Ryuuchan's No Haato~

Dear baby pinky...
Bolehkah aku menceritakan sesuatu yang memebahagiakanku hari ini? walau terselip sedikit kekesalan?
Aku yang seminggu ini berusaha menghindarinya... entah dengan sengaja, atau karena Tuhan yang tahu... ponselku yang rusak ini, ya ini mematikan chat kami selama 4 hr ini. lalu saat ia menyala, kudapati ia mengirimkan sms padaku.
Malu, sungguh. Dia mengajakku pergi, menemaninya memperbaiki laptopnya yang rusak. Awalnya aku menolak. Sungguh...
Aku berencana pergi, menghilang dr ini semua. Aku sakit, aku lelah aku lelah dengan dia yang masih membebani pikirannya dengan Elis, mbak vera, atau... Nami dan Ayu Priska. Aku juga benci melihat... saat mereka foto bersama di ennichisai itu. Aku merasa, itu adalah festival terburuk, hari itu. Apalagi malamnya, aku bertemu mss K. di gang kecil dan mengerikan itu. Menakutkan, tapi... aku ingat betul bagaimana aku dg reflek dan tak sengaja menarik tangannya berlari menjauh dr gang itu. hanya reflek yang entah apa yang aku pikirkan. aku hanya ingin lari...
Namun, aku rasa ennichisai juga bukanlah festival yang buruk untukku, keesokan harinya. Berdua, dengannya, memakan bento bersama, teasing with a person’s cute baby yang entahlah aku lupa nama ibunya dan nama baby itu, merasa seperti bahagia hari itu. Menerima balon, memakan kakigori berdua, takoyaki berdua, atau berfoto berdua... aku tampak melupakan kejadian kemarin yang membuatku sakit. Sakit... sungguh
Atau, melihatnya di lain hari. Gath... makrab.. atau bagaimana ia meninggalkanku di malam fesbudnus itu... menyakitkan , memang... tentu saja berhubungan dengan dia, dan Ayu priska itu. Sakit...
Lalu aku tak mau merasa sakit lagi, aku berusaha menjauh. Ya, tapi susah. I kept look at his profile every nite.  And it was like i was spying on him. Was that a crime? Saa na...
Lalu ponsel ini, tibatiba rusak. Aku left chat selama seminggu, meninggalkan dunia ini seminggu ke dalam dunia purbaku. Aku, mengambang... saat itu
Lalu sms itu, aku tbtb merasa sangat menyesal menolaknya. Tapi... ya, aku harus meolaknya. Atau aku, akan seperti burung dalam sangkar emas itu. Seperti apa kata kakak padaku...
“Kau itu bagaikan burung dalam sangkar emas, yang menunggu untuk disakiti, lagi dan lagi...”
Tepatkah? Wakaranai kedo... itai ne
Lalu keesokan harinya, entah Tuhan tengah mengujiku... atau, Dia memang mengerti perasaan sakitku... suddenly i can’t help my self to be a liar for my self. i... i can not...
Tbtb aku menanyakannya if he willing to accompany me to Tn abang. Hahah what a sudden thing...
tapi, dia mengiyakan
Aku... aku semakin terperosok ke dalam kebingungan teramat dalam. Sangat...
Tapi, ponsel ini... terlalu penting. Mama, travel, tiket, ayah...
Ya, ada satu lagi masalah di dalam cerita ini. ayah...
Ayah, tibatiba muncul kembali. Aku marah, pada diriku sendiri. Seminggu, ya seminggu aku memikirkan... mengapa ia kembali? Ayah, aku sakit... sakit...
Tangisku malam itu pecah seketika. Aku tak bisa menyembuyikan lagi. Ya, aku naif. Sungguh... sangat naif.
Aku... aku memang tidak sanggup menyampaikan sedihku. Aku terpuruk. Aku hanya bisa berbicara lewat puisi itu. Gadis kecil yang tak berharap untuk dewasa, ya, aku...
Lalu aku tersadar. Aku menangis, 2 hari, ah 3. Aku... aku tak ingin ayah pergi...
Aku, aku tak ingin ayah pergi...
Aku... benar kata abang, aku memang manja, ya aku manja. Sangat manja. Aku memang anak ayah. Apa-apa minta ayah. Ayah, ayah... ayah memanjakanku. Tapi... tapi karena ayah, karena mama, karena mereka berbahagia, aku berbahagia...
Ayah, ayah... mengapa ayah pergi? Aku tak bisa terima dengan perpisahan itu. Aku dalam sakitku saat itu, tak mampu mengungkapkannya... aku hanya bisa marah dan kecewa, dalam diam. Lalu aku menolak seluruh dunia, menghindarinya... menghancurkan otakku sendiri. Aku anti sosial.. atau memang karena fitnah itu? Semuanyalah alasan mengapa aku sendiri.
Tak lagi, tak lagi... aku ingin bangkit. Tapi susah.
None notice me here. Even in this college
It hurts...
Ayah.... mungkinkah akan ada yang mengerti aku seperti ayah mengerti aku?
Aku merindukan bagaimana ayah menanyakanku ‘mengapa belum makan?” atau “ayo makan!” atau “Jangan tidur malem2, PR nya dikerjain subuh saja, udah malem”
Aku menangis mengetik ini.
Atau... “mlaku-mlaku ayo...” lalu kami jalan jalan malam itu, dan aku bangga... karena aku bahagia, semakin  bahagia, melihat bintang yang cerah di malam itu... indah
Atau aku yang selalu lupa mematikan lampu tidur, atau ayah mengantarku ke kamar mandi  di tengah malam saat SMP... atau menungguiku berwudhu utk tahajud malam itu...
Mencari takjil untuk berbuka bersama... atau memasakkan makanan untuk ayah saat mamam sedang pergi. Semua, masalalu saja
Kembali lagi...
Lalu aku dengan berat hati membalas “eung, iya”
Lalu kami pun pergi ke poinsquare... entah apa yang terjadi, apa yang aku lakukan tadi... atau tatapan orang2 pada kami... aneh, aneh... aneh... aku pergi ke toilet, sedikit menangis... sedikit
Aku bingung pd diriku sendiri, sungguh...
Aku merasakan sedikit kenyamanan, saat aku menyandarkan sedikit kepalaku ke lengannya, aku terperosok lagi
When he teased me like a lil girl she has, when he was laughing at me, poked me, even when he said “sorry”
The one i regret about is... he didnt ask ‘sankyu’. But i did...
However, tonite... i got a lil happy. Sankyu ne, Ryuuchan ^-^
Aku tak tahu alasan apa yg membuatku bahagia... apa, aku tak tahu, sungguh
Seperti, bersamanya... cukup bagiku. Atau malam ini aku merasa sedikit moody saja ya? Saa na...
Tapi aku tak bisa menyangkal senyum yg ku kembangkan malam ini. senyum ini, walau sedikit tersapuh hujan sore, dan celana dan sepatu berbasah karena ini, ak-aku... masih bisa tersenyum dalam bimbang dan kesakitan hari ini. dengan berat... tabun...
Mou ichidou~ sankyu ne ^-^
It wasn’t a dream... at all. After i passed these days without cellphone, but i passed this day with i glittering smile under the cloudy night. Shiawase desu. Shiawase...



~rekuwa610

Comments