That XX part A

BE A GOOD READER ^_^ RCL PLEASE, atleast put one comment below thankyou~ arigatou~ gomapta~ kkk *bows*

-This motion picture photos / cover are protected pursuant to the provisions of the laws of the Republic of Indonesia and other countries. Any authorized duplication and/or distribution of these photos / cover may result in civil liability and criminal prosecution-

-This work of fiction, the characters, incidents, and locations portrayed and the names herein are fictious, and any similiarity to or identification with the location, name, characters or history of any person, product, or entity is entirely coincidental and unintentional-

OneWord: Everything i have been written here and in many other pages or blog are pure and clearly and fresh came out of my brain. Totally my idea, my characters i know and i have around my brain, i never tryna plagiarism to another FF’s author so DON’T EVEN TRY TO COPY AND PASTE THIS MY FF WITHOUT MY PERMISSON although it is just for you collection, or just reading or any other reasons can’t be accepted. Be A good reader / appreciator, leave any comments, Don’t be a Plagiarism, Everyone may read and i never put NC inside. Enjoy and sorry for typo J
~~~
-Maaf jika ada kesamaan jalan cerita maupun cast, tapi saya membuat FF ini murni dari otak saya dan ide saya sendiri. Saya tidak pernah bermaksud memplagiat atau mengcopy paste FF manapun. Jikalau saya terinspirasi dari suatu FF, maka saya akan menyertakan link hidup original FF nya. Sekian-

That. XX
#A


Title : THAT. XX

Cast
  • Kwon Ji Young a.k.a G-Dragon [G.D] as himself
  •  Other cast as G-Eun [G.N]
  • Many Other Cast hehe

Rating : PG 15 J

Lenght : Twoshoot

Genre : Blue, Romance, Nightfall, Sad [maybe], Your Own Feel

Author : Seon Da Eun [Yekyung]

Disclaimer : They are have their own world, they have their own characters, i just write what wanna write. They are for theirselves, they are not mine. OC and typo might be appears here and there. LEAVE  ANY COMMENT, thankyou. J

☁☁☁☁☁☁☁

*Backsound: (쌈박 사랑 공식) – 자두 [jadu]
          Seorang yeoja berpakaian dress putih kapas semata kaki dengan setelan jaket kulit hitam beraksen manik-manik berbentuk lambang bendera korea di belakangnya tampak memasuki sebuah restoran. Lengkap dengan sebuah masker penutup hidup dan topi cacthy yang senada dengan warna sepatu coklat kudanya memilih sebuah bangku yang terletak paling tepi dan berhunbungan langsung dengan kaca jendela hingga ia mampu melihat saja yang berlalu lalang di depan restoran. Setelah memesan makanan, G.N [Ji Eun / baca: jii~eŋ], sapaan yeoja itu, ia segera melumat habis makanannya tanpa sisa.  Siang itu setelah G.N makan siang di sebuah restoran bergaya Yunani yang terletak tak jauh dari tempat ia mendapatkan jobnya, ponsel hijaunya berdering begitu keras dan sempat membuat kegaduhan kecil. Semua penghuni restoran menoleh ke arahnya.
“Ah, Jeosonghamnidaa~” G.N menoleh dengan sedikit membungkuk sambil sesekali membenarkan rambutnya yang mulai agak-agak keluar. Takut kalau-kalau penyamarannya terbongkar.
“Ne?”
“.....”
“Eo arrachi, aku akan segera kembali”
Tit! GN mematikan ponselnya. Dia segera merapikan tasnya dan bangkit meninggalkan restoran. Sesampainya di suatu tempat dia melepaskan topi dan maskernya. Saat melewati koridor menuju lift atas, dia bertemu seorang ahjussi yang memasang ekspresi begitu aneh. GN mendekatinya dan bertanya ada apa. Ahjussi itu membenarkan tapi GN berbalik tanya tak mengerti.
“Ne?” tanya GN heran. Ahjussi itu hanya diam dengan sesekali melirik GN sinis.
“Memangnya kau dari mana saja?! Aku bilang ‘kan makan siangnya jangan jauh-jauh”
“Jeosonghamnida~ tadi aku tidak menemukan restoran di sekitar sini, lagipula jam istirahat kan masih lama,” jawab GN pelan. Rupanya Ahjussi itu mulai agak mengerti, dia melihat jam tanganya dan segera pergi sambil mengomel-ngomel yang entah apa GN tidak salah dengar.
“Seharusnya dia kuperkenalkan dengan monster itu sejak kemarin saja, kalau begini jadi merepotkanku, aissh! Aku memang Pabbo!” geurut ahjussi itu. GN menatap kepergian ahjussi itu heran.
“GN!” sapa seseorang dari belakang.
“Ah ne?” respon GN sedikit datar. Dilihatnya ternyata teman periasnya, Dae Gook.
“Kajja kita ke ruang rias, kau tampil setengah jam lagi. Kalau dirias sekarang jadi tidak membuang-buang waktu. Oi, kau kenapa?” tanya Dae Gook heran sambil melihat ke arah ahjussi itu berjalan menjauh.
“Aniya, barusan saja aku bertemu Hyun Suk-ssi, dia tampak aneh, ada apa sebenarnya?”
“Kekeke dia sangat sensitif akhir-akhir ini. sudah biarkan saja”
“Ah, arraseo. Kajja” GN menarik lengan temannya itu dan segera memasuki ruang rias.
