menselonjorkan kaki jenjangnya di bawah meja, menyandarkan punggungnya ke bangku dan menatap langit-langit kelas penuh sedih.
“Wae?” gumam Eun Kyung dalam posisi menatap langit-langit kelas penuh keheranan.
“Sekolah kita dalam bahaya....”
“Bahaya?” gerutu Eun Kyung heran.
Tap! Tap! Tap! Suara langkah kaki mendekat. Suara langkah kaki dan kalimat itu membuat Eun Kyung tersadar dan segera  bangkit dari duduknya. Dilihatnya seorang namja dengan style maskulin dan rambut yang agak teracak ke samping memasuki kelasnya tanpa takut apapun.
 “Donghae-ya?” pekik Eun Kyung. Ya, seseorang yang tiba-tiba memasuki kelas reguler itu adalah Donghae.
“Ka-kalau dewan sekolah tahu....”
“Aku tak peduli dewan sekolah, mereka semua membuatku muak”
Sreeek! Donghae menggeser kursi hingga duduk tepat di depan Eun Kyung. dia menatap Eun Kyung sedih.
“Waeyo?” tentu saja Eun Kyung begitu cemas melihat ekspresi Donghae yang begitu. Donghae menunduk dan menerbangkan pandangannya ke sudut kelas. Dia berdiri dan menyentuh dinding kelas. Dia tampak begitu galau dan kacau.
“Kau?” tanya Eun Kyung geregetan. Bukannya menjawab, malah memunggungi Eun  Kyung begitu.
“Sekolah kita dalam bahaya, jika kita tidak produktif menghasilkan entertainer unggul seperti halnya Kirin Art High School, maka...” Donghae menarik nafas panjang. Dia berjalan ke belakang kelas dan langsung menatap Eun Kyung tajam.
“Sekolah kita akan segera ditutup. Bulan ini adalah peringatan terakhir Lila kita. Jika... jika di acara MSY nanti kalian (murid reguler) tidak bisa memengaruhi juri dari agensi terkenal maka ka-kalian akan di D.O. bu-bukan... maksudku, ki-Kita semua! Bukan hanya kalian!” jelas Donghae. Tentu saja hal ini mengagetkan Eun Kyung.
“Apa kau bilang? Siapa yang sudah berbuat demikian pada Lila????”
“Pihak kementrian...” jawab Donghae pasrah.
“Kementrian? Kau bercanda...”
“apa untungnya lelucon begini bagiku?” Donghae berjalan mendekati Eun Kyung. sesampainya di sebelah Eun Kyung, Donghae menatap Eun Kyung. jelas dengan penuh iba.
“Tolonglah kami... mianhae, malam itu aku berbohong. Aku memang putra tuan Lee, aku membohongimu karena aku juga membenci appaku. mianhae, maafkan appaku telah membuat kalian kalut. Tapi kumohon, selamatkan Lila. Jebal~” pinta Donghae. Dia segera melepaskan tatapannya dan pergi meninggalkan Eun Kyung sendiri. Eun Kyung hanya termangu akibat kalimat tersebut.
“Dulu dia bilang jawaban, sekarang dia bilang minta tolong. Tolong?” gerutu Eun Kyung. dia segera kembali pada kursinya dan mengambil ponsel dalam sakunya.
“Yeoboseyo?”
“....”
“Arra~ aku sudah tahu”
“.....”
“Mollayo...”
“.....”
“Nde”
Pip! Eun Kyung mematikan ponselnya dan memasukkannya kembali ke dalam saku almamater sekolahnya.
“Teman-teman pergi kemana? Kenapa kelas jadi begitu sepi? Kenapa hanya aku sendiri disini?” batin Eun Kyung.
“Sedari tadi tak satupun mereka masuk... waegeuraeyo?” batin Eun Kyung heran. Ia segera pergi meninggalkan kelas dan beranjak ke kantin. “Masih jam istirahat bukan?”
“Yaaaaa! Andwae!! Yaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!” teriak banyak siswa. Teriakan itu cukup keras. Eun Kyung menebak jangan-jangan itu asalnya dari kantin. Ia berlari cepat menuju kantin dan yah!
“Stop!!!!” teriak Eun Kyung melerai sebuah pertarungan di tengah kantin. Perkelahian sejenak terhenti akibat kedatangan Song Eun Kyung yang mendadak. Seluruh penghuni kantin menoleh ke arahnya. Satu per satu para siswa mundur dan membiarkan Eun Kyung masuk ke dalam arena.
“Apa yang sedang kalian lakukan eo? Kalian ingin memperburuk citra Lila?” bentak Eun Kyung pada dua orang yang sedang berkelahi tersebut. Tidak ada respon.
“Ya! Kalian begitu kekanakan! Dimana otak kalian!” bentak Eun Kyung lagi. Tak ada respon. Rupanya seluruh penghuni kantin saat itu benar-benar tunduk dan takut akan aura kepemimpinan Eun Kyung yang tiba-tiba memuncak. Tapi di balik itu, hati Eun Kyung meracau. Apa yang sedang diperbuatnya? Kenapa begini? Berani-beraninya...
“Apa yang sudah terjadi?” tanya salah seorang namja. Namja itu datang dari balik punggung Eun Kyung.
“Kau?” Eun Kyung kaget karenanya.
“Jawab aku!” bentak namja itu.
“Mianhamnida, sunbae!” ucap salah seorang dari mereka.
“Donghae, dengarkan aku! Dia...”
“Cukup, Heechul-ssi! Kau selalu membuat keributan!” bentak Donghae murka. Donghae melirik ke arah Eun Kyung sesaat. Tampak sekali raut wajah Eun Kyung yang begitu sebal.
“Kembali ke kelas dan jangan buat ulah lagi! Jelaskan semuanya padaku nanti!” titah Donghae. Heechul, ya namja yang berkelahi dengan salah satu adik kelasnya itu adalah Heechul. Teman gangster Lee Donghae. Heechul hanya mendengus kesal dan lengsung pergi meninggalkan kerumunan. Sementara Eun Kyung membantu adik kelasnya itu duduk di sebuah bangku kantin dan meminta salah seorang siswi mengantarnya ke UKS.
“Dia anggotamu, bukan?” tanya Eun Kyung tiba-tiba. Eun Kyung menatap Dong Hae kesal. “Dia... aku tahu adik kelas itu murid reguler, tapi kenapa harus memukul begitu?”
“Tsk! Molla! Ha, molla!” bentak Donghae. “Asal kau tahu saja, Eun Kyung-ssi. Heechul memang anggota gangster 4D kami, tapi bukan berarti aku yang menyuruhnya!” Donghae segera pergi dan meninggalkan Eun Kyung sendiri. Eun Kyung memandangi punggung Donghae menjauh dengan sebal. Sesekali dia mengumpat kesal karena ulah Donghae.
“Kalau bukan kau lalu siapa? Ketua macam apa itu? Hah!” cibir Eun Kyung.
***

Comments