☃☃☃

         “GN! Penampilanmu bagus sekali!” puji para crew sesaat setelah GN memasuki koridor di belakang panggung.
GN hanya tersenyum malu dan melenggang pergi menuju ruang rias. Di dalam ruang rias, didapatinya seseorang sedang tertidur dalam keadaan bermake-up. Dia seorang namja dengan rambut bercat hijau tosca dan tato bertuliskan “Yours” di bawah telinga kanannya, tepat di leher sisi kanan. GN memandangi namja itu geli. GN bingung, dia ingin membangunkan namja itu tapi ia merasa tak tega. Masalahnya, dia ingin pulang, tapi jaketnya tertindih di kursi tempat dimana namja itu tertidur.
Eotteyo?” pikirnya. Dia mencari tasnya yang ternyata juga diduduki namja itu. GN mulai cemas, dilihatnya jam menunjukkan pukul 6 sore. Mendadak GN ingat punya janji dengan salah koleganya untuk makan malam. GN semakin gelisah. Ponsel, dompet, jaket, tas, ahhh~ batinnya.
GN pun mulai berjalan mendekati namja itu. Dia mendekati namja itu dan sedikit mengangkat tubuh namja itu ke arah pundaknya hingga dada namja itu kini tepat berada di pundak GN, sedikit lagi ia meraih tasnya. “Yosh!” tas itu diraihnya. Sayangnya tangannya sudah tidak kuat lagi untuk menyangga tubuh namja yang berpangku di pundaknya. Dia segera meraih jaketnya dan menaruhnya ke meja samping tanpa menggeser langkah sedikit pun. Sesaat GN diam, GN pikir alangkah baiknya dia meminta baik-baik. Tapi rasa tidak enaknya terlalu besar, dia tak tega membangunkan orang yang sedang tidur. Rupanya dia kelelahan. GN segera meletakkan tubuh namja itu.  “Apa dia juga mengisi acara disini?” gumam GN sangat pelan.
“Ye?” suara itu mengagetkan GN hingga membuat kakinya gemetaran dan langsung menjatuhkan namja itu ke kursi hingga tubuhnya sendiri terhuyung jatuh ke arah depan. Namja itu segera menangkapnya.
“Kau?! Kalau sudah bangun sejak tadi bilang dong! Menyusahkan!” GN  berdiri belingsatan karena kaget. Bahkan suara GN melengking dan membuat telinga namja merasa penuh. Namja itu mengusap-usap kedua telinganya.
“Yak! Apa maksudmu? Kau mau apa? Kenapa kau menggendongku? Mau mencuri apa ha?” namja itu memeriksa kantong di celanya dan melihat ke arah belakang kursi, tidak ada apa-apa. “Atau jangan-jangan kau...”
“Hey! Pabbo!” GN menginjak keras sepatu namja itu. “Apa kau tidak ada tempat lain untuk tidur? Kenapa kau meniduri tas dan jaketku? Aissh aku jadi terlambat gara-gara kau! Ah minggir!” GN menyingkirkan kursi namja itu menjauh dan segera mengambil jaketnya. “Aigoo pukul setengah 7, ji gak-ii daaaa~~~!  apa yang harus aku lakukaaannn?”
GN segera pergi dengan wajah ketakutan dan menutup pintu ruang rias begitu keras. Sementara namja itu terdiam di kursinya bingung melihat tingkah GN.
“Tidak ada minta maaf dan langsung pergi, yeoja macam apa itu?” gerutunya.
[[[
“Ah mianhae aku terlambat ya?” sapa GN ramah dengan memasang wajah tak bersalah. Dia segera duduk di salah satu kursi kosong.
“Kau darimana saja?”
“Iya, kau terlambat satu jam, GN!”
“Kau dapat job dimana sih? Jauh ya? Kok sampai terlambat?”
“Ah, chingudeul, mianhae... hehe aku ada sedikit urusan tadi,” celos GN tak bersalah. Temannya hanya mengangguk memaklumi dan segera kembali menyantap makan malam.
“Yoon Ji-ya, bagaimana kalau habis makan malam kita berkaraoke?” tanya salah seorang teman GN.
“Ah, ide bagus! Nanti kita berkaraoke bersama dan mengambil foto ya? Untuk kenang-kenangan sebelum aku menikah dengan Chun Jae Wook,” timpal teman lainnya dengan nada yang bagi GN terdengar begitu mengerikan. GN mengernyitkan keningnya. Teman-temannya tertawa dan membully calon istri Jae Wook tersebut.
“Iya, itu ide bagus! Kita semua sudah 25 keatas, masa iya belum menikah?” timpal seorang lainnya. GN menatap temannya seirus.
“Apa-apan ini?” batin GN kesal.
“Ya, GN-ah, bagaimana denganmu? Kau belum menemukan namjachingu?” tanya Yoon Ji Park. GN tertegun dan segera mengeles.
“Hahaha a-aku tidak ada waktu...”
“Hah iya kau sekarang jadi wanita karir, punya suara bagus menawan wajah cantik pantas saja kebanjiran job, hahaha kalu aku jadi kau, tentu tidak susah mencari pasangan hidup”
“Hahaha benar juga ya, segeralah mencari pendamping, GN”
“Kekeke ne, algetseumnidaaaaa~” balas GN dengan nada sedikit humor. Mereka saling tertawa dan akhirnya bercanda. Tak terasa hampir dua jam mereka disana. Mereka segera bangkit dan pergi meninggalkan restoran. Mereka menaiki mobil dan meluncur ke tempat karaoke.
♫♫♫
“Ji Young hyung!” teriak seseorang. GD menoleh dan tertawa lebar. “Seung Ri-ya!”
“Penampilanmu keren sekali! bolehkah aku minta traktir?” goda Seungri.
“Traktir apa?” tanya GD heran.
“Aku dengar kau mau meluncurkan album, dan sekarang dalam masa penggarapan, bukan begitu?” tanya Seung Ri.
“Telingamu canggih sekali hahaha anio~ aku masih membicarakan konsep saja dengan tuan Hyun Suk, belum dapat respon”
“Kata siapa? Gosip itu sudah menyebar, Hyung... Tuan Hyun Suk juga sudah membuatkan proposal untuk pihak sponsor?”
“Mwo? Geuraeyo?” tanya GD sambil membelalakkan matanya. Seungri menepuk pundak GD dengan keras. Seungri langsung berlari-lari kecil menjauhi GD.
“Pokoknya aku minta traktir, OK? Hahaha jangan lupa bawa kekasihmu!” teriak Seungri. GD menatapnya heran.
“Kau mau kemana?” teriak GD.
“Ke tempat karaoke!”
 “Aku ikuuut!” GD segera berlari dengan cepat menyusul Seungri yang sudah lebih dulu masuk mobil. Mobil berlaju cepat membelah kota Seoul yang padat mobil dalam dunia malam. GD tersenyum bahagia dan bercanda bersama Seung Ri, sahabatnya.
Sesampainya di tempat parkir dan menutup pintu mobil, GD langsung berjalan memimpin Seungri. Seungri mengikutinya dari belakang dan sesekali bercanda. Sampai di lift, GD dan Seungri segera masuk. Sampai di lantai tiga, lift terbuka.
Tiiing! GD melangkah keluar dengan percaya diri namun dia tidak menyadari kedatangan seseorang dari arah kanan. Seseorang itu menabrak GD. GD tampak kesal dan ingin memarahi orang itu.
Kau?!” GD diam dan menatap mata orang itu tajam.
“Hah, kau lagi!” dengus GN. Ternyata mereka bertemu lagi. GN menatap GD kesal, sebaliknya GD menatap GN geli. “Yeoja apa ini?” gerutu GD. GN hanya berbisik kasar dan mengumpat namja itu dengan kesal. Seungri melihat kejadian itu dan segera mendekati hyungnya.
“Hyung ada apa?” tanya Seungri.
“Anio, gwaenchana~ kajja kita pergi!” GD dan Seungri berjalan pergi menjauhi yeoja itu tanpa membalas sedikit pun permintaan maafnya.
“Yak! Apa kau tuli ha? Aku bilang, mianhamnida? Hey!” GN berteriak sekuat tenaga namun hasilnya tetap saja gagal. GD melengos pergi tak menghiraukan.
GN yang kesal dan sedikit kecewa akhirnya memutuskan kembali bersama teman-temannya. Saat memasuki ruang karaoke, teman-temannya tampak begitu bahagia. Mereka tertawa, bercanda, bernyanyi, berfoto bahkan sesekali mereka yang membawa tab langsung mengupload foto mereka ke blog pribadi dan media sosial lainnya.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Mereka melewati separuh larut malam itu dengan banyak celotehan. Waktu menunjukkan pukul setengah dua pagi. GN dan temannya pulang ke rumah masing-masing, sementara GN kembali ke dorm. Sesampainya di dorm, GN meletakkan tasnya dan segera masuk kamar mandi untuk mencuci muka. Selepas itu, ia pergi tidur.
Krriiiiinngggg~!!!!! Alarm sebuah jam weker berbunyi. Baru saja tidur, pikir GN. Dia segera bangkit dan melihat ke arah luar jendela. Hari itu terlalu indah, salju turun menemani pagi GN yang mulai memberikan hawa pundi-pundi uang. Tiba-tiba ponsel GN berbunyi.
“Ne? Yeoboseyo?”
“.....”
“Sekarang?”
“.....”
“Aissh, aku baru saja bangun? Ye, algetseumnida~”
 “......”
“Nde” GN menutup ponselnya dan melihat ke arah jam weker. Pukul 8 pagi, tapi melihat jalanan yang mulai ramai GN bergidik tak percaya.
“Jangan-jangan ini masih sore,” gumamnya. GN masuk kamar mandi, dia segera mandi, gosok gigi serta mengganti pakaian. Tak lupa GN merapikan tasnya. Mengambil kunci dorm, dan keluar menuju lantai dasar. GN menaiki mobil menuju sebuah kantor agensi yang terletak tak  jauh dari dorm diamana ia tinggal.
“Silyehamnida, Hyun-ssi?” sapa  GN dari balik pintu.
“Ah, haseo~~” tuan Yang Hyun Suk mempersilahkan GN masuk dan duduk.
“Apa kau mau kopi? Teh?”
“Aniya, aku air putih saja,” pinta GN lembut sambil tersenyum ramah.
“Eo, bagaimana dengan acara kemarin? Kudengar penampilanmu sangat sukses?” tanya tuan Hyun Suk membuka topik. GN mengangguk mengiyakan. GN mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan memberikannya pada tuan Hyun Suk.
“Apa ini?”
“Oh, hanya sebagai ucapan terimakasih karena acara sukses. Bukan sebagai sogokan, aku hanya merasa sangat berterimakasih itu saja,” jelas GN.
“Ini kue!” pekik tuan Hyun Suk. “Bagaimana kau bisa tahu aku suka kue beras?”
“hah, siapa yang tidak tahu. Tuan sangat terkenal, aku tentu saja tahu. Aku punya banyak agen rahasia,” canda GN dengan sedikit tertawa. Tuan Hyun Suk pun ikut tertawa geli. Mereka diam sejenak dan langsung menuju topik serius.
“Oiya, ada apa tuan menelponku pagi-pagi sekali?”
“Oi, itu... ah! Chamkaman...” tuan Hyun Suk segera merogoh saku celananya dan mengambil ponsel android miliknya. Dia menelpon seseorang untuk segera datang.
“Ppali!”
“.....”
“Ne!”
GN menatap tuan Hyun Suk heran, tatapannya mengisyaratkan seperti siapa dia, dan ada apa. Tapi  tuan Hyun segera memalingkan wajahnya.
“Di acara kemarin kudengar banyak artis top, bukan begitu?” tanya tuan Hyun mencairkan suasana. Tuan Hyun Suk menyeruput kopinya dan duduk berhadapan dengan GN.
“Ah, nde. Aku kebagian sesi III jadi paling akhir. Aku belum sempat bertemu pengisi acara lainnya, mungkin mereka sudah pulang”
“Aaaa geuraeyo? Errrr~ kalau begitu apa kau tahu siapa saja mereka?”
“Aniya, aku belum mengenal mereka sama sekali. aku juga tidak tahu siapa saja pengisi acara disana,” respon GN terbata-bata.
“Oh, Geurumyeon ... aku akan memberimu daftar pengisi acara kemarin,” timpal tuan Hyun Suk. Tuan Yang segera berdiri dan berjalan ke sisi kiri. Dia mencari-cari file disela-sela banyak file yang tertumpuk di atas rak.
“Ah ini dia!” tuan Yang menyerahkan file itu pada GN.
“Untuk apa?” tanya GN heran. Karena bagi GN itu sungguh aneh, apakah begitu penting baginya mengetahui mereka. GN yang kikuk segera menerima file itu dan membukanya perlahan. GN melihat ada banyak nama namja disana, dia jadi ingat peristiwa di ruang rias. Pasti nama namja itu ada disini.
“Silyehamnida~” sapa seorang namja setelah pintu ruang tuan Yang Hyun Suk terbuka. Namja itu segera masuk da terkejut saat melihat GN. GN yang sedang serius membaca file tersebut ikut terbawa suasana dan segera menoleh ke arah siapa dia.
“K-Kau?!” ucap mereka bersamaan. Tuan Hyun Suk memandang mereka berdua heran.
“Apakah kalian sudah saliang mengenal?”
Tidak ada jawaban. Mereka hanya saling tatap. Untuk menghangatkan suasana, tuan Yang segera mempersilahkan namja itu duduk dan memperkenalkannya pada GN.
“GN, ini GD. Dan GD, ini GN. Kalian akan bekerjasama dalam sebuah proyek. Jadi, bekerjalah dengan kooperatif,” jelas tuan Yang mantap. GN dan GD saling membungkuk untuk memberi hormat. Kemudian GN memandangi tuan Yang heran
“Jadi, inikah tujuan Anda memanggilku kemari?”
Tuan Hyun Suk memandangi GD sambil tersenyum. Lalu menoleh ke arah GN serius.
“Ne? Apa salah? Kau bilang kau mau debutmu sukses, untuk itu aku ingin membuat proyek mini album yang di dalamnya ada sebuah lagu dimana kalian akan berduet. Oh bukan satu, mungkin tiga! Hah, sebenarnya aku ingin memperkenalkan GD padamu kemarin, tapi gara-gara jam makan siang yang mepet, jadi ya... hah!” jelas tuan Hyun Suk bangga sambil menyerahkan sebuah proposal.
“Aku akan membujuk pihak sponsor untuk membantu kalian, jadi tenang saja” tuan Hyun Suk terseyum senang ke arah GN dan GD. GD menoleh ke arah GN, lalu tersenyum mencela.
“Mwoooo?” tanya GN kesal.
“Kenapa aku harus bekerjasama dengan yeoja tak sopan santun ini?” celos GD. Tuan Yang menatap GD heran.
“Ye?” tanya GN tak kalah kesal.
“Aissh, nde! Nde! Kuharap mini album kita bisa sukses di pasaran,” kata GD tiba-tiba.
“Ah, maksudku apa maksudmu yeoja tidak sopan?!”
“Kau ini!” cibir GN. Tuan Yang semakin penasaran. Tapi saat melihat proposal itu, tuan Yang langsung berubah pikiran dan berhenti memikirkan masalah mereka.
“Ah, aku tidak peduli dengan apa yang sudah terjadi diantara kalian. Yeoja sopan atau tidak, kalian tetap harus bekerjasama. Kita harus bisa merambah dunia internasional dan memasuki chart box Jepang kalau bisa sampai Amerika dan Eropa, arraseo?”
GD dan GN mengangguk pelan. Sesaat mereka saling tatap. GN segera pamit undur diri dan memberi hormat pada tuan Yang Hyun Suk. Sementara GD mendengus kesal sambil berjalan menuju mobil.
☆☆☆
“Hari ini aku sungguh sial!” umpat GD sambil menendang keras pintu kamar dormnya. Seungri, sahabatnya yang kebetulan berada di dalam bersama kawan-kawan GD lainnya terperangah akan sikap GD yang tiba-tiba membanting pintu tidak jelas.
“Hyung? Waegeuraeyo?” sapa Seungri mendekati GD. GD tak mendengarkan malah langsung tidur tengkurap di sofa. Taeyang yang sedari tadi bermain game bersama TOP terusik dan langsung mem-pause gamenya. Seungri segera ke dapur dan mengambil sebotol air mineral.
“Yak! Ayo lanjutkan gamenya!” teriak TOP sambil menjejalkan segepok snack ke dalam mulutnya.
“Ssst! Kemarilah~” ucap Taeyang sambil duduk disamping GD. GD mengeluh dan menghentak-hentakkan kakinya di sofa.
“Biar kutebak, seorang yeoja kan?” telisik Seungri. TOP dan Taeyang memandangi heran. “Yeoja?” gumam Taeyang serius.
“Yeoja yang di depan lift itu?” tanya Seungri. GD mengangkat wajahnya sebentar lalu kembali tengkurap hingga seluruh wajahnya tenggelam dalam sofa. Dia menghentak-hentakkan kakinya di sofa untuk yang kesekian kalinya. Akhirnya dia bangun dan meminum air mineral yang dibawa Seungri.
“Dasar yeoja gila! Tidak sopan! Tidak tahu kata “maaf”! cegiral!” bentak GD kesal.
“Hahaha apa aku bilang, yeoja di depan lift itu kan?” Seungri membenarkan.
GD memandangi Seungri nanar dan langsung tiduran sambil merentangkan kedua tangannya di sofa.
“Yeoja? Nuguseyo?” tanya Taeyang heran sambil melotot ke arah Seungri. Seungri pun cengar-cengir kegirangan saat menceritakan kejadian di lift itu.
“Aisssh tidak seperti yang kau kira, dia itu yeoja tidak sopan! Ingat saat aku tampil untuk acara XBS tv itu? Saat itu acara sudah menginjak paling akhir, aku menunggu tuan Yang Hyun Suk datang. Dia bilang mau memperkenalkanku pada rekan kerja baru. Berhubung lama, aku jadi ketiduran di ruang rias”
“Lalu?” kata TOP memotong ucapan GD. GD segera melanjutkan kalimatnya.
“Diam dulu... Tiba-tiba aku merasa seperti ada yang menggendongku, aku berada tepat di pundaknya. Heran, yeoja itu kuat sekali! aku dengar di bergumam “Apa dia juga mengisi acara disini” jelas aku kaget, aku tanya ‘apa’ dia malah membanting tubuhku ke kursi, menginjak kakiku, aku tanya ‘kau mau apa’, dia malah marah-marah dan memakiku. Kupikir dia mau mencuri, ternyata dia marah gara-gara tas dan jaketnya aku duduki gara-gara tertidur. Lagian siapa suruh menaruh tas di kursi begitu, memang manajernya kemana? Hah! Bukannya minta maaf dia malah marah dan ngomel-ngomel. Apa itu? Yeoja tidak sopan kan?” jelas GD panjang lebar.
Taeyang, Seungri dan TOP tertawa cekikikan sampai memegangi perutnya. Rasanya mereka puas sekali.
“Mwoooo?!!” tanya GD kesal.
“Hanya itu?! Hah hyung begitu saja kau kesal, lalu yang di lift itu?” tanya Seungri.
“Ah itu! Aku mau ke karaoke family bar eh waktu keluar lift, dia malah menabrakku! Mwo? Waeyo aku bertemu yeoja itu lagi! Akhirnya aku langsung pergi, aku dengar dia teriak “Mianhae” ah entahlah aku tak peduli, aku langsung pergi saja!”
“Nde, kalian tahu? hyung kelihatan begitu kesal sekali! Hahaha padahal kalau aku lihat yeoja itu manis, yah sekelas Dara-ssi dan So Hee-ssi!” timpal Seungri menggoda. Seungri terkekeh. GD memelototi Seungri tapi Seungri malah tertawa puas.
“Manis apanya?!” seru GD kaget. “Kalau saja kalian tadi ikut aku ke ruang tuan Yang kalian pasti tertawa melihat penampilanya yang tabrakan!”
“Ruang siapa?” tanya Seungri kaget.
“Tuan Yang?” lanjut taeyang.
“barusan???!!! Apa kau bertemu yeoja itu barusan? Dengan tuan Yang?” tanya TOP serius. GD tampak sangat kesal.
“HAAAAAH! HARI INI KACAAAAUUUU!” teriak GD. Dia berdiri dan langsung melepas jaketnya. Melempar sepatu dan jaketnya ke atas kasur dan langsung pergi ke kamar mandi sambil bersiul-siul.
“Katanya kacau tapi malah bersiul-siul. Apakah orang kesal seperti itu ekspresinya?” gerutu Taeyang pada Seungri dan TOP. TOP mengangguk membenarkan sementara Seungri hanya diam memikirkan maksud kalimat GD.
Di ruang tuan Yang dengan yeoja itu? Ada apa? Mereka mau apa?
♪♪♪♪♪♪
         Huh, kenapa aku harus bekerjasama dengan yeoja tak sopan santun ini? pikir GN kesal. Kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam otaknya. GN sesekali meremas ujung jaketnya karena kesal.
         “Siapa yang tidak sopan sebenarnya? Dasar nappeun namja!” gerutu GN kesal dan ia segera keluar dari mobilnya dengan mimik pedas. GN membuka kamar dormnya dan segera merebahkan dirinya ke kasur. Membuka laptop dan mengecek email. Selepas itu dia tertidur kelelahan dengan laptop yang masih menyala.
ㅇㅇㅇ
                   Setelah melalui rapat direksi yang begitu rumit dan panjang di akhir weekend GD dan GN yang menyebalkan, bahkan sempat pula menghancurkan acara perayaan ultah GN dengan sang Manajer baru di dorm, kini GN benar-benar disibukkan dengan rutinitas latihan untuk mini albumnya bersama GD. Begitu pula GD, dia amat sangat sibuk. Mengingat betapa weekend itu begitu berarti bagi ulang tahun GN, sang manajer pun merasa bersalah. Tapi mau bagaimana lagi, tuntutan album baru yang harus selesai dalam satu bulan itulah yang memaksa tuan Yang dan crew bekerja giat. Bahkan sampai impor  koregrafer langsung didikan Michael Jackson.
         “Hah, sudah berduet denganku, sekarang latihan bersama. Kau pasti merasa sangat beruntung dan akan menyebarkannya pada teman-temanmu!” cibir GD saat mengambil sebotol air mineral dari tas ranselnya yang tergeletak malas di depan kaca ruang koreo. GN memelototi GD sinis dan langsung menaruh handuk merah yang dipakainya mengelapi keringat selama latihan koreo.
         “Kau pikir aku senang?!”
         “heh! Dasar yeoja tidak sopan...” gerutu GD. GN mendengarnya dan langsung berdiri di depan GD dengan angkuh.
         “Kau bilang apa? Yeoja tidak sopan? Apa yang tidak sopan? Aku selalu menaati negara, membayar pajak, tidak mabuk saat menyetir, bahkan aku juga cukup sopan berpakaian saat ini walau sedang latihan koreo. Oh, apa gara-gara di ruang rias itu?”
         GD memandangi GN gemas seolah ingin menerkamnya. GN langsung berjalan menjauh untuk ke kamar mandi, entah langkahnya lagnsung terhenti dan balik lagi ke arah GD.
         “Asal kau tahu saja, aku tidak enak membangunkanmu saat itu. Kau tertidur begitu pulas, sementara aku cemas karena ada janji dengan temanku. Kau malah tidur diatas tas dan jaketku. Kau sudah bangun tapi kau tidak bilang! Menyusahkan!”
         “Kau bahkan tidak minta maaf, memaki dan menginjak kakiku. Itukah yeoja yang sopan? Kau benar-benar tidak sopan!” teriak GD memotong pertanyaan GN sekilas. GN melanjutkan kalimatnya dan langsung berlari ke kamar mandi. GD memandangi yeoja itu heran. Entah karena merasa bersalah atau merasa kasihan.
         Terlambat gara-gara aku? Terburu-buru gara-gara aku? Apa salahku? Dan apa? Sudah minta maaf? Eonje? pikir GD gelisah.
♪♪♪♪♪♪
         GD terlihat memasuki lift menuju lantai atas. Sesaat setelah lift terbuka, tampak seseorang berjalan ke arah ruang Yang dengan menoleh ke kanan dan kiri, seolah takut seseorang mengikutinya. Melihatnya tuan itu, GD mengikutinya sambil memasang wajah penasaran. Sesampainya di pintu ruang tuan Yang, GD menguping suatu percakapan.
         “ne, hahaha gamsahamnida~ eo ne aku sedang merencanakan sebuah proyek album baru”
         “Apa itu untuk mengalahkan album dari agensi XX yang dulu pernah menolak GN?”
         “Ne, aku merasa sangat kasihan padanya. GN dengan kemampuan rap dan menyanyi yang begitu standar, lalu agensi sekeren mereka menolak GN. GN begitu frustasi. GN bilang dia harap dia diterima agensiku. Dia ingin menunjukkan pada agensi XX kalau agensi XX telah salah mengambil pilihan terhadap GN”
         “Geuraeyo?”
         “Hmmm”
         “Oh, geurumyon... Aku akan membantu, dengan senang hati dan dengan janjimu itu tentunya. Kita akan bekerjasama dengan baik dalam hal ini”
         “Nde, tentu saja. Aku akan membuat pasar Jepang laris dengan mini album GD dan GN. Bukankah mereka terdengar serasi? GD & GN? Bukan begitu? Hahahaha aku puas sekali kalau bisa mengalahkan agensi XX. Kau tahu sendiri kan kalau XX itu agensi yang paling tidak disukai GD juga? Agensi yang juga membuatku jengkel!” jelas tuan Yang. Kedengarannya kedua pebisnis hebat itu saling tertawa dan bercanda puas.
         “Mari kita minum! Merayakan kerjasama kita yang baik untuk menggebrak musik Jepang dan mengalahkan album dari bawahan agensi XX”
         “Kajja kita minum ke tempat biasa”
         Entah apa yang di dengar GD, benar atau tidak. GD mendengus dan segera melangkah keluar kantor agensi. Dia mengendarai mobil begitu cepat menuju suatu tempat. Di tengah perjalanan dia memasang headsetnya dan menelpon seseorang.
         “Eodi e kayo?”
         Di lain tempat GN yang sedang menikmati suasana senja sambil memberi makan merpati di jalan tiba-tiba ponselnya bunyi. GN mengangkat ponselnya.
         “Yeoboseyo?”
         “.......”
         “Kau lagi? Kau tahu nomor ponselku dari siapa eo? Kau mau apa lagi? Menyakitiku? Aku kan sudah bilang minta maaf, harus kata maaf yang keberapa agar kau mengerti arti maaf?”
         “......”
         “Ah, ani! Aku tidak akan...”
         “Oh ternyata disini kau rupanya...” suara itu mengagetkan GN. GN segera menutup ponselnya dan memasukkannya ke dalam tas.
         “K-kau mau apa?” tanya GN ketakutan.
         “A-aku hanya... aku hanya mau minta maaf,” respon GD gelagapan.
         “Ye?” GN heran, namja sekeras kepala dia mana mungkin bisa minta maaf. Pasti ada apa-apanya.
         “Wae? Kau tak percaya?” tanya GD membuyarkan pikiran buruk GN.
         “N-Ne, tentu! Namja buruk sepertimu... mana bisa mi-mint...” tiba-tiba GD melangkah mendekati GN dan tubuh GN menempel pada dinding yang bereliefkan tubuh dan wajah cupit [malaikat cinta] yang saling mendekap sebuah bunga raksasa di tangan mereka. GN semakin resah karena tangan GD yang mulai menekan tembok tepat di sisi kiri telinganya. Jelas sekali tatto bertuliskan “Yours” itu sekarang...
         “K-kau mau apa?”
         “Apakah minta maaf itu sulit?” tanya GD sambil nyegir kekanakan yang membuat GN mendengus kesal.
         “Kau menggelikan! Ditanya mau apa malah...”
         “Pantas saja agensi XX tidak menerimamu! Pabbo! Aku sudah bilang kan, aku mau minta maaf,” GN terbungkam dan langsung menatap mata GD. Mereka berdua terenyuh sehingga bermenit-menit berlalu. Akhirnya mereka tersadar. GD segera melepaskan tangannya dan duduk di bangku tepat di samping mereka berdiri. Dari sisi mereka tampak sebuah air mancur menghiasi taman dan suara gemericiknya memeriahkan suasana pertemuan mereka.
         “Bagaimana kau bisa tahu kalau aku pernah gagal audisi agensi XX?”
         “Aku menguping pembicaraan tuan Yang dengan seseorang. Kurasa kau dijadikan alat main dadu untuk agensi kami”
         “Nde?!” pekik GN kaget. “Apa maksudmu?”
         “Hah aku juga tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Tapi ini sulit,” jawab GD kebingungan. GD memutar-mutar ponselnya dan segera memasukkannya ke dalam saku celana.
         “Kajja! Ikut aku!” GD menarik lengan GN dan memasui mobil GD dengan cepat.
         “Ya! Kau mau membawaku kemana?????” tanya GN. Tapi GD tak memerhatikan GN sama sekali. GD tetap fokus menyetir. Entah kemana mereka akan pergi.
         “Mianhamnida~ aku sudah mengata-ngatai mu “Yeoja tidak sopan” aku... aku hanya emosi... k-karena kau mengangkat tubuhku seperti itu, langsung pergi tidak minta maaf, hah saat di lift sebenarnya aku sedikit mendengar kau teriak minta maaf tapi aku...” ucap GD tiba-tiba.
         “Maaf?” tanya GN heran.
         “Hmm? Apa salah? Bukankah aku namja yang hebat?” tanya GD percaya diri.
         “Oh nde, kau memang hebat! Kau GD bukan, punya kekuasaan, punya segalanya, jadi semua terasa mudah bagimu”
         “Anio~ maksudku... bukankah namja yang hebat itu mau mengakui kesalahannya walau hal kecil sekalipun?” GD menoleh ke arah GN. GN tak bergeming sesaat. Tapi tiba-tiba ia terkekeh.
         “Kau GD? GD yang di televisi itu? Ternyata GD yang saat ini duduk di sampingku jauh lebih narsis dari yang aku kira”
         “Mwo???!!! Ya! aku sudah berbaik-baik padamu kau malah begini?” gerutu GD kesal.
         “Jadi kau mengajakku naik mobilmu Cuma untuk mendengar kata maafmu dan kalimat narsismu? Kekanakan sekali!” cibir GN. GD langsung menghentikan mobilnya dan menatap GN garang.
         “Wae?” tanya GN.
         “Kau ini?! aku sudah minta maaf dengan baik-baik, paling tidak hargailah! Aku mengajakmu naik mobilku untuk minta maaf karena tadi banyak orang... aku t-tidak mau....”
         “Kau takut reputasimu turun? Takut kedengaran paparazzi?” tanya GN menyelidik. GD tampak kalut seketika.
         “Benar-benar kekanakan! Aku sudah memaafkanmu, sekarang aku mau turun dan pulang! Terimakasih atas tumpangannya!”
         BULB! Pintu mobil GD tertutup keras seiring dengan berlalunya GN. GD hanya bisa memangdangi GN kecewa sekaligus heran. Tetap saja dia yeoja yang tidak sopan, gerutu GD.
[[[
*Backsound: (Bigbang) – Blue
         Ting! Pintu lift pun terbuka. GN melangkah keluar lift dengan mantap sambil menenteng segepok baju dan barang-barangnya. Ia berjalan menyusuri lorong apartemen dan sampai pada sebuah dorm baru. Dia akan tinggal di dorm baru selama menjadi bawahan agensi tuan Yang. GN membuka tas kecilnya dan merogoh kunci. Di masukkannya kunci dan kata sandi itu. Pintu dorm terbuka.
         “GN?” sapa seorang namja. GN segera membalikkan tubuhnya. Didapatinya GD dengan setelan piyama melekat di tubuhnya. GN memandangi GD heran.
         “GD? Kau...? sedang apa kau disini?” tanya GN.
         “Seharusnya aku yang bertanya begitu! Kau sedang apa di dorm agensi kami?” tanya GD menyelidik.
         “Hyung kenapa kulkasmu kosong begitu, aku haus tahu! ey? Nugu?” tanya seorang namja yang tiba-tiba muncul di belakang GD.
         “Oh! Yeoja di lift itu!” pekik Seungri. Ya, namja itu adalah Seungri.
         “Nugu?” tanya GN terperangah kaget.
         “Haaaaa! Noona benar-benar lupa ya? Aku dan hyungku saat itu naik lift, saat pintu lift terbuka, kau menabrak hyungku!” jelas Seungri. GD hanya tersenyum menang dan langsung membalikkan tubuhnya.
         “Kenapa kalian ada disini?” tanya GN polos.
         “ha? Noona rupanya kau trainee baru agensi kami, bukan begitu? Ya! Ini adalah rumah agensi kami. hyungku tinggal di dorm ini, aku tinggal di drom sana. Masing-masing member punya dromnya sendiri disini... kalau noona? Kenapa noona baru tinggal disini?” tanya Seungri tak kalah polos dan herannya. GN hanya mendengus kesal.
         “Selamat datang di dorm agensi terkaya di dunia... GN?” ucap GD dan langsung melengos pergi ke dalam dorm yang letaknya jelas berhadapan dengan dorm GN.
         “Ye?! Jadi aku satu ..... andwae!!!!!” pekik GN kesal. GN segera masuk dormnya dan membanting keras pintu dorm.
         Kenapa harus GD lagiiiii????? Batin GN kesal.
         Seungri hanya memandangi kejadian itu dengan terbengong heran.
        “Mereka berdua kenapa?”
ㅇㅇㅇ
         Di tengah malam selarut itu entah kenapa GD belum bisa memejamkan matanya. Entah apa yang jadi pikirannya malam itu. Ia hanya bisa berguling-guling di kasurnya. Ia bangun dan pergi ke dapur untuk minum, memasak ramen dan mencoba membangunkan Seungri melalui telpon.
         “Sudahlah hyung, tidur saja~ kau hanya kecapekan. Mungkin insom?”
         “Heh! Pabbo! kalau capek pasti ketiduran, kenapa ini terbalik?”
         “Hyung yang pabbo! aku masih ngantuk~ ah sudah sudah, aku tutup telponnya. Jaljayo~”
         Klek! Seungri menutup ponselnya tanpa rasa hormat sedikitpun pada GD. GD merasa kesal dan langsung melemparkan ponselnya ke sofa.
         “Ada apa denganku hari ini eo? Waeyo?!” bentaknya pada diri sendiri. GD membuang pandangannya pada sisi pintu. Tiba-tiba sekelebat bayangan GN datang ke pikirannya.
         “Apa dia sudah tidur?” batinnya menyelidik. GD tak habis pikir. Ia tak tahu apa yang diinginkan hatinya. Tapi ia segera beranjak bangkit dan keluar dorm. Tepat di depan pintu, ia tidak beranjak kemana pun. Kedua matanya mengarah ke pintu dorm GN. Dengan pelan tapi pasti ia berjalan mengendap-endap hingga sampai tepat di depan pintu dorm GN. Badannya sedikit membungkuk dan mengarahkan pandangannya ke dalam dorm GN melalui celah pintu dorm. Apa yang dia lihat sungguh luar biasa.
         “Di-dia yeoja yang sungguh keren~” batin GD. GD hanya bisa mengintip dengan takjub.
         GD benar-benar berdecak kagum atas penampilan dorm GN. Tatanan ruangan yang begitu keren. Dengan gaya ke-Eropa-an dipadu dengan sentuhan Yunani-Korea, telepon tua gaya Britania, gorden emas di padu tirai putih menjuntai melukis indahnya dorm yeoja yang baginya menyebalkan itu. Tidak lupa sepasang lukisan yang menggambarkan dua pasang sejoli yang tengah bercumbu lengkap dengan ukiran kaligrafi Eropa terpasang di sudut ruangan. Bahkan beberapa pigura yang memerkan foto diri GN juga ikut terpajang di atas meja kamar tepat di samping telepon dorm.
         “Dia punya passion style yang begitu tinggi~” gumam GD sedikit memuji.
         Ceklek! Tiba-tiba pintu dorm terbuka. GD yang begitu shock dengan keadaan mendadak itu hingga tak mampu bergerak seketika. GD masih dalam posisi membungkuknya.
         “Kau? Apa yang sedang kau lakukan?” tanya GN heran. GD segera bangkit dari posisinya dan berjalan berpaling meninggalkan GN yang melongo keheranan.
         “Ya!” panggil GN. GN segera menyusul langkah GD. GN mengejar GD dan berusaha meraih lengan GD.
         Set! GN meraih tepat sasaran. GN langsung membalikkan tubuh GD. GD menatap GN datar, GN tak mengerti dan bertanya kenapa dia ada di depan pintu dormnya. Tapi tiba-tiba GD langsung mendekatkan wajahnya dan mencium GN di tengah malam itu.
*Backsound: (Bigbang) – Tonight

[[[

Comments